Problem
" Schat..dimana Harold?"
Suara lembut Mommy menyapa Ameera yang sedang bersiap memakai pakaiannya. Hari ini dia dan Harold akan melihat lokasi resepsi pernikahannya yang hanya tinggal menghitung hari.
" Ada apa Mom." Tanya Ameera sambil menatap wajah Mommy yang terlihat cemas.
" Ada teman Harold di depan. Kamu tunggu disini ya." Jawabnya sambil keluar kamar dan menutup pintu dengan segera.
Ada apa, batin Ameera bertanya tanya. Dia tidak menuruti permintaan Mommy. Kakinya melangkah menuju ruang tamu setelah selesai berdandan.
" Sayang..please..kembalilah padaku. Aku minta maaf atas semua kesalahanku."
Suara manja merengek itu entah suara siapa. Ameera berdiri dibalik tembok pembatas ruangan.
" Tidak Lania, apa maksudmu kembali, kita hanya berteman tidak lebih, kamu tahu aku selalu menunggu wanita tercintaku."
Itu suara Harold,jeritnya dalam hati.
" Dia sudah pergi meninggalkanmu sayang dan menikah dengan lelaki itu." Suara manja itu lagi.
" Please Harold..bukankah kita selalu bisa saling mengisi kekosongan dan aku selalu ada menemanimu ketika kau sedih karena kehilangan wanita itu." Lanjut suara manja itu lagi.
" Lania..neit..Ik zeggen nee( tidak, aku bilang tidak)....tidak Lania itu kesalahan, aku bilang tidak bisa membalas cintamu."
" Lalu kau akan terus menunggunya. Menunggu seseorang yang sudah melupakanmu."
Suara manja itu meninggi. Ameera sudah mulai kesal. Dia melangkah memasuki ruang tamu dengan wajah angkuh.
" Dia tidak perlu lagi menunggu, aku sudah kembali dan kami akan menikah empat hari lagi, yang dia tunggu bayi yang sedang kukandung."
Ameera duduk diantara Harold dan Lania, yang terpaksa wanita itu bergeser. Tentu saja Lania terperanjat kaget, tangannya menutup mulutnya yang terbuka.
" Kau keberatan jika kuminta untuk tidak mengganggu calon suamiku dan calon ayah dari bayi yang kukandung?"
" Ya..aku rasa kau tidak akan keberatan. Terima kasih atas perhatianmu pada kekasihku. Maaf aku rasa kami harus pergi untuk melihat lokasi untuk resepsi kami."
Tanpa menunggu jawaban dari Lania, Ameera menarik tangan Harold menuju garasi. Harold yang takjub dengan perilaku Ameera tersenyum sumringah. Cepat dia membukakan pintu mobil untuk wanita dengan wajah cemberut itu, lalu mengelilingi mobil dengan berlari kecil dan duduk santai di depan kemudi. Perlahan dia menjalankan mobil masih dengan mulut mengumbar senyum.
" Berhenti tersenyum seperti itu. Aku jijik melihatnya."
Suara ketus Ameera membuat Harold menatapnya. Bukannya berhenti, Harold malahan tersenyum lebih lebar. Lalu tergelak.
" Tadi bawaan bayi ya lieve..ngeri liat bumil marah gitu."
Harold tertawa lagi. Ameera mengerucutkan mulutnya. Harold merengkuh pundaknya dengan tangan kirinya, sementara matanya tetap fokus memperhatikan jalan.
" Ik ben dol op zie je jaloers.( aku senang melihat kamu cemburu) " Harold terkekeh. Ameera masih cemberut.
" Aku tidak cemburu."
" Yea..kau tidak cemburu lieve..tidak cemburu.." Harold seolah mengejek. Ameera menyeringai.
" Yea..Ik ben jaloers....puas.."
Harold tertawa keras. Diciumnya pipi wanitanya yang bersemu merah itu sekilas.
" Aku senang kau cemburu lieve...berarti kau mencintaiku."
Suara Harold begitu lembut. Ameera menyandarkan kepalanya di dada Harold. Mengendus bau tubuh lelaki itu, yang belakangan ini begitu disukainya. Dia merasa tenang, ketika mencium bau tubuh Harold.
" Jangan mengendus begitu sayang.."
" Aku suka....baunya wangi... Baby juga suka..."
Suara Ameera manja, terdengar seperti rengekan. Harold begitu gemas. Dia tergelak. Ameera memberengut lucu, mulutnya mengerucut. Harold menepikan mobilnya. Segera dia menangkup wajah wanita cantik didepannya. Lalu mengecup bibirnya dengan gemas, Mengulumnya.
Aaarrggghh..Harold mengerang. Ameera tertawa. Dia begitu senang dapat menggoda Harold.
" Mau lanjut atau kita pulang lieve."
Suara Harold diliputi gairah. Ameera tergelak, dia menyurukkan wajahnya ke dada lelaki itu.
" Jangan menggodaku lieve.." suaranya parau. Ameera menarik kepalanya lalu menatap Harold. Mengecup bibirnya. Dengan mata mengerling genit.
" Kita lanjut sayang.... i'm sorry Mijn lieve, mijn liefde( sayangku, cintaku)..."
Ameera mengusap lembut pipi Harold. Lelaki itu meringis, matanya terpejam. Kemudian menghembuskan nafas.
" Nou lieve.."( baik sayangku)
Harold menjalankan kembali mobilnya dengan malas. Ameera tergelak. Harold menatap senang wanitanya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top