31. Epilog
Untukmu yang selalu pantang menyerah dalam segala hal, Felis Leo.
Kamu menyebut diri kamu macan, padahal kamu terlampau menjengkelkan, tidak ada garang-garangnya sama sekali. Kenapa kita harus bertemu? Kenapa kamu terus ada di sekitarku? Kamu benar-benar mengganggu, alih-alih menyeramkan!
Aku begitu takut saat kamu memberitahukan perasaan. Pertanyaannya adalah, kenapa harus aku? Kenapa harus aku yang sangat benci dengan hal-hal berbau itu? Kenapa harus aku yang seperti ini? Aku tahu kamu tidak buta. Kamu pasti tahu aku yang seperti ini seperti apa.
Felis, kamu tahu? Aku ingin membencimu banyak-banyak sebanyak kasih sayang yang kamu berikan untukku. Aku ingin menepis tanganmu meski tak mampu. Aku ingin berlari menjauh darimu meski tak dapat. Aku ingin berteriak di depan wajahmu meski tak sanggup.
Dan kamu memang tidak membiarkanku melakukannya.
Saat itu, ketika kamu berdiri di atas panggung, aku menyadari semuanya.
Kamu adalah seseorang yang pantang menyerah. Kamu baik hati. Kamu pekerja keras.
Dan kamu, membuatku membuka telapak tangan untuk menyambutmu.
Terima kasih telah hadir dalam hidupku, Felis Leo.
Aurelia Aurita
.
.
.
END
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top