Clawless Luna 37
Tubuh Usher melayang dan menghantam jendela. Lalu dia pun terlempar keluar dari Istana dan mendarat dengan amat telak di taman Istana. Dia mengerang sakit sembari berusaha untuk bangkit walau kakinya goyah. Sebabnya petarungan itu jelas belum tuntas.
Para serigala berlompatan dari Istana. Mereka berlari menuju Usher yang hanya butuh waktu beberapa detik untuk mempersiapkan diri.
Usher tahu, itu adalah pertarungan yang mustahil untuk dimenangkan olehnya. Keadaannya benar-benar tak menguntungkan, terlebih lagi sekarang. Dia bukan hanya menghadapi para guard dari Kawanan Nimbria, melainkan juga para warrior yang dipimpin langsung oleh Torin.
Lolongan Torin memecah keheningan malam. Diberikannya perintah kepada para warrior Kawanan Nimbria. Jadilah para serigala itu menggeram dan berlari dengan lebih semangat. Tujuan mereka hanya satu, yaitu berlomba-lomba untuk menggigit leher Usher hingga putus.
Usher bersiap. Cakar-cakarnya menancap di tanah, mengambil ancang-ancang. Lalu ketika para serigala itu semakin mendekat maka dia pun melompat. Dia menyerang tanpa gentar sama sekali.
Langkah pertama Usher adalah menghunjamkan cakar-cakarnya ke arah serigala terdekat. Namun, serigala itu mampu mengelak dengan cepat dan pertarungan pun berlanjut kembali.
Para serigala menyerang Usher secara beramai-ramai. Mereka tak memberikan kesempatan untuk Usher bisa balik menyerang. Jadilah untuk beberapa saat, Usher hanya bisa bergerak untuk mengelak, untuk menghindari serangan-serangan para serigala itu tanpa bisa melakukan hal serupa.
Usher menggeram ketika seekor serigala berhasil menggigit bagian belakang tubuhnya. Ditahannya rasa sakit, lalu dia pun menghempaskan serigala itu dengan sekuat tenaga. Jadilah serigala itu melayang dan membentur beberapa temannya.
Ada sedikit jeda yang bisa Usher dapatkan. Dia memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Ditariknya napas dalam-dalam sembari menilai keadaan sekitar dengan cepat. Tak dirasakan olehnya sakit yang timbul dari luka-luka di sekujur tubuh. Tak dipedulikan olehnya darah yang terus mengalir. Di benaknya sekarang hanya ada satu hal, yaitu dia harus mempertahankan Istana Kawanan Frostholm apa pun yang terjadi, sekali pun bila itu artinya dia harus mengorbankan nyawa.
Usher melolong panjang. Setelahnya, dia bersiap untuk menyerang kembali. Namun, tiba-tiba saja ada lolongan yang menyahuti lolongannya tadi. Jadilah dia berpaling dan dilihatnya di balik kegelapan malam ada begitu banyak siluet-siluet yang amat familier.
Lama semakin lama maka siluet-siluet itu tampak semakin nyata. Mereka adalah para serigala yang tentunya dikenal dengan amat baik oleh Usher. Berada di depan, ada Storm yang memimpin. Bersama dengannya ada Cora dan Berg.
Usher nyaris tak percaya dengan yang dilihat oleh matanya saat itu. Cora bersama dengan yang lainnya menghampiri dirinya. Mereka bertiga mengambil posisi di sekitar Usher tak ubah seperti isyarat bahwa mereka tak akan pernah meninggalkan Usher untuk apa pun yang terjadi.
Usher tahu walau dirinya tak lagi sendiri dalam menghadapi pertarungan itu, tetapi kans untuk Kawanan Frostholm menang tetap sedikit, peluang mereka untuk menang tetap kecil. Namun, setidaknya sekarang dia tahu bahwa dia tak akan bertarung seorang diri. Lebih jauh lagi itu tak ubah minyak yang membakar api semangatnya. Dia akan berjuang hingga titik darah penghabisan.
Lolongan Usher menggelagar. Setelahnya para serigala Kawanan Frostholm pun menyerbu para serigala Kawanan Nimbria. Mereka melompat, lalu mencakar dan menggigit. Pertarungan pun benar-benar meledak.
Namun, keadaan Kawanan Frostholm sangatlah tidak mudah. Mereka kalah jumlah dan selain itu, Kawanan Nimbria telah mempersiapkan penyerangan itu dengan sebaik mungkin. Jadilah mereka bukan lawan yang mudah untuk ditaklukkan. Usher dan para serigalanya harus menggunakan segala kemampuan dan kekuatan untuk bisa bertahan, lalu balik menyerang.
Pertarungan semakin memanas. Darah mengalir di sekitar mereka, mengotori rerumputan hijau dan lantas terserap ke dalam tanah.
Usher merasakan denyut ketika cakarnya tergores serangan serigala lawan, tetapi itu tak cukup untuk menghentikannya. Dia terus bertarung dengan napas memburu dan mata menyala. Dengan pergerakan yang cepat dan presisi, ditangkisnya serangan-serangan lawan, lalu dibalasnya serangan itu dengan tak kalah mematikan. Dia melompat ke udara dan menyerang dari atas, dicobanya untuk terus menaklukkan lawan-lawannya satu persatu.
Satu lolongan membuat Usher menghentikan serangannya. Dia berpaling dan mendapati Cora terpelanting. Cora mencoba untuk bangkit, tetapi satu kakinya tak mampu tegak lagi, agaknya patah.
Storm menolong Cora di waktu yang tepat. Namun, hal itu harus dibayar mahal oleh Storm karena pimpinan warrior Kawanan Nimbria telah mengincar dirinya dari tadi. Satu gigitan dengan telak mendarat di leher Storm dan lalu dagingnya pun terkoyak.
Cora melolong. Kemarahan terasa jelas di lolongannya, lalu diabaikan olehnya rasa sakit di kaki. Ditubruknya serigala itu. Namun, serigala-serigala lain tak tinggal diam dan mengeroyok Cora yang memang telah tak berdaya.
Usher melompat. Dihempaskannya serigala-serigala itu. Namun, dia terlambat. Cora sudah tak tak bergerak lagi. Cora telah menyusul Storm yang telah lebih dahulu mengembuskan napas terakhirnya.
Napas Usher terasa sesak. Diendusnya Cora dan Storm, dicobanya untuk menemukan tanda-tanda kehidupan yang mungkin masih ada, tetapi nihil. Cora dan Storm benar-benar telah meninggal.
Kaki Usher bergetar. Langkahnya tersurut ke belakang. Ditolaknya kenyataan menyakitkan itu. Tak mungkin dalam kurun dua puluh empat jam dia harus kehilangan orang-orang kepercayaannya dengan cara yang begitu tragis.
Usher tersentak oleh lolongan Berg. Dia bersiap untuk melompat, tetapi kakinya mendadak tak bisa bergerak. Pemandangan itu membuatnya kehilangan semua tenaga. Berg dikeroyok dan tak bisa menyelamatkan diri. Jadilah tubuh Berg tercabik-cabik hingga tak berbentuk lagi.
Tak cukup sampai di sana. Para serigala Kawanan Frostholm pun bertumbangan satu persatu. Mereka berjatuhan di tanah dengan keadaan yang amat mengenaskan. Luka menggores sekujur tubuh mereka dan darah pun mengalir deras. Lalu perlahan mereka pun tak bernyawa lagi.
Kawanan Frostholm bukan hanya terdesak, tetapi tak nyaris tak ada lagi harapan untuk bisa terus berjuang. Bayang kekalahan telah menunjukkan diri. Usher tak bisa berbuat apa-apa lagi. Hanya dirinya yang tersisa bersama dengan para serigala yang jumlahnya tak lagi seberapa.
Aroma keputusasaan mulai mengisi udara. Disusul oleh hawa kematian yang semakin menyesakkan dada. Sejujurnya, Usher tak ingin termakan lubang pesimis, tetapi sekarang tak ada lagi yang bisa mereka lakukan. Tekanan Kawanan Nimbria semakin terasa sehingga mereka pun kian terpojok.
Para serigala Kawanan Frostholm yang tersisa tak bisa berbuat banyak. Mereka terluka parah dan tak mampu lagi melanjutkan pertarungan. Sementara Usher masih mencoba untuk bertahan sekuat tenaga walau tekanan dari semua sisi membuatnya semakin lemah.
Akhirnya, Usher pun tak bisa bertahan lebih lama lagi. Dia pun terjatuh di tengah medan pertempuran. Luka-luka di tubuhnya tak lagi bisa dihitung, rohnya pun nyaris menyerah. Sekarang tak ada lagi yang bisa dilakukan olehnya, selain mengedarkan pandangan ke sekitar. Dilihatnya para serigalanya telah terbaring kaku di tanah, terselimuti oleh darah.
Usher memejamkan mata. Rasa sakit dan perih menyentak-nyentak sekujur tubuh. Dia mengerang dan lalu dia pun kembali berubah ke wujud manusia.
"Kau sungguh mengenaskan, Usher."
Suara Mireya. Jadilah Usher membuka mata. Tampak olehnya Mireya berdiri di dekatnya sembari menggendong Phillip.
Mireya tersenyum. "Aku tidak mengira kalau seorang alpha dari Kawanan Frostholm bisa dikalahkan. Sempat kupikir, kau memang adalah seorang alpha yang tak terkalahkan, persis seperti yang didengungkan oleh orang-orang. Namun, ternyata kehebatanmu hanyalah omong kosong belaka."
"Kau benar-benar wanita durjana, Mireya," ujar Usher dengan napas tersengal. Dia mencoba untuk bangkit, tetapi tak bisa. "Aku berjanji, aku pasti akan membalas semua yang telah kau lakukan pada Kawanan Frostholm. Aku pasti akan membunuhmu dengan kedua tanganku sendiri."
Tawa Mireya sontak pecah. Dia terbahak-bahak lantaran menganggap ucapan Usher tak ubah hanyalah guyonan semata. "Oh, Usher. Kau sangat pandai bercanda," kata Mireya di sela-sela tawanya. "Apakah kau tidak bisa melihat kenyataan sekarang? Memangnya kau ingin membalas dendam dengan apa? Kau tak lagi memiliki beta dan gamma. Sekarang pun kau telah kehilangan para warrior dan guard. Jadi, dengan apa kau akan membalas dendam?"
Jantung Usher tertohok kenyataan menyedihkan. Dia mengatupkan mulut rapat-rapat dengan tangan yang mengepal kuat.
"Sudahlah, Usher. Semua sudah berakhir. Terima saja takdirmu. Terima saja kenyataan bahwa sekarang tak ada lagi Kawanan Frostholm di muka bumi ini." Mireya lanjut bicara sembari tersenyum penuh arti. Ditatapnya Usher dengan sorot penuh cemooh. "Sekarang adalah waktunya untuk Kawanan Nimbria menjadi kawanan yang disegani oleh semua manusia serigala."
Ucapan Mireya menyulut kemarahan Usher. Jadilah dia memaksakan diri untuk bangkit. Niatannya adalah ingin menghajar Mireya. Tinjunya terkepal, lalu melayang. Namun, ada seseorang yang menangkap tinjunya sesaat sebelum dia sempat menyentuh Mireya.
Usher berpaling. "Kau."
"Halo, Usher," balas Torin sembari menghempaskan tinju Usher. Jadilah Usher terhuyung dan terjerembab di tanah. "Lama tak berjumpa dan sepertinya ini bukanlah pertemuan yang menyenangkan untukmu."
Geraman menggetarkan dada Usher, tak ubah minyak yang membuat api kemarahannya menjadi kian membara. "Kalian berdua benar-benar keparat," desisnya dengan napas terengah-engah. Ditatapnya Torin dan Mireya dengan sorot penuh dendam. "Suatu saat nanti, kalian akan mempertanggungjawabkan perbuatan kalian pada Kawanan Frostholm."
Torin tergelak. "Bukankah Mireya sudah mengatakan padamu, Usher? Tak ada lagi Kawanan Frostholm di muka bumi ini. Kawanan Frostholm akan habis malam ini juga. Kawanan Nimbria akan membunuh semua Kawanan Frostholm hingga tak tersisa satu pun. Kau tahu? Malam ini adalah malam terakhir nama Kawanan Frostholm disebutkan. Esok dan seterusnya, tak akan ada orang yang mengenal Kawanan Frostholm."
Itu bukanlah sekadar gertakan belaka. Usher menyadari kebenaran tersebut walau dengan berat hati. Sebabnya, para serigala Kawanan Frostholm yang tersisa pun semakin lama semakin sedikit. Mereka berguguran hingga tak ada lagi yang tersisa. Hanya tinggal dirinya.
Gelak Torin berhenti. Dipandanginya keadaan sekeliling. Penuh dengan mayat serigala dan aroma amis darah mengisi udara.
Torin menengadahkan kepala. Matanya terpejam dan kedua tangan terkembang lebar. Dihirupnya dalam-dalam udara, dinikmatinya amis yang bercampur dengan aroma kematian. Lalu senyum penuh rasa bangga merekah di wajahnya.
"Akhirnya, malam ini tiba juga. Malam yang telah aku nantikan setelah sekian lama," ujar Torin dengan suara lantang. Lalu terdengar suara serigala menyahutinya tak putus-putus. "Kawanan Nimbria telah mengalahkan Kawanan Frostholm. Sekarang kekuasaan atas wilayah ini sepenuhnya menjadi milik kita, menjadi milik Kawanan Nimbria!"
Lolongan para serigala Kawanan Nimbria terdengar semakin bersemangat. Malam yang sepatutnya tenang pun menjadi riuh dalam sorak sorai penuh kegembiraan mereka. Semua bersuka cita di atas nyawa yang telah melayang tanpa ada rasa belas kasih sama sekali.
Jari-jari Usher mencakar tanah. Lalu dia mengepal. Disadari olehnya bahwa tubuhnya sudah teramat lemah, tetapi dia tak bisa tinggal diam ketika Torin merendahkan Kawanan Frostholm. Di dalam hati, dia terus berkata. Tidak, Kawanan Frostholm tidak akan pernah musnah.
Usher bangkit dengan sisa tenaga yang tak seberapa. Dia tak lagi bisa berubah menjadi serigala karena sudah terluka amat parah. Jadilah dia menyerang Torin dalam bentuk manusianya.
Tubrukan Usher membuat Torin terjengkang. Lolongan serigala Kawanan Nimbria pun terhenti. Namun, Torin langsung memberikan isyarat sebelum mereka menyerang Usher.
Torin menyeringai. "Aku akan dengan senang hati meladenimu untuk terakhir kali, Usher."
Usher membentak garang. Dia berlari dengan tangan terkepal, tetapi Torin dengan sigap mengelak dari tinjunya. Jadilah dia terhuyung dan Torin tak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Tendangan Torin mendarat telak di perut Usher. Lalu disusulnya dengan tinju yang bertubi-tubi. Tak diberinya kesempatan untuk Usher sekadar menarik napas.
Usher mengerang panjang ketika tubuhnya terpelanting dan mendarat di atas mayat serigala Kawanan Frostholm. Dia mencoba bangkit, tetapi darah yang menggenang justru membuatnya tergelincir. Jadilah dia tertelungkup lagi.
"Apakah kau masih ingin mengadu nasib, Usher?" tanya Torin mendekat dengan santai. Sekali, dia mendengkus dengan ekspresi mengejek. "Atau sebaliknya? Haruskah kubunuh kau sekarang juga?"
Mulut Usher membuka, tetapi tak ada kata-kata yang diucapkannya, melainkan darah yang justru menyembur deras, pertanda bahwa tubuhnya telah terluka dengan amat parah. Sekarang dia benar-benar tak berdaya. Bukan hanya tak sanggup untuk bangkit, bahkan untuk sekadar bicara pun dia tak lagi mampu.
Pada saat itulah Mireya kembali datang mendekat. Phillip masih berada di gendongannya dan dia tampak bersemangat melihat darah di mana-mana.
"Malam akan berakhir sebentar lagi, Torin. Pagi akan segera datang. Sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk mengakhiri semua perjuangan kita," ujar Mireya sembari menatap Torin dengan sorot penuh arti. "Bagaimana menurutmu?"
Torin membalas tatapan Mireya. "Kuserahkan padamu, Mireya. Lakukan apa pun yang ingin kau lakukan."
Mireya memberikan satu anggukan pada Torin sebelum beranjak. Dihampirinya Usher yang saat itu tengah megap-megap. Napas Usher mulai payah dan fokus matanya mulai memudar. Tak sulit untuknya menebak bahwa Usher akan mati dalam waktu dekat bahkan tanpa dirinya melakukan apa-apa.
Sembari terus menggendong Phillip, Mireya berjongkok di dekat Usher. Lalu dia berkata. "Apa kau tahu, Usher? Akhir-akhir ini Phillip suka sekali menggigit. Kupikir, Phillip sedang senang karena gigi depannya telah tumbuh."
Mireya menjeda ucapannya sejenak sambil melihat Phillip yang tampak ceria. Sekilas, dia sempat mengajak Phillip untuk bercanda. Phillip pun tertawa.
"Sekarang, bagaimana kalau kau merasakan gigitan Phillip, Usher?" tanya Mireya dengan senyum yang kian merekah. Diulurkannya tangan, lalu dibersihkannya leher Usher dari darah dan debu. "Kau pasti akan menyukainya."
Tuntas bicara maka Mireya pun mengarahkan Phillip ke leher Usher. Mulut Phillip membuka dan lalu digigitnya leher Usher dengan penuh semangat. Phillip mengepalkan kedua tangan, matanya menyipit, tampak gemas, dan setelahnya Mireya menarik Phillip di waktu yang tepat, yaitu ketika pembuluh darah Usher putus dan darahnya menyembur!
*Tamat*
Makasih banyak untuk semua yang udah baca cerita ini sampai tamat, tapi tenang aja karena petualangan Vione-Usher belum benar-benar selesai sampai di sini. Nantikan babak selanjutnya dengan judul "The Regretful Alpha Needs Second Chance" rencananya bakal aku update di tanggal 1 April besok. Maaf ya karena aku butuh waktu untuk menyusun segala macamnya. Harap dimaklumi yaaa dan aku jamin kok kalian pasti bakal suka dengan alur di cerita ini, soalnya aku bakal kasih sedikit napas buat kita. Ga tegang mulu (๑˃̵ ᴗ ˂̵)و
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top