Degree 1.4

"Ya ampun!!" kaget Alle.

Begitu membuka pintu dan berhasil masuk, dia terkejut dengan keberadaan Okpara di hadapannya setelah mengunci pintu kembali.

"Abis dari mana?" ketus Okpara.

"Huh? Kok lo nanya, sih, Ncom? Tahu sendiri jawaban gue kerja." Sembari menjawab Alle berjalan melewati Okpara yang memasang wajah badmood tanpa Alle ketahui penyebabnya.

Dari banyak jawaban yang ingin Okpara dengar, adalah penjelasan rinci mengenai agenda Alle yang malah terlihat wara wiri bersama seorang lelaki yang bisa disebut oom Alleena.

"Lo sengaja, Le?"

Okpara kembali mengajukan pertanyaan yang jelas mengganggu kegiatan Alle meminum susu beruangnya.

Menahan rasa ingin tersedaknya, Alle menjawab, "Sengaja apaan, sih, Ncom??"

"Lo. Sengaja. Jalan. Sama. Om-om!"

"Om-apaan?! Mana ada gue jalan sama om?! Kurang kaya apalagi lo sampe gue berani nyari om? Lagian, Ncom... belum saatnya gue nyari om selama lo masih sudi nampung gue!"

Mengerutkan kedua alisnya, Okpara mendengus keras seraya menendang kursi makan. Pertanda bahwa lelaki itu juga bisa sangat marah, dan lagi, Alle tak paham alasannya.

"Lo kenapa, sih?! Gue pulang kerja lo bilang jalan sama om. Gue jelasin lo malah marah!" Alle mengikuti langkah Okpara yang lebih besar.

Sampai di depan kamar lelaki itu, Alle terkejut dengan berbaliknya Okpara tiba-tiba.

"Lo yang kenapa!! Kenapa lo nawarin tubuh lo sama gue tapi lo jalan sama yang lain?!!"

"Huh?"

Wajah memerah Okpara menunjukkan betapa frustasinya ia. Menahan amarah sekaligus... cemburu?

"Lo kenapa, sih, Ncom...? Gue, gue nggak bisa paham sama maksud lo ini. Lo... cem-"

Sepertinya Okpara masih terlalu enggan mengakui perasaannya sendiri. Padahal, Alle ingin sekali mendengar pengakuan lelaki itu jika benar cemburu. Sekali saja Okpara berani jujur jika memiliki rasa terhadap Alle, maka perempuan itu yang akan bekerja keras untuk hubungan mereka. Satu kali saja pengakuan.

Sayangnya, Okpara memilih menjadi pengecut dengan menarik tubuh Alle dan ingin segera menjamahnya ketimbang mengatakan kecemburuan yang sedang dirinya rasakan.

*

Alle tidak akan bersikap melankolis setelah tidur atau awalnya lebih tepat disebut ditiduri oleh sahabatnya sendiri, meski lima menit setelahnya Alle sendiri yang meminta disentuh sana sini. Betapa bodoh dirinya itu, bahkan setelah berhasil menenangkan napas mereka Okpara malah berbaring miring memunggungi Alle.

Beginilah kalau yang melakukan sex after war bukan pasangan sebenarnya, yang terjadi malah seperti Alle adalah pecun yang dibayar oleh Okpara.

"Masih nggak mau ngomong juga, Ncom?" kata Alle.

Dia kembali mengenakan celana dalam hitamnya dan menunggu reaksi Okpara. Tak ditanggapi juga, Alle menjadi geram dengan sikap kekanakan lelaki itu.

"Oke, Ncom! Emang lo doang yang bisa marah!"

Perempuan itu memandang kesal punggung Okpara dan segera membawa pakaiannya kembali menuju kamarnya sendiri. Tidak dia pedulikan secanggung apa mereka besok pagi karena saling mendiamkan.

Begitu menutup pintu dengan keras, Alle memaki, "Bastard!"

Ini baru berjalan dua malam mereka menghabiskan malam bersama sebagai friend with benefits, tapi Alle sudah merasa tidak yakin bisa merebut hati Okpara jika lelaki itu masih bersikap keras kepala sekaligus pengecut. Hanya mengatasnamakan pertemanan lelaki itu menganggapnya cewek murahan.

"Apa gue harus berhenti? Oncom pasti lebih milih terus temenan sama gue ketimbang jadiin gue pasangannya." Ucap Alle sendiri. "Tapi kalo gue berhenti sekarang, ternyata usaha gue bisa berhasil tahun depan? Kan sayang..."

Alle-pun semakin frustasi memikirkan usahanya mendapatkan hati Okpara. Berbagai pilihan melintas, tapi belum ada yang membuat perasaan bodoh Alle berhenti untuk terbalas oleh Okpara.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top