Clawless Luna 7
"Apa maksudmu, Mireya?"
Mireya berpaling. Ditatapnya Usher dengan tangan yang terangkat dan menuding Vione. "Dia, luna yang dihormati oleh para kawanan, adalah wanita rendahan. Dia telah mengkhianatimu, Usher. Dia menyelingkuhimu."
Vione ternganga. Dilihatnya Mireya dengan sorot tak percaya. Ia geleng-geleng, lalu meringis. "Jadi, ini taktikmu selanjutnya, Mireya? Tak cukup dengan merebut Usher dariku, bahkan sekarang kau mencoba memfitnahku?"
"Fitnah?" balas Mireya tersenyum dengan penuh percaya diri. "Menurutmu, apakah aku harus menyibukkan diri dengan memfitnahmu? Sementara Usher sendiri telah mencintaiku dengan begitu besar?" Ia menggeleng. "Tidak, Vione. Aku tidak perlu mengotori tanganku karena kenyataannya memang itulah yang terjadi."
Di titik itu, Vione tak bisa meraba rencana apa yang telah disusun Mireya. Persis seperti yang dikatakan oleh Mireya, tak ada gunanya lagi ia memfitnah Vione. Nyatanya ia telah mendapatkan hati dan cinta Usher bahkan tanpa skenario tambahan lainnya.
Walau demikian Vione tak bisa tinggal diam. Ia tak akan membiarkan Mireya menudingnya untuk hal yang sama sekali tak dilakukannya.
"Aku tidak tahu apa rencanamu, Mireya. Seperti yang kau bilang, Usher memang mencintaimu. Jadi, kau tak perlu lagi memfitnahku. Pada kenyataannya aku sama sekali tidak melakukan itu."
Mireya mendengkus. "Oh ya?"
"Aku tidak pernah menyelingkuhi Usher. Walaupun Usher tidak mencintaiku, bukan berarti aku akan melakukan hal serendah itu. Perlu kau camkan, Mireya. Kita berbeda."
Keteguhan Vione membuat senyuman Mireya semakin lebar. Sikapnya tak ubah menyiratkan tantangan dan Vione menerima tantangan itu tanpa gentar. Jadilah mereka serupa dua orang petarung wanita yang siap untuk berlaga. Keduanya tampak sama-sama gigih.
"Kuyakin kita memang berbeda, Vione. Kau selalu menudingku sebagai wanita murahan karena menjadi selingkuhan Usher, tetapi aku mengakuinya. Setidaknya aku bukanlah pendusta sepertimu."
"Untuk apa aku berdusta kalau aku memang tidak melakukannya?"
"Tipikal kriminal. Seorang penjahat tak akan pernah ada yang mengaku, begitu juga dengan dirimu." Mireya berdecak samar seraya mengedarkan pandangan. Dilihatnya Usher dan Garth yang tampak kebingungan. Lalu ia tanyalah mereka. "Apa kalian juga menganggap kalau aku memfitnah Vione?"
Garth tak menjawab. Ia tak punya hak untuk turut bicara. Walau begitu diliriknya sang alpha, apa yang akan dilakukan oleh Usher?
Usher dilanda kebingungan. Agaknya ia butuh waktu lebih lama untuk mencerna kejadian kala itu. Jadilah ia bertanya pada Mireya.
"Apa maksud perkataanmu, Mireya? Vi-Vione?" tanya Usher sambil menunjuk Vione dengan ekspresi yang tampak ganjil. "Vione selingkuh?"
Mireya mengangguk. "Kau pasti tak menduganya bukan? Selama ini, ia selalu mengatai kita sebagai manusia tak berakhlak. Kita adalah manusia tak punya moral. Nyatanya? Dia selama ini melakukan hal yang sama. Vione telah menyelingkuhimu, Usher."
"Tidak," tampik Vione seraya menggeleng berulang kali. Diangkatnya tangan dan ia tunjuk Usher. "Kau boleh merendahkanku, Usher. Kau bisa melakukan apa pun sesuka hatimu, tetapi aku tidak akan pernah terima bila aku dituduh untuk hal yang tak pernah aku lakukan."
Wajah Usher mengeras. Rahangnya berubah kaku. Ditatapnya Vione dengan tajam. "Benarkah begitu?"
"Kau tak percaya padaku, Usher?" Vione memejamkan mata dengan dramatis. Kepalanya terangkat, lalu tawa ironis berderai dengan menyedihkan. "Tentu saja. Kau tak pernah percaya padaku. Kau selalu mempercayai Mireya ketimbang aku."
Usher menggeram. "Jawab pertanyaanku, Vione. Dengan siapa kau berselingkuh?"
"Aku tidak selingkuh, Usher! Aku tidak pernah berhubungan dengan pria mana pun setelah menjadi pasanganmu."
"Dasar pendusta!"
"Aku tidak berbohong. Selingkuhanmu itu yang berbohong. Dia menuduhku-"
Mireya memamerkan sejumlah foto yang diambilnya dari dalam tas. Ditunjukkannya beberapa potret sehingga Vione jadi terdiam seketika. Semua kata-kata pembelaan langsung lenyap semua.
"Apa kau bisa menjelaskan apa ini?"
Vione membeku. Dilihatnya gambar itu walau tak lama. Usher merebut foto-foto tersebut dari tangan Mireya secepat kilat.
"U-Usher."
Geraman Usher terdengar makin memberat. Ia melihat satu persatu foto itu dengan emosi yang menggelegak. Lalu bentakan kemarahannya pun meledak.
"Vione!"
Usher membanting foto-foto itu ke lantai. Garth memungut beberapa dan ia tercengang tak percaya.
Foto-foto itu kebanyakan memotret kedatangan seorang pria ke kamar Vione. Penampilannya kasual dengan jaket dan masker. Tubuhnya tampak gagah dan perkasa. Ia menyiratkan kekuatan dan keanggunan dalam waktu bersamaan.
Sesaat, Garth tertegun. Ada perasaan janggal yang menjalari benak ketika dilihatnya foto-foto itu dengan saksama. Didapatinya perasaan tak asing, terkesan familier.
Garth kesampingkan hal tersebut. Hal lebih penting menarik perhatiannya. Disadarinya bahwa pria itu mendatangi kamar Vione tak hanya sekali atau dua kali, melainkan sering. Jadilah kejanggalan lain dirasakannya, bagaimana mungkin ia semudah itu keluar dan masuk ke Istana?
"Bisa-bisanya kau membawa selingkuhanmu ke Istana?!"
Bentakan Usher menghantam jiwa raga Vione. Jadilah ia terhenyak dengan tubuh dingin yang gemetaran. Langkah tersurut ke belakang, ia menggeleng berulang kali.
"Tidak, Usher. Aku sama sekali tidak selingkuh dan aku tidak pernah membawa siapa pun ke Istana. Aku bersumpah!"
Usher maju dan dicengkeramnya leher Vione. "Kau masih ingin membohongiku, Vione?"
"U-Usher," lirih Vione terbata. Ia berusaha melepaskan cengkeraman Usher. "Le-lepaskan aku. A-aku tidak bisa bernapas."
Sampai di sini, Garth tak punya pilihan lain. Ia berusaha untuk melepaskan Vione dari cengkeraman Usher.
"Alpha, tenangkan pikiranmu. Kau bisa menyakiti lunamu."
Usher bergeming. Diperintahkannya Garth tanpa melirik sedikit pun. "Menyingkir, Garth."
"Alpha, aku yakin ada kesalahpahaman di sini. Kita harus menyelidikinya dengan kepala dingin."
"Garth."
Suara Usher terdengar berbeda. Seumur hidup, Garth tak pernah mendengar Usher menyebut namanya seperti itu. Jadilah ia meneguk ludah, jelas menyadari peringatan yang tersirat di sana.
"Kubilang, menyingkir!"
Garth terpaksa mundur. Ia tak mungkin melawan perintah Usher, melawan perintah alpha adalah kesalahan tak termaafkan.
"Kau benar-benar berani, Vione. Aku tak pernah mengira kalau kau berani mengkhianatiku."
Kemarahan Usher benar-benar tak terkendali. Tak dipedulikannya wajah Vione yang telah memerah dan tampak payah. Ia bersikukuh dengan emosi yang telah membutakan mata.
Vione terus mencoba membela diri. "Ti-tidak, Usher. A-aku tidak mengkhianatimu."
"Kau berbohong padaku, Vione. Kau mengatakan cinta padaku, tetapi ini yang kau lakukan padaku?"
"Ti-tidak."
"Kau selalu merendahkan Meriya, tetapi apa kau sadar kalau kau lebih rendah lagi? Setidaknya Meriya tidak pernah mengkhianati alphanya."
Vione terus tersiksa sementara Meriya sebaliknya. Dinikmatinya kejadian itu tak ubah tengah menyaksikan pentas orkestra kelas dunia. Wajahnya menyunggingnya senyum yang amat semringah dan itu tak luput dari pengawasan sepasang mata Garth.
Sikap Meriya menimbulkan prasangka Garth. Diputuskannya untuk menyelidiki yang terjadi walau nanti. Sekarang ia perlu memutar otak untuk menyelamatkan Vione. Bila sampai hal buruk terjadi pada Vione maka bisa dipastikan kawanan akan geger.
Garth mengeluarkan ponsel. Satu-satunya harapan yang tersisa adalah Jemma. Siapa pun tahu betapa Usher menghormati sang ibu dan mungkin hanya itulah satu-satunya jalan yang bisa menjeda kekacauan malam itu.
"A-aku tak pernah mengkhianatimu, Usher. A-aku tidak menyelingkuhimu. Pr-pria itu, pria yang datang ke kamarku, itu adalah kau."
Mata Garth membesar. Niatannya untuk menghubungi Jemma terjeda. Sekarang kalau dipikirnya kembali maka ia bisa merasakan sumber kejanggalan dan kesan tak asing yang dirasakannya tadi. Sosok itu persis Usher. Namun, mungkinkah?
"Apa kau bilang?" sentak Usher sambil mengangkat Vione hingga kakinya tak lagi menapak di lantai. "Kau bilang pria di foto itu aku?" Usher berang. Matanya memelotot dan cengkeraman semakin kuat. "Apa kau tidak bisa mencari pembelaan yang lebih masuk akal?!"
Vione meronta. Sekarang pertanyaan Usher tak ubah dengung di telinganya. Ia tak lagi bisa mendengar dengan jernih. Pandangannya pun mulai kabur. Semua mulai memudar seiring dengan harapannya yang pupus.
Pasrah hadir. Vione pejamkan mata dengan menabahkan hati. Mungkin inilah akhir hidupnya. Mungkin ia memang harus menghadapi kematian di tangan alphanya sendiri. Menyedihkan dan menyakitkan, tetapi ia tak pernah mengira bahwa hidupnya akan setragis ini.
"Alpha! Kau bisa membunuh Vione!"
Tubuh Vione terhempas dan mendarat di lantai dengan keras. Ia terbatuk sesaat, lalu ia pun menghirup udara dengan menggebu.
Sementara Usher yang mendapati Vione terlepas dari cengkeramannya langsung memandang murka pada Garth. Matanya memelotot besar, tampak berang. Dibentaknya sang beta dengan kemarahan yang membludak.
"Kau sadar dengan apa yang kau lakukan, Garth?"
Garth mengangguk. "Aku sadar, Alpha. Aku sedang menjalankan tugasku sebagai beta. Aku tidak ingin kau mengambil keputusan yang keliru. Kau bisa membunuh Vione dan itu pasti akan membuat kekacauan di Kawanan."
Usher mengatupkan mulut rapat-rapat. Urat-urat di dahinya bertonjolan dan keringat mulai membanjiri wajah, bahkan tetesannya mulai jatuh ke lantai.
"Aku tidak ingin kau menyesali tindakanmu, Alpha."
Setitik akal sehat Usher membenarkan perkataan dan tindakan Garth. Tak sepatutnya ia kelepasan emosi hingga mengancam nyawa Vione. Ia menyadari itu, tetapi bukan berarti emosinya bisa ditenangkan.
"Kau beruntung, Vione. Kau selamat hari ini."
Usher berdecih saat melihat Vione yang kesusahan. Tangannya merayap di lantai, pundaknya turun naik karena terengah-engah. Keadaannya benar-benar memprihatinkan dan ia masih berusaha berusaha mengumpulkan kekuatan untuk bangkit.
"Selamat?" Vione resapi satu kata itu ketika pada akhirnya kakinya berhasil untuk berdiri lagi. Ditopangnya tubuh dengan berpegangan pada lutut untuk sejenak, lalu diangkatnya wajah. Ia tatap Usher dengan kepiluan. "Aku justru berharap mati, Usher. Mungkin dengan begitu aku bisa lepas dari semua ini."
"Jangan membuatku menyesal karena tidak membunuhmu saat ini juga, Vione."
Vione tersenyum tipis, mulanya. Lalu pelan-pelan senyum tipis itu berubah menjadi tawa perih. "Mengapa? Kalau kau mau membunuhku, bunuhlah. Aku tak akan melawan. Lagi pula aku sudah lelah dengan semua ini, Usher. Aku sudah tak sanggup lagi. Mengapa kau setega ini padaku? Mengapa kau terus menyakitiku? Mengapa kau menjadikanku pasanganmu kalau kau malah membuatku menderita? Mengapa?!"
"Jaga ucapanmu, Vione. Salah sedikit saja kau bicara maka aku bisa menganggap kalau kau ingin aku melepaskan ikatan perpasangan kita."
"Melepaskan ikatan perpasangan kita?"
Garth menggeleng. Mireya berbinar-binar. Sementara Vione menatap Usher untuk sesaat seolah tengah meresapi makna kata-kata itu.
"Baiklah." Satu kata terucap dan Vione rasakan panas mulai hadir di mata. Jadilah ia menarik napas dalam-dalam, lalu mengepalkan tangan dengan kuat. "Mari kita berpisah, Usher. Putuskanlah ikatan perpasangan kita."
Garth maju selangkah, berusaha mencegah. "Vione."
"Terima kasih untuk bantuanmu, Garth, tetapi aku sudah tak sanggup lagi. Aku tidak ingin menghabiskan waktuku dalam hidup yang menyedihkan seperti ini."
Garth tak bisa berbuat apa-apa ketika Usher terlanjur menyambut permintaan Vione.
"Kuharap kau tak menyesal, Vione."
Vione menggeleng. "Tidak akan. Lagi pula bukankah ini yang kau inginkan? Kau bisa menjadikan Mireya sebagai luna dan pasanganmu. Apalagi karena sekarang dia tengah mengandung bayimu."
"Kau benar." Usher menggangguk sembari tersenyum. "Kalau begitu, baiklah. Kupenuhi permintaanmu kali ini, Vione."
Tak pernah dibayangkan oleh Vione sebelumnya bahwa hari itu akan tiba. Walau dirasanya memang wajar bila Usher tak mencintainya, tetapi ia tak mengira bahwa ia benar-benar akan mengalami takdir mengenaskan seperti ini. Cintanya pada Usher yang telah tumbuh sedari dulu harus musnah.
Vione menatap Usher. Ia berjanji di dalam hati bahwa itulah kali terakhir ia biarkan Usher untuk melihat pendaran cintanya dalam binar-binar. Ditabahkannya hati, lalu didengarnya Usher berkata.
"Aku, Alpha Usher Thorne, mengakhiri ikatan perpasangan denganmu, Vione Celestia Munest. Mulai hari ini kau bukan lagi luna dan pasanganku."
Vione resapi kata demi kata yang diucapkan Usher. Tanpa ada paksaan, semua diucapkan Usher dengan penuh kesadaran. Usher benar-benar ingin menyudahi ikatan perpasangan di antara mereka dan untuk itu ada satu sesal yang hinggap di hatinya.
"Maafkan aku, Usher. Ternyata aku tidak bisa menjaga janji yang telah kubuat denganmu. Aku tidak bisa mempertahankan ikatan ini ketika kau sendiri yang meminta untuk mengakhirinya."
Usher mengeryit. "Hah?! Kapan aku memintamu berjanji untuk mempertahankan ikatan ini? Sebaliknya, aku malah tak sudi terus terikat denganmu." Satu kemungkinan melintas dengan cepat di benak Usher, lalu ia memelotot. "Jangan coba-coba untuk menarik rasa belas kasihanku, Vione. Itu tidak akan berhasil."
Vione meringis. Tudingan Usher membuatnya mendengkus ironis. Tak disangkanya, Usher malah menuduh.
"Tidak, Usher. Aku sama sekali tidak sedang berusaha mengharapkan belas kasihmu."
Dikuatkannya hati. Dilihatnya Garth dan Mireya. Vione abaikan isyarat permintaan Garth. Pun diacuhkannya senyum penuh kemenangan Mireya. Kali ini ia tak ingin memikirkan siapa-siapa. Satu yang dipikirkannya hanyalah diri sendiri.
Vione biarkan udara bergumul di dada. Dikepalkannya kedua tangan dengan seerat mungkin. Ia himpun serpihan-serpihan tenaga yang tersisa. Kemudian ia berkata.
"Aku, Vione Celestie Munest, menerima pemutusan ikatan denganmu sebagai luna dan pasangan, Alpha Usher Thorne."
*
bersambung ....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top