Clawless Luna 36

Pemandangan tak terduga menyambut Mireya, yaitu berupa melayangnya tubuh seorang guard di udara dan lantas mendarat dengan keadaan menyedihkan tepat di depannya. Guard itu sempat menggelepar untuk sesaat sebelum akhirnya tak bergerak lagi. Tampak darah mengalir dari mulutnya yang terbuka, agaknya itu bukanlah kematian yang mudah untuknya.

Mireya mengatupkan mulut rapat-rapat. Bersamaan dengan itu, terdengar suara Greisy berkata kepadanya.

"Sepertinya Alpha Usher benar-benar mengamuk kali ini, Nyonya. Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang, Nyonya?"

Mireya tak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Jujur saja, dia tak punya rencana cadangan. Pikirnya, semua pasti akan kembli terkendali setelah Usher meminum teh dari Willow, tetapi ternyata tidak.

Kedua tangan Mireya terkepal. Emosinya memercik, tak mampu dia mengendalikan diri. Sebabnya, itu adalah hari yang melelahkan dan sekarang Usher justru membuat tidurnya menjadi terganggu.

Mireya lanjut melangkah. Dia berjalan dengan cepat dan terburu-buru. Namun, sesaat kemudian langkahnya kembali terhenti. Kali ini bukan sdisebabkan oleh mayat guard lain yang mendarat di hadapannya, melainkan karena tak berjarak jauh dari posisinya sekarang ada Usher yang berdiri dengan menatapnya tajam.

Ada sesuatu yang berbeda dari Usher. Hal tersebut jelas dirasakan oleh Mireya. Jadilah dia bergeming, seolah tubuhnya tak berani bergerak. Dia membeku dan matanya terus membalas tatapan Usher dengan benak yang penuh dengan tanda tanya. Apakah yang tengah terjadi padanya?

"Nyonya."

Suara bergetar Greisy membuat Mireya mengerjap. Disadari olehnya bahwa bukan hanya Greisy yang gentar saat itu, alih-alih dirinya merasakan hal serupa. Lantas itu membuatnya buru-buru menenangkan diri sendiri. Usher adalah seorang Alpha yang tak berguna. Dia tak lagi memiliki kekuatan apa-apa. Dia sudah lemah karena teh dari Willow yang selama ini dikonsumsinya. Jadi, untuk apa ditakuti?

Anehnya adalah semakin Mireya berusaha untuk menenangkan diri maka semakin gelisah pula dirinya, seolah instingnya tengah mencoba untuk memperingatkan dirinya untuk kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi kapan saja. Walau begitu dia tetap berpegang teguh pada keyakinan bahwa Usher sekarang adalah alpha yang menyedihkan, dia tak ada kuasa sama sekali, terlebih lagi dia seorang diri tanpa ada siapa-siapa. Lantas apa lagi yang harus ditakuti?

Mireya kembali berniat melangkah, tetapi tiba-tiba saja Usher sudah berdiri di hadapannya. Mereka terpisah jarak tak seberapa dan jadilah dia bisa merasakan aura panas yang menguar dari tubuh Usher. Rasanya seperti ada api menyala dan berkobar sehingga udara di sekitar terasa menusuk-nusuk sehingga timbullah perih di seluruh kulit.

"Usher, apa yang kau—"

"Siapa mereka semua, Mireya?" tanya Usher memotong ucapan Mireya. Suaranya terdengar berat dan menakutkan. Begitu juga dengan sorot matanya yang tampak begitu tajam, seakan-akan ingin mengiris lawan bicaranya secara hidup-hidup. "Sebenarnya, apa yang telah kau lakukan di istanaku? Di Istana Kawanan Frostholm?"

Firasat tak enak Mireya semakin menjadi-jadi. Pertanyaan Usher adalah sinyal buruk dan itu berhasil membuatnya bungkam, tak tahu harus bicara apa. "U-Usher, aku—"

"Jawab aku, Mireya!"

Mata Mireya terpejam. Geraman Usher membuat udara di sekitar menjadi bergejolak. Tubuhnya goyah, dia tersurut ke belakang sebanyak dua langkah, dan untungnya dia masih bertahan untuk tidak tumbang.

Mireya mencoba untuk tetap terkendali, tetapi tiba-tiba saja Usher maju dengan tangan yang mengarah pada lehernya. Dia tak memiliki kesempatan untuk mengelak dan jadilah Usher mencekik lehernya dengan kuat.

"Katakan padaku, Mireya," geram Usher dengan amat menakutkan. Matanya tampak semakin menyala dalam kemarahan. "Apa yang sebenarnya telah kau lakukan padaku? Pada Kawanan Frostholm?"

Mireya tak bisa menjawab. Cekikan Usher tak memungkinkan dirinya untuk mengucapkan satu patah kata pun. Bahkan untuk sekadar menarik udara pun dia tak bisa. Terlebih karena Usher pun lantas mengangkat tubuhnya dari lantai. Jadilah dia mengambang dengan kaki yang berontak demi berusaha untuk kembali menapak di lantai. Dicobanya untuk melepaskan diri, tetapi tak bisa.

Wajah Usher mengeras. Ditatapnya ekspresi tersiksa Mireya tanpa ada belas kasih sama sekali. Sebabnya adalah benaknya tengah menampilkan semua peristiwa yang telah terjadi selama ini.

Usher mengatupkan mulut rapat-rapat ketika begitu banyak ingatan yang berputar-putar di dalam benaknya. Jadilah rasa mual hadir dan membuncah di perut, nyaris membuatnya muntah.

Kemarahan yang terpancar di mata Usher ketambahan oleh sorot jijik. Jadilah suaranya terdengar bergetar ketika bicara kembali. "Kau telah menjebakku, Mireya."

Mireya mengerjap. Dengan mulut membuka, dia berusaha untuk tetap bernapas dan ucapan Usher justru membuatnya menyeringai. "A-aku menjebakmu?" tanyanya mengulang ucapan Usher dengan suara putus-putus dan terdengar lemah. "Begitukah menurutmu, Usher? Kurasa tidak. Kau jangan berpura-pura, Usher. Kita adalah pasangan yang saling mencintai."

"Kau."

"Kau tak lupa bukan?" Seringai Mireya semakin menjadi-jadi. Dibalasnya tatapan Usher dengan sorot mencemooh. "Kau selalu bersedia melakukan apa pun untukku, Usher."

"Wanita durjana!"

Bersamaan dengan itu, Usher pun menghempaskan Mireya. Jadilah Mireya melayang di udara dan lantas tubuhnya membentur dinding dengan amat kuat. Mireya pun terjatuh di lantai dengan posisi tertelungkup, dadanya seperti akan meledak.

"Nyonya!" Greisy segera menghampiri Mireya. Dibantunya Mireya untuk segera bangkit. "Kau tak apa-apa?"

Mireya menggertakkan rahang. Sempat dirasakan olehnya rasa amis di dalam mulut, tanda nyata bahwa dirinya tengah terluka. Namun, dia tak memiliki waktu untuk sekadar meresapi rasa sakit itu. "Segera hubungi Alpha Torin, Greisy. Katakan padanya kalau Usher tak lagi bisa dikendalikan. Suruh dia untuk segera menyerang Istana Kawanan Frostholm saat ini juga dan selama menunggu kedatangannya, aku dan para guard akan mencoba untuk menahannya."

Bola mata Greisy membesar. Keputusan Mireya sangat berisiko, tetapi itulah jalan paling masuk akal. Akhirnya, dia pun mengangguk. "Baik, Nyonya."

Greisy pun bergegas pergi dari sana. Disadari olehnya bahwa keadaan menjadi gawat. Dia harus segera bertindak sebelum situasi semakin tak terkendali.

Mireya memastikan perhatian Usher kembali tertuju padanya. Jadi, ketika Usher melirik ke arah perginya Greisy maka dia pun berseru. "Ah! Kau membuatku kecewa, Usher. Aku sama sekali tak mengira kalau kau akan semudah itu melupakan cinta di antara kita. Kupikir, kau berbeda dengan pria kebanyakan. Nyatanya kau sama saja seperti mereka."

"Cinta?" Usher menggeram dengan urat-urat yang semakin bertonjolan di dahi. Keringat memercik sehingga wajahnya tampak kian garang. "Kau benar-benar menjijikkan Mireya. Aku sama sekali tak mengira kalau kau serendah itu. Katakan padaku, apakah Torin yang mengutusmu ke sini? Apakah dia yang menyuruhmu untuk mengorbankan hati dan tubuhnya hanya demi kekuasaan?"

Wajah Mireya berubah seketika. Ucapan Usher benar-benar menohok sehingga jantungnya seakan tak ingin berdetak lagi. Kedua tangannya mengepal dalam kemarahan. "Bajingan kau, Usher!"

Usher berdecih ketika Mireya berlari ke arahnya. Dihadapinya serangan Mireya dengan enteng. Dia mengelak dan lalu kakinya menendang telak di perut Mireya.

Mireya terpelanting dan lagi-lagi mendarat di lantai dengan keadaan menyedihkan. Namun, dia kembali bangkit. Terus diingatkannya diri bahwa dia harus mengulur waktu selama mungkin sebelum Torin datang.

Di lain pihak, Usher sama sekali tak berbelas kasihan sedikit pun pada Mireya. Dia terus menyerang Mireya tanpa ada rasa ampun sama sekali. Jadilah Mireya terus terdesak dan kewalahan.

Napas Mireya sedikit tersengal ketika dia mencoba untuk mengumpulkan kekuatan. Tubuhnya sedikit bergetar, tetapi kali ini dia tak gentar sama sekali. Ketakutannya seolah menguap begitu saja ketika Usher merendahkannya. Terlepas dari kesadarannya bahwa Usher bukanlah tandingan untuknya dan dia pasti akan menjadi bulan-bulanan Usher, tetapi harga dirinya telah tercoreng berkat ucapan Usher. Tentunya dia tak akan memaafkan Usher untuk hal tersebut. Dia berjanji di dalam hati, akan dicabik-cabiknya mulut Usher hingga tak berbentuk sama sekali. Dipastikannya nanti Usher tak akan bisa bicara lagi.

Mireya berlari sembari berteriak lantang. Lalu dia melompat dan ketika dia kembali mendarat di lantai maka dia telah berubah bentuk menjadi serigala. Cakar-cakarnya menancap di lantai, lalu merusak karpet halus yang menutupinya, dan setelahnya dia pun kembali melompat untuk menyerang Usher.

Usher melompat mundur selangkah. Dielaknya terjangan Mireya sembari kembali menendang. Namun, Mireya kali ini lebih sigap. Jadilah serangannya hanya menyerempet perut Mireya.

Luputnya serangan Usher membuat semangat Mireya seketika berkobar. Jadilah dia kembali melompat dan menyerang Usher dengan membabi buta. Cakar dan taringnya bergerilya dengan penuh ambisi. Inginnya adalah melihat Usher meregang nyawa secepat mungkin.

Namun, Usher telah menyiapkan diri. Jadilah ketika Mireya kembali menyerang maka dia pun telah siap menghindar dan balas menyerang. Tinju dan tendangannya menghajar Mireya secara bergantian. Dia tak memberi jeda sama sekali sehingga Mireya pun kewalahan.

Beruntungnya Mireya adalah dia tak membutuhkan waktu lama untuk melawan Usher seorang diri. Sebabnya adalah sesaat kemudian terdengar derap langkah yang amat riuh. Perkelahian terjeda dan mereka melihat ke sumber suara.

Para guard yang berada di bawah kepemimpinan Mireya berdatangan di waktu tepat. Jadilah dia segera mundur dari perkelahian dan menyerahkan semua pada para guard.

Usher menggertakkan rahang. Hanya melalui sekali lihat bisa dipastikan olehnya bahwa paling tidak ada lima puluh orang guard yang siap untuk bertarung dengannya. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menggertak garang. Ketika para guard berlarian dan melompat ke arahnya maka dia pun melakukan hal serupa.

Tubuh Usher berubah bentuk ketika masih melompat di udara. Cakarnya yang tajam segera bersiaga dan langsung menancap di seekor serigala. Dia tak melepaskan cakarnya untuk sesaat ketika mereka jatuh di lantai. Sebaliknya, dia pastikan cakarnya untuk menancap semakin dalam.

Hanya ketika para serigala lain datang menyerbu sehingga Usher pun melepaskan cakarnya. Dia kembali melompat dan pertarungan pun terjadi.

Para serigala melesat maju. Mereka mengeroyok Usher dengan serangan-serangan liar. Ditubruknya Usher dari berbagai arah, mencoba untuk mengepungnya.

Usher menyadari bahwa posisinya amat sulit. Dia seorang diri dan tidak dalam keadaan yang menguntungkan. Bisa disadari olehnya, tubuhnya lemah. Kekuatannya tidak seoptimal biasa.

Namun, Usher tidak akan gentar sedikit pun. Sebaliknya, serbuan para serigala membuatnya jadi terbakar kemarahan. Sebabnya adalah tak pernah sekali pun dia pernah mengira bahwa akan ada hari di mana dia dikeroyok oleh serigala-serigala tak dikenal di Istananya sendiri.

Amarah membakar Usher. Jadilah darahnya mendidih. Terpancarlah aura panas dari tubuhnya dengan suhu yang amat tinggi. Dibuatnya para serigala itu meringik karena menahan panas yang menyengat.

Usher memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik mungkin. Diserangnya para serigala serangan yang liar dan efektif. Cakar menancap, taring menggigit. Dia mengincar titik-titik vital sehingga meningkatkan serangannya menjadi lebih efisien.

Beberapa serigala terkapar dengan luka parah. Darah mengalir dan membasahi lantai. Jadilah para serigala lainnya menggeram melihat hal tersebut. Terlebih lagi karena sesaat kemudian Mireya pun melolong murka.

Para serigala yang tersisa menjadi terbakar semangat. Tentunya mereka tak ingin mendapatkan hukuman Mireya dan jadilah mereka kembali menyerbu Usher secara bersamaan.

Tekanan yang luar biasa terasa di mana-mana. Suara geraman, benturan, dan juga ringik kesakitan terdengar berulang kali. Usher dan para serigala saling menyerang satu sama lain. Mereka saling mencari celah kelemahan satu sama lain, lalu memanfaatkan kesempatan untuk saling mengambil keuntungan.

Usher tak tinggal diam ketika ada seekor serigala yang berniat untuk menyerangnya secara licik dari belakang. Dengan refleks yang cepat, dia melompat mundur untuk menghindari serangan tersebut. Namun, serigala yang lain tak membiarkannya lepas begitu saja. Jadi mereka terus menerjang, terus berusaha untuk menancapkan cakar-cakar ke tubuhnya.

Pertarungan semakin sengit dan Usher menyerang balik dengan taring-taringnya yang tajam. Hasilnya, tak sedikit serigala yang menjadi korban gigitannya.

Tubuh para serigala yang telah mati bergelimpangan di lantai. Darah yang mengalir pun telah membanjiri mereka. Jadilah kaki Usher dan para serigala yang masih hidup tampak tenggelam dalam lautan darah yang menguarkan aroma amis di mana-mana.

Pertarungan terjeda untuk sesaat. Tepatnya ketika Usher berhasil menyobek leher seekor serigala hingga putus. Lalu dihempaskannya kepala serigala itu ke hadapan para teman-temannya.

Di balik sosok serigalanya, Usher menyeringai. Dipamerkannya taring-taringnya yang ternoda darah, tak ubah seperti peringatan terakhir untuk mereka semua.

Para serigala mulai merasa gentar. Tanpa sadar mereka pun mulai melangkah ke belakang ketika Usher terus maju dengan langkah yang gagah berani. Usher menatap mereka dengan tajam, lalu menggeram.

Keragu-raguan para serigala semakin menjadi-jadi. Agaknya mereka menyadari satu hal penting, yaitu tak peduli seberapa lemahnya Usher, dia tetaplah bukan tandingan mereka.

Geraman Usher berhenti mendadak. Sesuatu membuatnya berpaling dan melihat keluar melalui jendela yang telah rusak. Tampak olehnya langit malam dan sesuatu membuatnya tertegun dengan perasaan tak nyaman.

Usher terdiam. Begitu juga dengan para serigala lain. Mereka saling memasang siaga ketika alam memberikan sinyal.

Pelan, tetapi pasti, tanda-tanda itu terasa makin nyata. Ada keriuhan yang semakin lama semakin mendekati Istana Kawanan Frostholm. Bersamaan dengan itu maka degup jantung mereka semua pun turut meningkat.

Derap langkah kaki yang amat riuh terdengar menerobos gerbang Istana Kawanan Frostholm. Lalu tak terhitung lagi ada berapa ekor serigala yang berlarian di halaman Istana. Mereka menyerbu Istana dan menghancurkan semua yang ada di depan mata.

*

bersambung ....

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top