Clawless Luna 9
"A-apa? Kudeta?"
Vione syok, begitu juga dengan Addy dan Hilary. Semua manusia serigala yang mulai memenuhi rumah Munest pun sama kagetnya. Mereka saling bertanya satu sama lain, tetapi tak ada yang bisa menjawab.
"Aku yakin ada kesalahpahaman di sini," ujar Vione seraya berusaha untuk menghalangi para manusia serigala yang ingin membawa Addy dan Hilary. "Mereka tak mungkin melakukan kudeta."
Namun, mereka semua bergeming oleh perintah. Vione tak bisa mencegah mereka untuk membawa Addy dan Hilary. Bahkan ketika Addy dan Hilary mencoba membela diri pun tak ada seorang pun yang percaya. Keduanya benar-benar diperlakukan seperti memang tengah melakukan kudeta.
Vione tak menyerah. Ditemuinya Garth. Ia tahu, sedikit banyak Garth masih memandang dirinya. Sekalipun ia bukan lagi luna, tetapi Garth memiliki sikap hormat padanya.
Sayangnya yang terjadi tak sesuai harapan. Gartha menatap Vione dengan sorot menyesal.
"Maaf, Vione. Bila itu berhubungan dengan kudeta terhadap Alpha maka aku adalah orang yang berdiri paling di depan untuk melindunginya. Aku tak akan membiarkan siapa pun bisa menggulingkan Alpha."
Vione membeku, lalu ia menggeleng kaku. "Aku tahu itu, Garth, tetapi orang tuaku tak mungkin melakukan itu. Mereka tidak akan melakukan kudeta. Mereka tidak ada alasan sedikit pun untuk melakukan kudeta."
Garth ingin membalas ucapan Vione, tetapi satu suara menimpali percakapan mereka. Mireya turut bicara.
"Tentu saja ada. Mereka memiliki alasan yang sangat kuat untuk melakukan kudeta."
Vione berpaling dan melihat pada Mireya. Sungguhpun ketidakinginan berhubungan lagi dengan Mireya sudah menjadi janji yang terpateri di dalam hati secara alamiah, nyatanya ia tak mampu menahan desakan untuk bertanya.
"Apa maksudmu, Mireya?"
Mireya mendekat. Senyum khas tersungging di wajah dan ia dengan senang hati menjawab. "Mereka sakit hati karena putri yang mereka pungut telah dilengserkan sebagai luna. Bukan hanya itu, sepertinya mereka juga malu ketika orang-orang membicarakan penyebab pelengseran yang kau alami."
Wajah Vione memerah. Rahangnya mengeras. Namun, Mireya terus bicara.
"Jadilah mereka tidak terima. Akhirnya mereka pun melakukan kudeta."
Vione mencoba untuk tidak menggeram ketika orang tuanya dibicarakan seperti itu. "Jaga ucapanmu, Mireya. Mereka tidak akan melakukan hal serendah itu. Kau hanya mengada-ngada."
"Oh, apa sekarang kau kembali akan mengatakan bahwa aku memfitnahmu? Seperti waktu itu?"
Vione tak menjawab dan jadilah senyum Mireya semakin melebar.
"Aku tak pernah memiftnah siapa pun, Vione. Pada dasarnya takdir memang berbaik hati dan menunjukkan semua padaku."
"Apa maksudmu, Mireya?"
Mireya mengeluarkan sesuatu dari dalam tas. Diserahkannya beberapa lembar foto pada Vione. "Inilah maksudku."
Tak langsung menyambut foto tersebut, Vione menatap tajam sekilas pada Mireya terlebih dahulu. Setelahnya ia pun langsung membelalak. Dilihatnya foto tersebut satu persatu dan Mireya menikmati pucat wajah Vione.
"Bagaimana? Apakah kau sekarang mengakui kalau aku memang tidak memfitnah orang tuamu?"
Vione terus melihat foto-foto tersebut dengan ketidakpercayaan. "I-ini tidak mungkin."
"Tentu saja mungkin," sergah Mireya seraya bersedekap dan menatap Vione. "Jadi, apa sekarang kau bisa menjelaskan pada kami, Vione? Siapakah pria itu? Alpha dari Kawanan manakah dia?"
Vione tak bisa menjawab. Satu-satunya yang bisa dilakukannya adalah membela diri. Ia sama sekali tak mengerti, tetapi foto-foto itu memberikan kesimpulan yang sebaliknya.
"A-aku tidak tahu, Mireya. Pasti ada yang salah di sini."
"Tentu saja ada yang salah di sini dan kau tahu pasti jawabannya," ujar Mireya seraya menarik napas dalam-dalam, lalu berdecak. Diliriknya foto di tangan Vione. "Pria yang mendatangi Addy dan Hilary jelas adalah pria selingkuhanmu, pria yang selalu mendatangimu di Istana. Jadi, kau jangan pura-pura bodoh, Vione."
Lidah Vione kelu. Ia tak bisa mengatakan apa-apa ketika logikanya secara curang justru membenarkan perkataan Mireya. Sebabnya adalah foto itu menampilkan semua fakta tak terbantahkan.
Tak hanya sekali, tetapi berkali-kali. Bila dilihat dari pakaian Addy dan Hilary serta pria itu maka bisa dipastikan telah terjadi pertemuan berulang kali.
Latar belakang foto menunjukkan mereka seringnya bertemu di hutan, tepatnya ketika pagi hari ketika Addy dan Hilary yang telah menjadi bagian dari Petugas Kehutanan melakukan patroli rutin. Mereka biasanya mengecek keadaan hutan demi memastikan tak ada manusia usil yang mengusik ekosistem alami di sana. Pun demi mendata keadaan hutan terkini.
Semua terlihat persis seperti yang dikatakan oleh Mireya. Juga rasanya wajar bila mereka sekeluarga jadi pihak tertuduh. Foto-foto itu seolah telah bicara dan mengatakan semua yang terjadi.
Hanya saja ada satu hal yang mengusik Vione. Pada satu foto, tampak hoodie jaket pria itu sedikit tersingkap, mungkin karena angin. Di sanalah fokus tertuju dan matanya perlahan menyipit. Ia mengernyit dengan satu kebingungan.
Tato itu?
Ada seuntai kecil ukiran yang terlihat. Posisinya di leher dan walau hanya sedikit yang tertangkap di foto, Vione yakin seratus persen bahwa itu adalah tato tanda alpha. Setitik kemilau bewarna emas terlihat dengan jelas.
"Sekarang apakah kau masih belum ingin jujur, Vione? Siapakah alpha itu? Alpha dari Kawanan manakah dia?"
Vione mengangkat wajah dengan perlahan. Ditatapnya Mireya dengan sorot kosong. Ia bingung dan benar-benar tidak tahu dengan yang terjadi. "Mi-Mireya, aku tidak berbohong, tetapi aku juga tak mengerti dengan yang terjadi sekarang. Aku bersumpah, pria yang mendatangiku setiap malam itu memang adalah Usher. Jadi, sepertinya memang dia juga yang mendatangi Addy dan Hilary."
Mireya mendengkus geli. Bola matanya berputar dan diledeknya Vione. "Kau sungguh berpikir bisa membela diri dengan kebohongan seperti itu?" tanyanya terkekeh samar, lalu geleng-geleng. "Pertama, Usher tidak mungkin mendatangimu, apalagi sampai bercinta denganmu seperti yang kau katakan dulu. Kedua, Usher juga tidak mungkin menemui Addy dan Hilary. Memangnya untuk apa?"
Benar. Untuk apa?
"Lagi pula harus kau ketahui kalau Usher sama sekali tidak ada waktu untuk meladenimu dan keluargamu lagi."
Lagi-lagi perkataan Mireya benar.
"Jadi, sepertinya perbincangan kita selesai untuk sekarang, Vione. Sepertinya kau juga harus ke Istana."
Vione mengerjap. "Ke Istana?"
"Tentu saja. Sepertinya kudeta ini lebih kompleks dari yang terlihat. Semua berawal dari perselingkuhanmu dan bisa jadi selingkuhanmu memang berencana untuk mencari kelemahan Kawanan Frostholm. Dengan kata lain, dari awal selingkuhanmu memang telah menargetkan kau untuk mencapai tujuannya."
Perkataan Mireya berputar-putar di kepala Vione. Jadilah ia merasa pusing, nyaris linglung dengan kesimpulan tersebut.
"Ti-tidak, Mireya."
Mireya berpaling. Diabaikannya Garth dan ia langsung memberi perintah pada para warrior.
"Bawa juga Vione."
Vione membelalak dan tak bisa melakukan apa-apa.
*
Kawanan Frostholm gempar. Rasa-rasanya belum lama dari kegaduhan akibat pelengseran Vione dari posisi luna, berikut dengan skandal perrselingkuhan yang menyertainya. Sekarang kawanan kembali dihebohkan dengan berita yang lebih menggegerkan lagi, yaitu kemungkinan kudeta yang direncanakan oleh keluarga Munest.
Jadilah kawanan gelisah. Nyatanya perselingkuhan yang dituduhkan pada Vione memiliki rahasia lebih besar dari yang terlihat. Kemungkinan paling mengerikan persis seperti perkataan Mireya, yaitu pria itu memang menargetkan Vione untuk mencari titik kelemahan Kawanan Frostholm.
Namun, kemungkinan rencana itu tidak berjalan mulus mengingat perselingkuhan Vione terkuak. Usher telah memutuskan ikatan perpasangan mereka dan jadilah Vione kembali ke rumah Munest.
Sekarang satu-satunya cara adalah memanfaatkan situasi. Pria itu dengan cerdik menyerang psikis Addy dan Hilary yang terguncang dengan takdir malang Vione. Jadilah ia menawarkan kerja sama untuk menjungkirkan kekuasaan Usher.
Addy dan Hilary yang bersedih karena Vione menganggap itu adalah cara paling tepat untuk membalas perlakuan Usher. Mereka menerima tawaran pria itu dan mulai menyusun rencana. Sayangnya, rencana mereka terendus lebih cepat. Alhasil keluarga Munest pun ditangkap tanpa terkecuali.
Begitulah kira-kira ringkasan tuduhan yang dibacakan pada Pengadilan Tinggi. Para Kawanan berkumpul dan Ayla sebagai Tetua Suci memimpin pengadilan tersebut.
Ayla menarik napas dalam-dalam. Sejenak, dilihatnya Usher yang duduk di singgasana. Lalu tatap matanya berpindah pada Vione, Addy, dan Hilary yang duduk bersama-sama di kursi tertuduh. Sementara itu para kawanan memenuhi aula pengadilan hingga keadaan benar-benar ramai.
Bila boleh jujur, kata hati Ayla mengatakan bahwa tuduhan tersebut tidak benar. Sebagai manusia serigala yang diberi anugerah lebih berupa intuisi dan firasat yang lebih peka dari yang lainnya, ia berani mempertaruhkan jiwa raga demi mengatakan bahwa keluarga Munest sama sekali tidak bersalah.
Sayangnya Ayla sekarang berdiri di depan Kawanan sebagai pemimpin pengadilan. Ia harus melihat segala sesuatunya berdasarkan bukti. Nahasnya, itulah yang tak dimiliki oleh keluarga Munest.
"Aku berani bersumpah, Alpha. Kami sama sekali tidak berniat untuk melakukan kudeta."
Pembelaan diri Addy menarik keriuhan. Para kawanan mencemoohnya. Situasi sempat tak terkendali sehingga para guard terpaksa turun tangan.
Addy tak memedulikan mereka semua. Dengan tangan terborgol di atas meja, ia sedikit condongkan diri dalam dorongan ingin meyakinkan semua yang ada di sana.
"Kesetiaan keluarga Munest padamu dan Kawanan tidak perlu diragukan, Alpha. Kami setia sampai mati."
Usher menatap Addy dengan tajam. "Lalu bisa kau jelaskan pada kami semua, siapakah pria yang seringkali kau temui di hutan? Karena aku pun berani bersumpah. Pria itulah yang telah mendatangi kamar Vione selama di Istana."
Addy membeku. Diteguknya ludah yang terasa menggumpal, lalu menjawab. "Kami tidak tahu, Alpha."
"Tidak tahu kau bilang?"
"Benar, Alpha. Kami sama sekali tidak tahu siapa dia. Dia selalu datang dengan menggunakan jaket hoodie dan masker. Dia tak memberi tahu kami siapa namanya."
Mata Usher menyipit. "Lalu untuk apa dia mendatangi kalian?"
"Dia menyuruh kami sekeluarga untuk segera pergi dari sini."
Keriuhan kembali pecah. Spekulasi semakin menjadi-jadi. Semua dugaan berujung pada satu kesimpulan.
"Dengan kata lain, dia ingin kalian pergi sekeluarga agar tidak terdampak ketika terjadi pertempuran nanti?"
Addy tak bisa menjawab. Tubuhnya berubah jadi kaku total. "A-Alpha."
"Jadi bisa disimpulkan bahwa satu-satunya orang yang mengetahui jati diri pria itu adalah kau, Vione. Apakah kau masih bersikeras untuk melindunginya?"
Vione meringis. "Alpha, aku berani bersumpah. Aku sama sekali tidak mengetahui semua ini. Pria yang datang ke kamarku itu adalah kau. Aku tak berbohong."
"Pendusta!" bentak Usher seraya menggebrak sandaran tangan singgasana. Kemarahannya pecah dan membuat para kawanan diam seketika. "Berani-beraninya kau berulang kali membohongi alphamu, Vione! Seniat itu kau ingin melindunginya?"
"Aku tidak membohongimu, Alpha. Aku berani menjalani Upacara Suci untuk membuktikan kejujuranku. Aku tidak pernah berselingkuh darimu. Aku tidak pernah mengkhianatimu."
"Cukup!"
Usher mengangkat satu tangan dan Vione terpaksa menelan semua kata-kata pembelaaannya.
"Aku tidak ingin mendengar kebohonganmu lagi, Vione. Bahkan kalau kau bersikukuh maka aku dengan gampangnya akan memberikan rekaman kamera pengawas di sekitar kamarku. Kau akan melihat kalau di jam yang sama aku selalu berada di kamarku."
Vione terhenyak. "Ti-tidak mungkin."
"Tampilkan rekaman itu."
Dua video yang berbeda diputar secara bergantian. Semuanya didapatkan dari rekaman kamera pengawas yang lokasinya berbeda, yaitu satu di lorong kamar Usher dan satu lagi di lorong kamar Vione.
Dari kedua video tersebut, terlihat bahwa di jam yang nyaris bersamaan, Usher masuk ke kamarnya sendiri. Di lain pihak, pria itu justru datang ke kamar Vione.
"Apa kau sekarang masih ingin menyangkal, Vione?"
Suara bernada tinggi Usher membuat Vione mengerjap lemah. Ditatapnya Usher dengan tanpa daya. Ia sama sekali tak berkutik dengan bukti senyata itu. Namun, menyedihkannya adalah ia tetap bersikeras dengan keyakinannya sendiri.
"Itu memang kau yang datang ke kamarku. Aku tidak pernah selingkuh."
Publik mencemooh Vione. Jadilah ia tertunduk dengan malu yang teramat sangat. Sekarang ia bukan lagi dilihat sebagai mantan luna, melainkan serigala wanita yang tak bermoral.
Vione memejamkan mata. Panas hadir dan air matanya perlahan jatuh. Ditulikannya telinga. Tak ingin ia dengar cemoohan orang-orang. Namun, suara-suara mereka ternyata lebih menusuk dari bilah pisau paling tajam di dunia.
"Semua bukti telah terkumpul. Vione dituduh untuk kesalahannya menyelinapkan seorang alpha dari Kawanan lain ke Istana dan itu adalah tindakan yang tak termaafkan. Keselamatan Alpha dan Kawanan Frostholm menjadi terancam karena tindakannya," ujar Ayla dengan berat hati. Lalu dipaksanya diri untuk lanjut bicara. "Namun, mengingat pengabdiannya selama ini sebagai luna maka Pengadilan Tinggi memberikan keringanan. Untuk itu kau, Vione Celestia Munest, dijatuhkan hukuman penjara bawah tanah."
Tubuh Vione lemas seketika. Penjara bawah tanah adalah bencana untuk manusia serigala. Mereka akan terkurung selamanya hingga ajal menjemput tanpa bisa melihat purnama lagi.
Vione berusaha menabahkan hati. Ia mencoba untuk tetap kuat, tetapi ia benar-benar telah lelah. Tepatnya adalah ketika Ayla membacakan putusan untuk Addy dan Hilary.
"Sementara itu Addy dan Hilary melakukan pelanggaran lebih serius. Keduanya berulang kali bertemu dengan pria itu. Pengadilan Tinggi tidak bisa mengambil risiko. Keselamatan Alpha dan Kawanan Frostholm adalah prioritas utama. Untuk itu demi menghentikan kemungkinan terjadi kudeta dan bocornya informasi-informasi kawanan mengingat keluarga Munest memiliki riwayat hubungan yang dekat dengan Istana maka Pengadilan Tinggi memutuskan untuk menjatuhkan Addy Roberto Munest dan Hilary Russell hukuman mati."
*
bersambung ....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top