02. Cuma mimpi
Byuurr!!
[Name] auto melek, ada kek basah-basah gitu kena wajahnya. Maka dari itu ia langsung buru-buru bangun.
"Akhirnya sadar juga!" Pekik Emma senang.
"Loh, kak Izana mana?" Bingung [Name]. Padahal baru saja ia ketemu sama Izana, sekarang kok malah di uks.
"Hah, kok kakak gue?" Emma ikutan bingung, sebelumnya [Name] nyaris saja menghadap Sang Kuasa sebab terkena bola nyasar.
"Mbak [Name] masih pusing?" Tanya Tachibana Hinata selaku penjaga uks. Bukan berarti arwah penasaran loh ya.
"Eh Hina?! Nggak sih. Emang kenapa?"
Emma gemas, kepengen mukul kepala [Name] lagi agar gadis itu bisa kembali segar bugar.
Biar urusan tak semakin panjang, gadis itu bercerita mengenai kejadian pingsannya [Name].
Setelah bertemu Emma dan bercerita mengenai Mikey yang mengejarnya, tiba-tiba ada bola basket nyasar menghantam kepala [Name] sampai pingsan.
[Name] auto mental breakdance.
"Jadi ditembak kak Izana itu mimpi.." Gumamnya sedih.
"Untung cuma mimpi." Imbuh Emma.
"Untung aja." Tambah Hina.
Mereka berdua berhasil mendapat tatapan tajam, setajam silet dari [Name].
Hingga akhirnya ada seseorang ketuk pintu dan membuka pintu ruang uks. Oh, jamet telah tiba.
"Eh anu, kak [Name] nya udah sadar blom?" Chifuyu Matsuno datang-datang membawa berkah.
"Nah ini nih!" Emma nunjuk-nunjuk ke Chifuyu.
"Apa? Ganteng?"
Hina sama [Name] langsung muntah ditempat.
"Gantengan Draken!" Ini Emma yang nyolot soal gebetannya.
"Ini nih yang tadi nglempar bola ke [Name]." Disini Emma memanggil [Name] tanpa embel-embel mbak, kak, mbak yu, sungguh tak sopan. Berbeda dengan Hina.
Chifuyu garuk-garuk tengkuknya yang tak gatal, "Eh iya kak [Name], ga sengaja. Niatnya mau ngoper ke Takemichi eh kebablasan."
"Oh.. jadi lo ya puyu.." [Name] udah senyum-senyum creepy kek tante girang, Chifuyu cari perlindungan dengan menggunakan Emma dan Hina sebagai tameng, gila menang banyak dia cuy.
[Name] mencak-mencak ke Chifuyu, memukuli, dan menjambak rambut jamet kebanggaannya.
Eh tapi bentar, kalau bukan gara-gara Chifuyu [Name] tidak akan bisa bermimpi semanis itu bukan?
[Name] tiba-tiba berhenti dan malah menepuk pundak Chifuyu sambil bilang makasih terus pergi gitu aja.
"Eh?"
"Itu kak [Name] beneran gapapa? Apa gue nglemparnya kurang kuat?" Chifuyu bingung.
"Ye tolol!" Kesal Emma.
Beralih ke [Name] yang keluar uks dengan perasaan kecewa. Oalah, cuma mimpi.
"Eh [Name] kok di uks?" Jantung [Name] bereaksi kembali sebab munculnya Izana Kurokawa.
"K-kak Izana?"
Izana menempelkan telapak tangannya pada dahi [Name].
"[Name] sakit?"
"ASTAGA BAPAK!" Teriak batin [Name].
"Eh e-enggak kak, cuma pusing dikit aja." Jawabnya jujur.
"Jangan dipaksain kalo masih pusing, istirahat dulu aja!" Pinta Izana.
"Siap!" [Name] berpose hormat di depan Izana. Tingkahnya yang sekarang berhasil sedikit menarik lengkungan bibir Izana sedikit ke atas, iya sedikit.
"Eh jelek! Buruan babi!" Teriak bestai Izana dari kejauhan, dia Kakucho.
"Sabar babi!" Izana jadi ikutan ngomong kasar kalau urusannya sama tuh bocah, mana ngomongnya di depan [Name], gapapa udah biasa.
"Gue tinggal dulu ya!" Pamit Izana dan diangguki oleh [Name].
[Name] memandangi kepergian Izana sembari mengelus dahinya sendiri, hatinya berbunga.
"Lo kenapa dah?"
Tetiba si kribo oren datang sambil nyentil dahi [Name], diikuti oleh adik kembarnya dibelakang, si kribo biru.
"Anjing ngagetin!"
"[Name] kek nya perlu periksa deh, ayo ke uks cepat!" Si adik ndorong tubuh [Name] ke uks.
"Heh ga sopan!" [Name] nggetok kepala Souta aka si kribo biru. Getokannya nggak begitu kerasa sebab rambut tebalnya.
Souta memasang wajah marah, bukan marah beneran sebab dari lahir wajahnya memang gitu.
Berbeda dengan Nahoya sang kakak yang selalu tersenyum, disakiti aja tetep keep smile kek caesar. Auto goyang.
"Eh udah ya permisi bentar!" Pamit [Name] sembari mengelus kasar rambut kribo si kembar.
"Heh ga sopan!" Nahoya ngehempas tangan [Name] pelan.
Sang gadis cuma bisa nyengir dan ngacir pergi buat nonton Izana, ya jam istirahat kek gini Izana dan kawan-kawan main di lapangan utama. Main futsall.
[Name] duduk nonton tandingnya tim Izana lawan tim Kisaki. Memang benar mereka beda tingkatan, Izana sudah sma sedangan Kisaki masih smp, tapi jangan remehkan kejeniusan Kisaki Tetta yang bisa meramal layaknya dukun beranak.
"Wuedeh boleh juga si Kisaki." [Name] tepuk tangan lihat Kisaki yang nggiring bola mirip kek orang ngedrift mobil gitu.
Dikala bola berhasil di rebut Izana, [Name] memekik senang ia ingin berseru tapi suaranya kalah dengan teriakan para fans yang lain.
"Ck!"
"Kakak gue fans nya bejibun noh pada ngantri!" Muncul Emma sembari menunjuk deretan penggemar Izana yang tengah teriak alay alias memberi semangat hidup, ralat semangat juang termasuk [Name].
"Udah pinter, jago olahraga, jago gelud, tampang berkelas, banyak temennya, keren, motornya juga keren."
"Emang susah sih, banyak saingannya." Tambah Hina ikutan duduk disamping [Name].
"Tapi kan [Name] menang banyak, udah tetangga, kenal lama, tiap hari tahu aibnya." Hina mengangguk setuju.
"Walaupun mbak [Name] kecil, ga sexy, tapi wajahnya imut." Sahut Hina.
"Bener! [Name] ga punya keahlian apa-apa, cuma rajin gitu aja."
"Bentar-bentar, kalian ngejek gue?!"
"Ngomong kenyataan ini mah."
"Adek kelas gatau diri!" [Name] nggetok kepala mereka satu persatu.
Tapi bener sih, tidak ada yang bisa dibanggakan dari [Name] sedikit pun.
Ternyata nggapai most wanted kek Izana susah juga.
***
Selamat hari raya untuk
yang merayakan!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top