15: Wannabe

Hujan turun cukup deras ketika Reina berjalan pulang. Namun ia tak memilih untuk berteduh, melainkan tetap melanjutkan perjalanannya. Tubuhnya menggigil, ia memasukkan kedua lengannya ke jaket milik Blake yang masih dipakainya.

Saat memasuki gang rumahnya, Reina mendapati Carine yang tengah duduk di teras rumahnya seraya terus memandangi ponselnya. Reina pun berlari ke arahnya.

"Carine!" seru Reina.

Carine menoleh ke asal suara lalu bangkit dari duduknya. Ia tersenyum lega, "Akhirnya, dateng juga,"

"Lo udah lama nunggu disini?" tanya Reina seraya membuka pagarnya.

"Ya, lumayan," balas Carine.

Reina mengernyitkan dahinya, bingung. "Kok lo balik lagi, emangnya kenapa?"

"Tadinya gue mau ngobrol lewat telfon, tapi daritadi gue udah coba nelfon lo berkali-kali tapi gaada jawaban. Kayaknya handphone lo mati," jelas Carine seraya menunjukkan layar ponselnya yang memuat rincian panggilan telepon terakhirnya. "Makanya gue balik lagi kesini,"

Reina mengeluarkan ponselnya dari sakunya, dan benar saja, ponselnya memang mati. "Iya, mati. Sorry banget ya,"

"Sans kali," balas Carine terkekeh. "Lo abis dari mana deh, ujan-ujanan? Kok baju lo basah semua gini,"

"Jauh, Rin," ujar Reina. "Pake helm pokoknya,"

Carine menoyor kepala Reina. "Gatau diri lo ya diperhatiin. Dasar sinting,"

Reina pun hanya tertawa, melihat ekspresi kesal Carine. "Ampun, mbaknyah. Btw, lo mau ngobrol apa?"

"Oiya! Gue mau ngasih tau lo sesuatu," jawab Carine terdengar begitu semangat.

"Okay, chill," balas Reina terkekeh yang mulai diselimuti rasa penasaran. "Yaudah, ngomonginnya di dalem aja,"

Reina mengambil kunci rumahnya dari kantong celananya lalu membuka kunci pintu rumahnya. Reina pun mempersilahkan Carine untuk duduk di sofa ruang tengahnya.

"Rin, ceritanya dipending dulu ya. Badan gue basah semua nih, jadi gue mau mandi dulu," kata Reina.

Carine mengangguk. "Oke. Kalo gitu gue mau nonton tercyduk dulu. SCTV nomor berapa, Rei?"

"Tontonan lo apa banget ya, Rin,"

"Awalanya tuh gue dicekokin nonton gituan terus sama nyokap. Eh kelamaan asik juga, jadinya gue terpengaruh. Apalagi episode kemaren, seru dah!" jelas Carine. "Eh buruan, ini SCTV nomor berapa?"

Reina menggeleng-gelengkan kepalanya dramatis, tak menyangka tercyduk menjadi tontonan keseharian Carine dan mamanya. "Jangan-jangan lo mau ngajakin gue nyinyir ya?!"

Carine melempar bantal sofa ke arah Reina. "Emangnya gue elo. Lagian apa hubungannya tai sama gue nonton tercyduk,"

"Ih, gue pernah nonton, terus hostnya ngomong pelakor pelakor mulu gitu deh. Kaya akun gossip,"

"Makanya nontonnya jangan sekali doang," bela Carine. "Buruan anjing, SCTV nomor berapa?!"

"Nomor 4," jawab Reina seraya tertawa lalu menaiki tangga menuju kamarnya.

Setelah selesai mandi, Reina mengeringkan rambutnya dan segera menuruni tangga dan berjalan menuju dapur. Ia berniat untuk membuat cokelat panas.

Reina berjalan menuju tengah dan mendapati Carine yang sedang menonton acara reality show yang mungkin menjadi favoritnya. Ia meletakkan dua cangkir cokelat panas yang sebelumnya ia buat diatas meja.

"Lo mau ngasih tau gue apa?" tanya Reina seraya duduk di sofanya.

Carine menoleh, lalu meraih remot dan mematikan TV. Ia terlihat begitu bersemangat. "Oke, mungkin lo bakal nggak percaya soal ini,"

Reina mengangkat dan melipat kedua kakinya di atas sofa. "Apa?"

"Lo tau kan, kalo, um...George ngajak gue ketemuan?"

"Iya, terus?"

"Jadi, gue ketemuan sama dia di cafe gitu dan dia ngajak gue ke rooftopnya," ujar Carine seraya tersenyum. "Anyways, it was so beautiful,"

"Bentar," Reina menggantungkan ucapannya. "What was beautiful?"

"Everything!" balas Carine yang terlihat begitu bahagia.

Reina tertawa lalu menyesap coklat panasnya dan meletakkannya kembali di meja. "Oke, lanjut,"

"He kissed me,"

"He—WHAT?!"

Reina melotot ke arah Carine tak percaya lalu dibalas dengan anggukan dan senyuman penuh arti oleh Carine.

Kemudian, mereka pun berteriak hampir berbarengan, seperti yang dilakukan banyak perempuan ketika sahabat mereka memberi tahu mereka sesuatu dan mereka seperti memiliki satu pikirannya yang sama.

"Wah gila ya, george main nyosor aja sialan," ucap Reina seraya tertawa. "Do you like him or?"

"I do," jawab Carine tersenyum. "And he feels the same way about me too, apparently,"

"Woi, anjir! Ih, gue ikut seneng buat lo, Rin!" seru Reina lalu memeluk Carine senang.

"Thanks so much ahaha," balas Carine tertawa lalu melepas pelukan mereka. "Terus, kalo lo sama Blake gimana kelanjutannya?"

Reina yang sedang menyesap minumannya, hampir saja menyemburkannya. "Gue sama siapa?"

"Blake," ulang Carine tersenyum penuh arti. "Are you two..."

"No," sergah Reina cepat. "Never was and never will be,"

*****

akhirnya update dong eheheheh

gais maaf ya gue kl update suka lama trs waktunya ga tentu, soalnya gue butuh waktu gt loh kl mau mengeluarkan ide WKWKWKWK sounds alay tapi emg beneran:(

anyways, this is from the bottom of my heart,

dear @newhopeclub;
please release WOW, LMDS, and Crazy studio version ASAP!1!1!
or an album cause i've been waiting for it!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top