MtW 1 - Go on

More than Words edisi repost ya...

Gak ada perbedaan yg signifikan kok, mungkin ada revisi dikit tapi tidak akan merubah jalan cerita...

Enjoy

.
.
.

♏️♏️♏️

Aku Nadia Ayu Pratiwi, perempuan asal Yogyakarta yang melepas predikat Mahasiswa perantauan di kota Pahlawan Surabaya hampir dua bulan yang lalu.

Ketika teman seangkatanku sudah disibukkan dengan pekerjaan barunya sedangkan aku masih bergumul dengan koran dikolom lowongan pekerjaan.

Aku mendapatkan gelar strara 1 ketika menginjak ditahun kelima menjadi perantau di kota Surabaya. Ya, lebih tepatnya telat satu tahun menjalani kuliah selama sepuluh semester. Bukan tanpa alasan ketika ditengah perjalanan kuliahku mendapatkan satu kejadian yang tidak terbayangkan sebelumnya akan terjadi dalam hidupku.

Aku hamil.

***

Pagi di kota Yogyakarta...

Suasana sendu semakin terasa ketika hujan menyapa dipagi hari. Kembalinya di kota kelahiranku tidak banyak kegiatan yang kulakukan selain menunggu panggilan dari beberapa surat lamaran kerja yang kukirim dibeberapa perusahaan yang terdapat pada iklan lowongan pekerjaan disalah satu sudut koran harian.

Sebenarnya cukup pesemis akan mendapatkan pekerjaan dalam jangka waktu dekat terlebih statusku sebagai fresh graduate yang belum pernah melakukan pekerjaan apapun sebelumnya.

Pagi menjelang siang masih disibukkan dengan bahan perlengkapan kue diruang makan yang disulap menjadi ruang bahan dan dekorasi kue. Ibuku menjalani bisnis kue sejak aku masih kecil, beliau mendapatkan ilmu otodidak dari almarhumah nenekku.

Usahanya semakin meluas ketika kubuatkan platform social media untuk memperluas wilayah penjualan, dan usahaku mulai membuahkan hasil. Jadi cukup menyibukkanku sebagai admin tunggal disela sela waktuku sambil berharap dipanggil oleh salah satu instansi dari beberapa surat lamaran yang kutuju.

"Dia, belum ada panggilan ya?" tanya Ibu saat sedang mencampurkan adonan kue.

Ini merupakan jenis pertanyaan yang sering kudengar akhir akhir ini.

"belum bu" jawabku tidak lepas dari kertas berisi daftar belanja bahan yang baru dikirim kurir tadi pagi.

"lama ya Di, padahal kampus kamu tergolong favorit disana" jelas Ibu masih membahas hal yang sama.

Aku hanya menampilkan sebaris senyuman menanggapinya.

"atau karena lamanya kamu kuliah juga jadi pertimbangan" tambah Ibuku.

Aku menghela nafas panjang, entah mengapa ketika membahas segala sesuatu tentang perkuliahan membuat ingatanku kembali pada satu masa yang membuat hidupku berantakan.

Hingga saat ini rahasia itu masih tertutup rapat, keluargaku mengetahui aku mengambil cuti karena satu hal yang berhubungan dengan kegiatan UKM hingga membuatku lulus ditahun kelima.

Seperti mengorek luka lama yang mulai mengering, aku kembali mengingatnya. Kejadian yang benar benar mengubah hidupku, dari sosok yang pemberani menjadi pribadi yang tertutup. Seakan ingin menjauhkan diri dari dunia, mentalku cukup terganggu waktu itu.

"mbak Di, hapenya bunyi terus tuh" suara Nabila menginterupsi.

Dia adikku satu satunya, kami dari dua bersaudara.

"biarin aja Bil, nanti mbak lihat" acuhku karena tidak ingin kegiatanku terganggu.

"dari mbak Wilda ini, nelpon terus dari tadi mbak, siapa tahu penting" ucap Nabila yang membuat kegiatanku kembali terhanti.

"nanti mbak lihat bil, lagi data bahan. Kalau ada kesalahan kamu yang list ulang mau?" tegasku padanya.

Nabila segera kembali menuju kamarnya ketika ada kata penekanan pada ucapan terakhirku.

"lihat dulu Di, mungkin ada yang penting" ucap Ibu kepadaku.

"gak apa apa Bu, Wilda bisa nunggu nanti" jawabku.

***

Kamarku berada atas dari bangunan rumah dengan dua lantai ini. Letaknya berada dibelakang hingga jendela kamarku dapat pemandangan langsung dari area pekarangan rumah yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman yang cukup subur, terutama saat musim penghujan tiba.

Ponsel yang sering kuabaikan tergeletak diatas nakas samping kamar tidurku, tiba tiba teringat Nabila yang sempat mengatakan jika Wilda meneleponku. Mengingat Wilda rasanya aku sangat merindukannya, sahabatku yang selalu ada ketika dirundung masalah.

Pada notifikasi terdapat beberapa pesan dari Wilda juga belasan panggilan tidak terjawab darinya.

Wilda : Nad, aku mau ngomong penting...

Nad,

Nad,

Sok sibuk banget Lo...

Gue mau ngomong penting, beneran...

Astaga, pesan Gue dicuekin, ditelpon gak dijawab.

Kalau Lo udah buka ini pesan, langsung bales. JANGAN SAMPAI LUPA! URGEN!

Aku tersenyum sambil membayangkan begaimana rasa sebalnya Wilda karena tidak mendapat balasan dariku. Ya, memang sejarang itu aku mengotak atik benda tipis bentuk persegi ini.

Tidak lama status Wilda kembali online dan benar saja ia kembali membuat panggilan masuk.

Berdehem sekali kemudian mengangkat teleponnya.

"ya ampun, Nona sok sibuk" gerutunya setelah kami tersambung.

"sorry, tadi lagi bantuin ibu didapur listing bahan kue" jujurku padanya dan dijawab berohria.

"tapi kan Lo bisa bilang kalau lagi sibuk biar Gue gak telepon terus" katanya yang masih tidak terima.

"iya sorry, ada apa emangnya? Kalau telepon sampai berulang kali biasanya ada yang penting" tanyaku.

"kamu apa kabar Nad?" tanya Wilda berbalik menanyakan kabar.

"baik, kamu? Udah isi belum?" tanyaku pada Wilda yang sudah tiga bulan menyandang status sebagai istri Pak Satya, dosen kami difakultas yang sama.

"belum, doain ya... Ini juga dalam rangka itu" jawabnya.

"apa hubungannya sama Gue?" tanyaku tidak mengerti.

"gue mau resign Nad, mertua sama orang tua Gue nyaranin jangan capek capek biar cepet hamil" jawab Wilda.

"bagus dong" kataku kemudian.

"iya, makanya Gue mau ngasih tau Lo buat kesempatan eksklusif ini" ucapnya bersemangat.

"oke, Gue nyimak"

"Lo belum ada panggilan kerja kan?" tanya Wilda dan kujawab dengan deheman,

"gimana kalau Lo gantiin posisi Gue disini, kerjaan dan gajinya oke, orangnya juga enak cuma ada satu aja yang rada rese" lanjut Wilda.

"emang semudah itu masuknya?" tanyaku,

"ya belum pasti, namanya juga usaha. Lo kirim surat lamaran ketempat Gue, ntar Gue rekomendasikan langsung sama HRD. Gue cuma bisa bantu sampai pemanggilan aja, selanjutnya sesi wawancara Gue serahin sama Lo. Pinter pinternya Lo ngelobi" jelas Wilda panjang lebar.

"gue kembali ke Surabaya lagi Wil?" tanyaku merendah.

"ya ampun, Lo masih teringat kejadian itu. Lo harus bangkit jadi Nadia yang selalu punya semangat positif" ucap Wilda menyemangatiku.

Entah berapa kali Wilda selalu menasehatiku ketika kami berada dalam percakapan membahas kejadian itu.

"Iya, besok Gue coba kirim ke tempat Lo ya" ucapku akhirnya.

"sippp... Gitu dong," ujarnya riang.

Selanjutnya kami terlibat dalam obrolan dengan tema yang berbeda hingga diseberang telepon terdengar suara Pak Satya dan Wilda pamit untuk menutup telepon.

"ngobrol sama siapa Di?" tanya Ibu yang berada diantara pintu kamar kemudian mendekat dan duduk disisi ranjang.

"inibada info pekerjaan dari temen Bu, doain Dia" kataku meminta restu.

"iya, selalu Ibu mendoakan buat Dia dan Nabil" katanya sambil membelai rambutku.

Ketika di rumah keluargas dan orang terdekatku memanggilku dengan nama 'Dia'. Rambut putih mulai tumbuh disisi kepala wanita yang aku cintai, rasanya perih karena belum memberikan satu hal yang berkesan untuk kedua orang tuaku.

"kamu belum makan malam kan? Itu Ayah baru pulang sekalian kamu temenin makan, Ibu mau beresin peralatan kue yang baru dicuci"

Aku mengangguk dan keluar menuju tempat makan untuk menemui Ayah yang baru pulang kerja.

Ayahku seorang abdi negara yang tinggal lima tahun lagi memasuki usia pensiun, Ibu seoran ibu rumah tangga dengan hobinya membuat kue dan dijadikan usaha dirumah sedangkan aku mempunyai saudara satu satunya yaitu Nabila yang baru berstatus mahasiswa ditahun pertama.

Rasanya sudah terlalu lama terpuruk dalam satu keadaan. Ibu berulang kali bertanya akibat perubahan sikapku yang signifikan sejak kejadian yang tidak diketahuinya, mungkin beliau capek bertanya karena tidak pernah kujawab hingga sekarang.

Ada benarnya Wilda mengatakan ketika kami tersambung dalam telepon tadi, live show must go on...

.
.
.

To be continued...

♏️♏️♏️

Aku usahakan update tiap hari untuk cerita MtW, karena draftnya sudah ending...

Bagi yang belum vote, yukkk tap bintang dan tinggalkan komentarnya yaaa...

Untuk pembaca yang baru menemukan cerita ini selamat datang diceritanya Nadia...

With Love
Ayaya 💕

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top