Regretful Alpha 23

Vione masa lalu tak berharap banyak tatkala tersadar dari tidur, tepatnya ketika cahaya matahari pagi berhasil menerobos tirai tebal di jendela dan mengusik kedua matanya. Di waktu itu, beberapa detik sebelum dia membuka mata, sekelumit pemikiran menyedihkan sempat terbersit di benaknya. Usher pasti sudah tak ada. Dia pasti sudah pergi.

Walau demikian hati Vione masa lalu memiliki kehendak tersendiri. Logikanya memang memerintahkan agar tak berharap, tetapi hatinya melakukan hal yang bertolak belakang. Nyatanya, jauh di hatinya yang terdalam, dia ingin melihat Usher ketika perrtama kali membuka mata. Dia ingin Usher menjadi orang yang pertama dilihatnya sebelum memulai hari.

Vione masa lalu menarik napas dalam-dalam, lalu membuka mata. Dikuatkannya hati sembari membalikkan tubuh dan rasa nyeri terasa menyentak-nyentak jantungnya. Dugaanku benar. Usher sudah pergi.

Butuh waktu sejenak untuk Vione masa lalu bisa menguasai diri dari terpaan rasa kecewa. Ditenangkannya diri sendiri dengan berulang kali berkata. "Kau tahu, ini bukanlah kali pertama Usher melakukan ini, tetapi bukan berarti dia meremehkanmu atau merendahkanmu. Dia mencintaimu, dia sudah mengatakannya berulang kali padamu. Hanya saja ..." Ada jeda tercipta ketika dia menguatkan diri untuk tersenyum. "... dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Jadi, memang wajar jika dia harus segera bersiap untuk bekerja."

Berbicara mengenai bersiap untuk bekerja maka mendadak saja Vione masa lalu teringat sesuatu yang penting, yaitu pesan Usher semalam yang memintanya untuk mencampurkan suplemen kesehatan di teh paginya. Maka dia pun bergegas turun dari tempat tidur. Dia segera bersiap dan buru-buru pergi ke ruang makan.

Seorang omega menyambut kedatangan Vione masa lalu. "Selamat pagi, Luna."

"Selamat pagi, Ida," balas Vione masa lalu sembari tersenyum dan terus melangkah masuk. "Apakah sarapan sudah siap?"

Ida Kelly mengangguk. "Sudah, Luna. Semua sudah siap, tetapi apakah mungkin kau menginginkan sesuatu yang lain?"

"Tidak." Vione masa lalu menggeleng dengan langkah yang berhenti tepat di meja makan. Dilihat olehnya semua hidangan telah tersedih, termasuk seteko teh yang kerap menjadi minuman pagi Usher. "Kau boleh melakukan yang lain."

"Baik, Luna."

Selepas kepergian Ida maka Vione masa lalu pun mengeluarkan obat penawar dari dalam saku. Dimasukkannya obat penawar tersebut ke dalam teko teh dan dibiarkannya menjadi homogen. Bersamaan dengan itu, terdengar derap langkah yang membuat jantungnya berdegup kencang.

Vione masa lalu berpaling. "Usher."

"Vione." Usher masa lalu mendekat dengan dahi mengerut. Dilihatnya Vione masa lalu dengan tatapan penuh curiga. "Apa yang sedang kau lakukan?"

Vione masa lalu melongo. "Hah?"

"Kutanya padamu," ujar Usher masa lalu dengan nada ketus. Lalu dia pun duduk di meja makan. "Apa yang sedang kau lakukan?" Dia melihat Vione masa lalu memegang teko tehnya. "Apakah kau yang membuatkanku teh pagi ini?"

Sejenak, Vione masa lalu masih melongo. Setelahnya barulah dia mengerjap sembari menggeleng dengan tergugu. "Ti-tidak. Ida yang membuatkanmu teh, seperti biasanya."

"Oh, baguslah." Usher masa lalu mengembuskan napas dengan lirikan acuh tak acuh. Selain itu, tampak wajahnya menyiratkan suntuk. "Aku hanya tak ingin mendadak diare kalau meminum teh buatanmu."

Bola mata Vione masa lalu membesar. Ucapan Usher membuatnya syok hingga gelagapan, nyaris tak bisa bernapas. "A-apa kau bilang?"

Usher masa lalu tak menjawab. Sebaliknya, dia justru menanyakan hal lain. "Jadi, apa sebenarnya yang kau lakukan di sini?" Dia menuang teh ke cangkir lalu menghidu aroma khasnya. "Kau tidak bermaksud sedang memainkan peran seorang istri yang akan melayani keperluan pagi suaminya bukan? Apakah kau sedang berusaha merayuku?"

Tudingan itu membuat Vione masa lalu semakin tak bisa berkata-kata. Mulutnya memang membuka, tetapi tak sepatah kata pun sanggup diucapkannya. Lidahnya terasa kelu, perasaannya bercampur aduk. Dia merasa bingung, aneh, dan pastinya, dia semakin keheranan.

Vione masa lalu memandang Usher masa lalu lekat dengan sorot penuh tanda tanya. Apakah yang sebenarnya terjadi padanya? Ini bukan kali pertama dia menunjukkan perubahan sikap yang amat drastis. Tatapannya lantas jatuh pada teh yang sedang dihidu oleh Usher masa lalu. Lagi pula bagaimana bisa dia lupa dengan permintaannya semalam?

Kebingungan itu semakin bergulung-gulung di dalam kepala Vione masa lalu dan pada akhirnya, dia tak bisa menahannya lagi. Jadilah dia kembali bersuara. "Aku sama sekali tidak memainkan peran seorang istri yang akan melayani keperluan pagi suaminya ataupun berniat untuk merayumu, tetapi sebaliknya. Bukankah semalam kau yang memintaku untuk melayani keperluan pagimu?"

Usher masa lalu baru saja berniat untuk menikmati sesapan pertama tehnya. Cangkir teh sudah berada di depan bibirnya. Namun, ucapan Vione masa lalu membuatnya tersentak. Jadilah dia buru-buru menaruh kembali cangkir teh di atas tatakan. "Hah?! Apa maksudmu?"

"Apa maksudku?" Vione masa lalu menarik napas sembari menyugar rambutnya dengan kekesalan yang tak lagi mampu dibendung. Kebingungan itu mengusik dirinya. Pikirnya, Usher sengaja mempermainkan perasaannya. "Sebenarnya, apa yang ingin kau lakukan padaku, Usher? Di satu waktu, kau begitu perhatian dan penuh cinta kepadaku. Namun, di lain waktu maka kau begitu dingin dan tak berperasaan."

Kali ini justru Usher masa lalu yang kebingungan dengan ucapan Vione masa lalu. Jadilah dia mendeham. "Tunggu dulu. Aku tak mengerti perkataanmu."

"Kau tak mengerti?" Vione masa lalu mendengkus. "Katakan saja sejujurnya, Usher. Kau sedang mempermainkanku bukan?"

Usher masa lalu berdecak dengan mimik mencemooh. "Kau pikir siapa dirimu? Kau bukanlah siapa-siapa, Vione. Kau tidak semenarik itu sehingga membuatku berminat untuk mempermainkanmu."

Vione masa lalu mengatupkan mulut rapat-rapat. Kedua tangannya mengepal. "Kau."

Usher masa lalu menyeringai dan kembali meraih cangkir teh. Sempat dihidunya sekali aroma teh itu sebelum meminumnya.

"Kau benar-benar keterlaluan, Usher," geram Vione masa lalu. Agaknya kesabarannya mulai terkikis. Rasa tak terima hadir ketika dia berpikir bahwa bisa-bisanya dia dituding untuk hal yang memang diminta oleh Usher sendiri. "Padahal jelas sekali semalam kau memintaku untuk menambahkan suplemen kesehatan ke dalam teh pagimu dan sekarang kau malah bertingkah seolah aku tengah mencoba untuk merayumu."

Usher masa lalu tersedak, lalu terbatuk. "Apa? Suplemen kesehatan?"

"Ya, kau sendiri yang mengatakan padaku ada teman lamamu yang memberikanmu suplemen kesehatan agar tubuhmu terus bugar. Untuk itu aku tekankan, Usher. Aku sama sekali tidak berniat apa pun. Aku hanya berniat baik untuk memastikan kau meminum suplemen kesehatan itu."

Usher masa lalu tak mengatakan apa-apa. Sebabnya, penjelasan Vione masa lalu malah membuatnya semakin bingung. Jadilah dia bertanya pada diri sendiri. Kapan aku menemui teman lamaku? Lalu teman lama mana yang dimaksud oleh Vione? Selain itu, mengapa aku membutuhkan suplemen kesehatan sementara Scott sudah memastikan kebugaranku baik-baik saja.

Ada banyak kebingungan yang Usher masa lalu rasakan. Terlebih karena disadari olehnya keseriusan dari cara Vione masa lalu bersikap. Dia memang sedikit ragu, tetapi berat dugaannya bahwa Vione masa lalu tak berbohong.

"Suplemen kesehatan?"

Tiba-tiba saja terdengar satu suara lembut menginterupsi pembicaraan Usher dan Vione masa lalu. Mereka berpaling ke sumber suara bersamaan dan mendapati kedatangan Mireya.

Vione masa lalu mengatupkan mulut rapat-rapat mendapati kedatangan Mireya sepagi itu, terlebih lagi di waktu yang tepat. Mireya datang di saat dirinya dan Usher masa lalu tengah berselisih paham. Jadilah dia yakin, Mireya pasti akan membuat situasi semakin keruh.

"Mireya."

Mireya menghampiri Usher masa lalu yang sontak berdiri dari duduk. Sekilas, dilihatnya Vione masa lalu sebelum bertanya pada Usher masa lalu. "Suplemen kesehatan apa yang sedang kalian bicarakan?"

"Oh, itu," lirih Usher masa lalu dengan acuh tak acuh. "Vione mengatakan kalau dia mencampur suplemen kesehatan di teh pagiku. Katanya, agar kebugaranku selalu terjaga."

Mireya menyipitkan mata. "Agar kebugaranmu selalu terjaga?"

"Ya."

Mireya diam sejenak sebelum melihat pada Vione masa lalu. Ditatapnya Vione masa lalu untuk sesaat dengan sorot yang tak mampu diartikan. Jadilah Vione masa lalu mendengkus.

"Mengapa?" Vione masa lalu bertanya dengan sikap defensif. "Apakah kau ingin mengatakan sesuatu? Ehm, asal kau tahu saja, aku melakukan ini demi kebaikan Usher, agar dia selalu bugar, agar dia selalu sehat, dan agar dia terhindar dari semua macam penyakit." Dia membalas tatapan Mireya. "Termasuk terhindar dari penyakit sepertimu."

Usher masa lalu memelototkan mata, agaknya tak mengira bahwa Vione masa lalu bicara begitu. Sementara di lain pihak, Mireya terhenyak. Ucapan Vione masa lalu berhasil membuatnya tersurut ke belakang sebanyak satu langkah. Jadilah tatapannya berubah menyiratkan kecurigaan.

"A-apa maksudmu?" tanya Mireya dengan suara bergetar. Dicobanya untuk tetap tenang walau detak jantungnya mulai meningkat dengan tak nyaman. "Pe-penyakit sepertiku?"

Vione masa lalu menatap Mireya sinis. Pikirnya, bisa-bisanya Mireya tidak sadar diri. Sebabnya, di matanya, Mireya memang tak ubah penyakit yang telah membuat hubungannya dan Usher menjadi rusak. Pada akhirnya, dia yakin bahwa Mireya memang ingin memisahkan mereka. "Ya, penyakit sepertimu. Apakah kau pikir sesulit itu untuk mengetahui maksudmu selama ini?"

Jantung Mireya seolah tak berdetak lagi. Bibirnya bergetar dalam waktu pucat yang syukurnya tertutupi dengan apik oleh warna merah lipstik. Walau demikian tak urung juga rintik keringat muncul di dahi, lalu mengalir di sisi wajah.

Mireya tertegun dengan beragam pertanyaan yang memenuhi kepala. Apa maksud Vione? Apakah dia mengetahui rencanaku? Namun, bagaimana mungkin? Lalu .... Tatapannya jatuh pada cangkir teh. Apakah itu artinya dia tengah berusaha menyadarkan Usher dengan teh itu?

Kemungkinan itu terasa masuk akal dan langsung menimbulkan ketakutan bagi Mireya. Jadilah dia memutuskan untuk tak mengambil risiko. Dia segera bertindak. Diraihnya cangkir teh itu dan tanpa mengatakan apa-apa, dijatuhkannya cangkir teh itu di lantai.

Cangkir teh pecah berderai. Airnya tumpah dan membasahi lantai. Usher masa lalu kaget, terlebih lagi Vione masa lalu.

Usher masa lalu meraih tangan Mireya. "Apa yang kau lakukan, Mireya?"

"Apa yang kulakukan?" tanya Mireya sembari mendengkus sinis. Dilepaskannya tangan Usher dan ditunjuknya Vione masa lalu. "Aku yakin, bukanlah suplemen kesehatan yang dicampurkan Vione. Sebaliknya, itu pastilah sesuatu yang akan membahayakan kesehatanmu."

Mata Vione masa lalu membesar. "A-apa?" tanyanya tak habis pikir. "Bisa-bisanya kau menuduhku begitu, Mireya! Kau—"

"Kau pikir aku tak bisa meraba pikiranmu, Vione?" potong Mireya cepat dengan nada tinggi. Semakin ditudingnya Vione masa lalu. "Kau pastilah sangat cemburu melihat cinta antara aku dan Usher sehingga membuat rencana licik."

Vione masa lalu melongo. Mulutnya menganga dengan ekspresi yang benar-benar tak percaya untuk ucapan Mireya. Dia pun geleng-geleng. "Kau menuduhku, Mireya."

"Aku tidak asal menuduhmu."

"Tentu saja kau asal menuduh." Vione masa lalu bersikeras mempertahankan diri. "Selain itu, untuk kau ketahui, aku tidak asal mencampur suplemen kesehatan itu ke dalam teh Usher. Nyatanya, Usher sendiri yang menyuruhku semalam untuk melakukannya."

Satu hal lainnya kembali mengejutkan Mireya. "Apa?" Dia berpaling pada Usher. "Apakah yang dia katakan memang benar, Usher?"

Usher menggeleng. "Tidak sama sekali. Dia hanya asal bicara dan kau sendiri tahu, semalam aku sangat sibuk. Jadi, aku tak menemuinya sama sekali. Lagi pula kau sendiri tahu kalau aku tak pernah menemuinya lagi selama ini. Selalu, dia yang mencari alasan untuk menemuiku."

Vione masa lalu mengangguk beberapa kali dengan penuh arti. Wajahnya menyiratkan kesan bahwa sudah diduganya Usher akan bersikap demikian. "Kau memang selalu membela Mireya. Kau selalu tak mempercayaiku, Usher. Namun, serius?" Dia terkekeh miris. "Kau baru saja memfitnahku tepat di depan mataku. Kau benar-benar keterlaluan."

"Vione!"

"Aku sudah muak dengan semua ini, Usher!" Vione masa lalu sembari meraih teko teh. Diangkatnya tinggi-tinggi teko itu. "Suplemen kesehatan? Agar tubuhmu selalu bugar?" Dia menggeleng. "Aku tak lagi peduli!"

Vione masa lalu menuntaskan kata-katanya dengan membanting teko teh itu di lantai. Jadilah kekacauan yang ada semakin bertambah kacau. Pecahan kaca dan air teh menutupi lantai di mana-mana.

Di lain pihak, Usher masa lalu yang sama sekali tak mengira bahwa Vione masa lalu akan bertindak sejauh itu sontak menggeram dan di sebelahnya, Mireya terkesiap sembari memegang dada. Keduanya amat terkejut, tetapi tak bisa mengatakan apa-apa ketika Vione masa lalu langsung pergi dari sana.

Usher masa lalu menarik napas dalam-dalam, lalu memeriksa keadaan Mireya. "Apakah kau baik-baik saja?" tanyanya sembari melihat pecahan kaca yang mengelilingi mereka. "Kau tidak terluka bukan?"

Mireya menggeleng. "Ya, Usher. Aku baik-baik saja. Kau tak perlu khawatir." Dia tersenyum. "Aku hanya sedikit syok. Aku sama sekali tak mengira kalau Vione akan bertindak seperti ini."

"Jangan kau pikirkan dia. Kupikir, dia sedikit gila pagi ini."

Kali ini Mireya mengangguk walau ucapan Usher tak cukup untuk meredakan kekhawatirannya. Maka dari itu dia pun kembali bicara dan kali ini dengan penuh kehati-hatian. "Ehm, jadi apakah itu maksudnya kau sama sekali tak mengetahui apa-apa mengenai suplemen kesehatan itu?" Dia mendapati Usher menatapnya dengan berkacak pinggang. "Vione mengatakan bahwa suplemen kesehatan itu agar kau terhindar dari penyakit."

Bola mata Usher masa lalu berputar sembari berdecak. "Sudah kukatakan, dia sedikit gila pagi ini. Jadi, semua yang keluar dari mulutnya tak usah kau hiraukan. Lebih baik sekarang kau panggil Ida. Suruh dia membereskan semua kekacauan ini."

"O-oh, ya, Usher. Aku akan memanggilnya," ujar Mireya cepat sembari tersenyum. Lalu dituntunnya Usher agar duduk kembali di meja makan. "Kau tunggu sebentar, aku tak akan lama"

Usher masa lalu tak mengatakan apa-apa sementara Mireya segera beranjak dari sana. Langkahnya terkesan tenang dan kala itu sempat diliriknya Usher masa lalu dengan sorot penuh waspada.

Mireya meremas kedua tangannya. Dia keluar dari ruang makan dengan satu keyakinan. Sepertinya Usher belum menunjukkan tanda-tanda aneh. Namun, aku tak boleh gegabah. Apakah yang sebenarnya tengah direncanakan oleh Vione?

*

bersambung ....

Note: Haloha! Aku bawa kabar sedikit basi 😅 Kalian masih ingat Ugo dan Voni kan? Semoga aja masih ya. Soalnya tuh cerita udah ada versi tamatnya. Kalian bisa cek langsung di PlayBook dengan judul "Hunky Dory". Aku jamin deh, kalian pasti suka endingnya (๑˃̵ ᴗ ˂̵)و

Untuk info tambahan, versi tamatnya panjang banget loh. Pasti kalian puas bacanya 🤣🤣🤣

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top