MtW 41 - One day with you
Tap votesnya dulu boleh??? 🌟
Enjoy
.
.
.
♏♏♏
Launching produk sudah lewat dari dua minggu yang lalu, namum kesibukan Mas Tama masih sama seperti sebelumnya. Quality time kami sering dihabiskan melalui sambungan telepon kadang video call disalah satu aplikasi chat, tidak banyak yang kami sampaikan selain tentang kegiatan sehari hari.
Mas Tama selalu mengingatkanku agar tidak mengambil hati atas berita yang beredar yaitu tentang kedekatannya dengan Stefy yang semakin kencang diberitakan melalui salah satu laman berita online. Selama itu juga aku menganggukkan perkataannya meskipun satu sisi tetap saja membuatku tidak nyaman. Dan diakhir sambungan telepon ia juga kembali mengingatkan status backstreet kita sudah mendekati limit enam bulan yang semakin membuatku risau dibuatnya.
Kali ini seperti biasa setelah Mas Tama menyelesaikan kegiatannya selama satu hari penuh ia menyempatkan untuk meneleponku sebelum beristirahat.
"Mas, kamu masih sibuk banget ya?" Tanyaku setelah sebelumnya kami mengobrolkan tentang kegiatan masing masing.
"Udah lumayan kok Nad, gak seperti kemarin kemarin. Kenapa?" Tanya Mas Tama.
"Kamu jangan telat makan ya, jaga kondisi" ingatku padanya.
"Iya sayang, kamu juga. Enak ternyata kalau sibuk gini ada yang mengingatkan" ujarnya yang membuat sudut bibirku menarik garis senyum.
"Kan kamu kalau kerja suka lupa waktu Mas" kataku jujur mengingat Mas Tama yang tipe workaholic.
"Kalau kumpul direksi gini pasti ada fine diningnya Nad. Meskipun gak lapar ya harus ikut makan sebagai bagian dari formalitas pekerjaan" jelasnya.
Aku mengangguk mengerti, kehidupan yang tidak jauh dari urusan pekerjaan.
Saatnya aku ingin mengatakan sebuah ide yang telah kurancang jauh jauh hari.
"Mas, aku boleh minta sesuatu gak sama kamu?" Tanyaku tiba tiba.
"Boleh, jarang jarang kamu minta nih" jawabnya bersemangat.
"Pernah kapan hari kamu bilang mau ngajakin aku liburan kan?" Kataku mencoba mengingatkannya.
"Iya, terus?" Kata mas Tama sambil mengernyitkan dahi.
"Aku pengen ngajakin kamu liburan bisa?" Tanyaku padanya.
"Serius?" Kata mas Tama sedikit tidak percaya.
Aku menggumam sambil mengangguk,
"Boleh banget. Beberapa waktu terakhir Sumba lagi happening dikalangan traveller Nad, atau kamu ada tempat lain yang ingin kamu kunjungi?" Katanya sambil memberikan opsi salah satu destinasi wisata.
"Gak perlu jauh jauh sampai keluar Jawa Mas" kataku.
"Maksud kamu?" Tanya mas Tama tidak paham.
"Ada salah satu wisata bahari yang pengen aku kunjungi, didaerah pesisir utara Jawa. Need vitamin sea" jelasku padanya.
"Iya sumba kan lebih bagus Nad, pantai sekitaran Jawa kan gitu gitu aja" katanya kurang setuju dengan permintaanku.
"Ini aku yang ngajakin kamu lho Mas, nanti aku berubah pikiran gak jadi liburan gimana?" Kataku dengan mengancam.
"Okey okey sayang. Aku ngikut kamu aja, jangan main ancam gitu dong" ujarnya kahawatir.
Aku tersenyum penuh kemenangan,
"And then? Kapan?" Tanya mas Tama.
"Weekend ini, hari minggu? Bisa?" Jawabku kemudian kembali menanyakan kesiapannya.
"Bisa" jawabnya mantap.
"Seriusan? Nanti kamu ada jadwal penting" kataku sedikit tidak percaya dengan kesibukannya beberapa waktu terakhir.
"Jadwalku sudah agak renggang Nad, kalaupun ada selama gak menyangkut meeting dengan direksi its okay, bisa reschedulle" ujarnya enteng.
"Jadi?"
"Deal, minggu besok kita jalan. Cant wait to see you sayang" jawabnya bersemangat.
***
Minggu pagi sudah disibukkan dengan menyiapkan beberapa perlengkapan yang akan kubawa selama perjalanan liburan mendadak dengan Mas Tama. Ada kotak bekal berisi sandwich dan potongan buah segar juga beberapa jenis minuman yang kusiapkan, kemudian memasukkan semua kedalam satu tas bekal.
Setelah menghabiskan waktu tiga puluh menit untuk membersihkan diri juga memakai setelan berupa atasan broken white tshirt dengan bawahan skinny jeans berwarna sky blue. Sedangkan riasanku menggunakan polesan make up natural dengan rambut diikat model ekor kuda, setelah dirasa cukup dengan membawa tas bekal juga sling bag berisi barang bawaan wajibku kemudian segera turun menuju lobi untuk menunggu jemputan Mas Tama.
Tidak lama menunggu disalah satu sudut kursi yang berada di lobi Mas Tama menghubungiku dengan mengatakan ia sudah berada didepan area Lobi. Saat aku berjalan menuju pintu utama benar saja melihatnya sidah berdiri disamping sebuah SUV land cruiser sambil tersenyum dan melambaikan tangan kepadaku.
Ia memakai baju kasual yang sudah kuberitahukan sebelumnya, sama sama menggunakan tshirt warna senada dipadankan dengan jeans yang melekat pada kaki jenjangnya.
"Hei Miss? Kenapa anda cantik sekali pagi ini?" Katanya ketika kami sudah berdiri berhadapan.
"Thank you for the compliment Mr. Tama, tapi bisa kita berangkat sekarang karena sepertinya ada mobil dibelakang sedang menunggu kita agar segera pergi" jawabku dengan nada tidak kalah formal.
"Oh, okey..."
Mas Tama membukakan pintu untukku kemudian segera memasuki pintu kemudi untuk segera bergerak meninggalkan apartemen menuju satu tempat wisata yang kuinginkan.
"Ini beneran kamu mau ngajak ke daerah Lamongan?" Tanya mas Tama saat ia menanyakan arah tempat yang ingin kudatangi bersamanya.
"Iya, nanti ngikutin maps aja Mas" ujarku.
"Aku pernah ke resortnya dua kali, kalau wisata baharinya belum pernah. Keduanya masih satu kompleks" jelasnya yang mengurungkan niatku membuka aplikasi maps di layar yang terdapat pada dashbor mobilnya.
"Aku dengar juga gitu, seru kayaknya" kataku bersemangat.
"Mau nginap? Viewnya laut lepas lho... nanti bisa lihat sunset dan besoknya bisa lihat sunrise" tawarnya menggodaku.
"Kamu godain aku ya Mas? Boleh juga sih, tapibterimakasih atas tawarannya" tebakku yang mendapat kekehan darinya.
"Mau nggak?" Tanya mas Tama kembali menggoda.
"Besok hari kerja kalau kamu lupa Mas" ingatku kepadanya.
"gak masalah kalau kita gak masuk sehari" jawabnya santai.
Aku mendecak tanpa menanggapi perkataan Mas Tama.
Perjalanan dari Surabaya menuju Lamongan daerah pesisir menghabiskan waktu dua jam lebih dan kita tiba di tempat tujuan pertama. Wisata bahari Lamongan yang terletak dipesisir utara ini menyajikan beberapa spot wisata yang cukup banyak. Wisata yang terintegrasi dengan Maharani zoo and goa juga terdapat resort sekelas hotel berbintang yang terletak tepat dibibir pantai.
Setelah membayar sejumlah uang dengan dua tiket berupa gelang anti air kemudian kami menuju pintu masuk wisata ini. Cuaca yang cukup terik membuatku sedikit mengernyit ketika Mas Tama mengajakku untuk mengobol.
"Kamu tunggu disini sebentar ya Nad" pinta mas Tama untuk menunggunya disalah satu kursi kayu yang terletak disalah satu sudut dekat dengan wahana rumah kucing.
Tanpa menunggu lama mas Tama kembali dengan membawa dua botol minuman isotonik dan sebuat topi pantai berbahan rotan sintesis berwarna sky blue yang memiliki sisi yang lebih lebar.
Aku menarik sudut bibirku sambil menerima sebuah botol minuman sedangkan mas Tama memakaikan topi tersebut diatas kepalaku.
"Thanks mas" cicitku.
"Dari sekian banyak persiapan kamu ternyata ada yang kelupaan juga gak bawa topi pantai" katanya sambil terkekeh.
Aku mengangguk sambil tersenyum kepadanya. Tidak lupa pula mas Tama mengambil botol minumanku kemudian dibukakan olehnya. Perlakuan sederhana yang menjadi salah satu momen manis dari sekian banyak perhatiannya.
Kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju satu wahana ke wahan yang lain, juga menyempatkan untuk mengambil foto dibeberapa spot yang ada. Jika sedang beruntung kami dapat meminta bantuan pengunjung lain untuk mengambil foto kami berdua.
Kami mencoba beberapa wahana dari yang ekstrem seperti jet coaster, ranger dan speed flip yang cukup membuat adrenalinku tertantang. Mas Tama hampir tidak menyangka jika aku berani mencoba wahana tersebut, hingga satu wahana yang paling tidak kusukai yang membuatku berteriak kaget sepanjang perjalanan, apalagi kalau bukan rumah hantu. Wajahku yang sedikit pucat karena kaget dengan hantu buatan itu membuat mas Tama tergelak dengan tawa yang membuatku semakin kesal.
Hampir tiga jam kami berkeliling ketika matahari sedang terik teriknya, kami memutuskan menuju pantai dengan duduk santai di tempat yang disediakan. Menikmati laut lepas dengan hembusan angin khas pesisir yang cukup menenangkan, aku tersenyum sekilas menikmati kebersamaanku dengan mas Tama kali ini.
"Nad..." panggil mas Tama yang sudah membawa dua buah kelapa muda.
"Terimakasih mas" kataku sambil menerima salah satu kelapa muda yang di berikan mas Tama.
Kami duduk bersebelahan sambil menikmati deburan ombak yang tidak terlalu tinggi ditemani minuman
Bolehkan aku egois untuk meminta waktu agar seperti ini saja. Hanya ada aku dan mas Tama tanpa memikirkan jarak status sosial kami juga komentar orang tentang hubungan kami? Aku tersenyum getir menanggapi hal mustahil yang tiba tiba terlintas difikiranku.
***
"Nad, terimakasih" ujar mas Tama yang berada tepat disampingku.
Kami mengunjungi tujuan berikutnya, masih bertema pantai yang berada 1 km dari wisata yang kami kunjungi tadi.
"Untuk?" Tanyaku.
"Hari ini" jawabnya singkat.
Aku mengangguk,
"Sama sama. Kamu seneng mas?" Tanyaku memastikan.
"Sangat, jenis liburan yang tidak terencana dengan kamu membawakan sandwich untukku sarapan dan menikmati wisata yang sebelumnya tidak pernah terfikirkan untuk mengunjunginya. Bahkan dua kali aku berada di resort yang terletak bersebelahan" jelasnya kepadaku.
"Sedikit melepas penat dari kesibukan kamu ya mas"
Kali ini Mas Tama mengangguk sambil tersenyum hangat.
"Kayaknya next holiday harus diplanning dengan serius Nad" katanya tiba tiba yang membuatku menatap penuh tanya kepadanya.
"Maksud kamu?"
"Aku pengen ajak kamu ke Sumbawa. Disana pantainya cantik banget, aku pernah beberapa kali kesana dan next aku pengen ngajak kamu" jawabnya.
Aku tersenyum,
"Sebenarnya ada banyak tempat lagi yang pengen aku kunjungi kembali sama kamu. Nanti yaaa..." kata mas Tama.
"Kemana lagi?" Tanyaku penasaran.
"Santorini, maldives, phuket, banyak sih" jelas mas Tama sambil menghitung.
"Pantai semua?"
"Kamu begitu antusias saat mengajakku kesini Nad, jadi dapat disimpulkan jika kamu lebih menyukai wisata pantai. Benar tebakanku?" Tebak mas Tama.
"100% correct" jawabku dengan diselingi tawa.
Mas Tama kembali larut dalam pandangan laut lepas dihadapan kami. Aku masih melihatnya dari sisi samping yang mendapat siluet bayangannya bersama matahari yang perlahan mulai turun menuju peraduannya.
Kombinasi pas antara sunset dan mas Tama, sama sama menawarkan keindahan. Pun juga seperti sunset yang dapat dinikmati hanya beberapa menit saja, karena selanjutnya akan berganti dengan malam gelap yang panjang.
***
Kami sudah berada didepan lobi apartemen ketika jam menunjukkn pukul delapan malam.
"aku boleh mampir yaa?" pinta mas Tama begitu ia membukakan pintuku juga membawakan lunch bag dan kemudian menyerahkan kepadaku.
"Kamu capek banget Mas, raut wajah kamu gak bisa dibohongi" kataku menolak.
Mas Tama tersenyum sekilas
"Yaudah, aku balik dulu. Selamat malam sayang, thanks for today" katanya menyerah sambil memegang pipiku dan menggerakkan ibu jarinya dengan lembut.
"aku akan selalu mengingat kebersamaan kita hari ini" ujarku sambil tersenyum.
"aku juga" katanya kemudian.
"Boleh aku peluk kamu sebentar?" Pintaku kepadanya.
Tanpa menjawab mas Tama segera memperpendek jarak diantara kami dan menarikku kedalam pelukannya. Aku terpejam sambil menghirup aroma khas dari parfum mas Tama lekat lekat, aku akan merindukannya, sangat amat merindukannya nanti.
Tidak terasa tanganku ikut mendekapnya erat, seakan ia menyadari kemudian Mas Tama pun mendekapku lebih erat lagi.
"Aku sayang kamu mas" cicitku dalam pelukannya.
"Sayangku kepada kamu melebihi itu Nad" jawabnya menjeda,
"Gimana kalau pelukannya lanjut diatas aja" lanjutnya.
Spontan aku melepaskan pelukanku dan menatap tajam kearahnya sedangkan mas Tama tertawa lepas.
"kamu baliknya hati hati ya mas..." pesanku kepada Mas Tama.
"Kok aku berat buat pulang ya, apa aku nginap di apartemen aja" ujar Mas Tama.
"Besok besok lagi aja kalau kamu pengen" kataku.
"Seriusly? Emang boleh?" Tanya Mas Tama gak percaya.
"Ini juga apartemen kamu kalau kamu tiba tiba lupa, kamu yang lebih berhak malahan" kataku mngingatkan.
"Iya iya, kok jadi gitu jawabnya. Yaudah aku balik dulu, kamu segera istirahat ya sayang. Love you" katanya sambil melepaskanku.
"Kamu juga begitu sampai di rumah bersih bersih langsung istirahat, love you too"
Aku tersenyum sambil melihatnya memasuki kemudi mobilnya. Sebelum melajukan mobil, mas Tama menurunkan kaca dan melambaikan tangan kepadaku sambil tersenyum. Mataku melihat mobil yamg membawa mas Tama pergi dengan hati yang teramat pilu, hingga ia tak terlihat lagi badanku lemas hingga hampir terjatuh. Ketegaranku seharian ini runtuh seketika, air mataku mulai mengucur tak terbendung lagi.
Setelah beberapa menit lebih tenang kemudian segera menaiki lift menuju apartemen yang kutinggali hampir enam bulan ini.
Duduk di sofa ruang tamu dengan memandang nanar sebuah koper berukuran besar dan tas ransel juga sebuah lembaran kertas yang terletak diatas meja seakan sudah siap membawaku pergi bersamanya.
Satu notifikasi masuk melalui aplikasi chat diponselku.
Mas Tama : aku udah sampai rumah, sudah bersih bersih dan berbaring di tempat tidur sesuai dengan instruksi dari wanita cantik yang sedang membaca pesan ini. Menunggu instruksi berikutnya madam.
Aku membaca berulang ulang pesan dari mas Tama dengan penglihatan yang mulai mengabur karena cairan bening yang sudah siap keluar diujung mata. Hingga status online nya berganti menjadi last seen, dan akhirnya air mataku kembali mengalir deras tanpa dapat kutahan lagi.
'Kenapa menjadi sesakit ini mas?' Bathinku sambil memukul pelan dadaku yang mulai terasa sesak.
Me : Sleep well sayang, love you. -sent -block -turn off handphone.
Aku segera berdiri menyeret koper dan menenteng ransel di punggungku juga mengambil sebuah tiket keberangkatan yang berada diatas meja, langkahku terhenti sambil melihat sekilas apartemen ini sebelum benar benar menutupnya.
Akhirnya aku mengambil langkah ini untuk kelanjutan hubunganku dengan mas Tama. Kuharap, ini menjadi jalan yang terbaik untuk kami.
Menjauh dan menghilang dari pandangannya.
.
.
.
To be continued
♏♏♏
Jangan lupa follow aku diakun sosmed yang lain yaaa...
WP, Ig, Dreame : Ayaya2211
Terimakasih.
Ayaya 💕
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top