Clawless Luna 19
Istana gempar! Usher dinyatakan sakit dan tak bangun dari tidur!
Mireya meremas kedua tangan. Dihampirinya sang dokter, Scott Saunder, yang baru saja memeriksa keadaan Usher.
"Bagaimana, Scott?"
Scott membuang napas panjang sembari berpaling. Dilihatnya Mireya dan ekspresinya tampak tak berdaya. "Aku akan membawa sampel darah Alpha untuk diperiksa lebih lanjut dan apabila tidak ada perubahan dalam dua hari ini maka aku menyarankan agar Alpha dibawa ke rumah sakit untuk menjalani tes yang lebih mendalam."
"Oh, Tuhan," kesiap Mireya syok. Mata membesar dan ia menutup mulut dengan kedua tangan, seolah khawatir tak mampu menahan gejolak kekhawatiran. "Apakah separah itu, Scott?"
"Aku tidak bisa mengatakan penyakit Alpha parah atau tidak tanpa pemeriksaan lebih lanjut. Sejujurnya, dari pemeriksaan yang baru saja aku lakukan, aku tidak mendapati gejala apa pun pada Alpha." Scott kembali melihat Usher. Sorotnya menunjukkan sedih dan khawatir, juga bingung. "Ia sehat dan semuanya tampak normal."
Mireya memejamkan mata dengan dramatis hingga genangan air mata di kelopak matanya pun jatuh di pipi. "Itulah yang membuatku semakin tak habis pikir, Scott. Selama ini Usher sehat. Ia tak pernah mengeluhkan gejala apa-apa dan pemeriksaan kesehatan rutin tak menunjukkan apa pun."
Sebagai orang terpenting di Kawanan Frostholm, tentu saja kesehatan Usher menjadi prioritas semua orang. Ia memiliki jadwal pemeriksaan kesehatan rutin yang tentunya akan memeriksa kesehatannya secara mendetail. Sekecil apa pun gejala yang timbul, pastilah akan terdeteksi sehingga para tim medis bisa melakukan penanganan sedini mungkin.
Itulah persisnya yang menjadi kebingungan Scott. Usher baru saja menjalani pemeriksaan kesehatan rutin sekitar dua minggu lalu. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sang alpha Kawanan Frostholm dalam keadaan sehat. Ia tak menemukan gejala penyakit apa pun dan jadilah kebingungan itu berujung menjadi kekhawatiran tersendiri untuknya. Ia bertanggungjawab penuh terhadap kesehatan Usher.
Scott mengingatkan diri untuk tak larut dalam kekhawatiran. Disadarkannya diri bahwa sekarang ia harus fokus pada kesembuhan Usher. "Aku akan segera mengecek sampel darah Alpha, Mireya. Hasilnya nanti akan segera aku kabarkan. Aku permisi."
"Ya, Scott. Aku akan menunggu kabar darimu."
Scott dan asistennya pergi. Sekarang tinggallah Mireya dan dua pelayan di kamar Usher.
Mireya beranjak dan duduk di tempat tidur. Sesaat, dilihatnya Usher yang tengah tertidur dengan jarum infus yang menancap di pergelangan tangannya. Ia mengulurkan tangan, lalu merapikan anak rambut yang jatuh di dahi Usher.
Mireya melirik pada salah seorang gadis serigala itu, kemudian memanggilnya. "Greisy."
"Ya, Nyonya?" Greisy menghampiri Mireya. "Ada apa?"
"Aku ingin kau menjaga Usher. Jangan biarkan siapa pun masuk."
Greisy memastikan perintah tersebut. "Jangan biarkan siapa pun masuk, Nyonya?"
"Ya," jawab Mireya sembari bangkit. Dirapikannya selimut Usher sambil tersenyum samar. "Siapa pun itu yang ingin masuk, larang mereka tanpa terkecuali."
*
Garth memarkirkan mobil dengan terburu. Ia segera melepaskan sabuk pengaman dan turun dari mobil dengan tergesa. Langkahnya lebar dan cepat ketika melompati unggakan, kemudian melewati pintu Istana.
Bertepatan dengan itu, Garth melihat Cora. "Cora."
Cora berpaling. "Garth. Kau baru sampai?"
"Ya," jawab Garth cepat. "Bagaimana keadaan Alpha? Apakah separah itu?"
"Alpha tidak bangun sejak semalam. Scott sudah memeriksanya, tetapi belum bisa memberikan jawaban pasti untuk penyakit apa yang sedang diderita oleh Alpha."
Jadilah kekhawatiran yang dirasakan oleh Garth sepanjang perjalanan tadi menjadi bergejolak. "Aku harus melihat keadaan Alpha sekarang juga."
Cora mengangguk dan mereka bersama-sama menuju lantai teratas di Istana. Keduanya bergegas. Kekhawatiran yang membuncah membuat mereka melangkah secepat mungkin.
Mereka tak membutuhkan waktu lama untuk tiba di kamar Usher. Berdampingan, mereka berniat untuk masuk dan Greisy yang menjaga pintu kamar Usher mengulurkan tangan, dihalanginya pintu.
Langkah Garth dan Cora terhenti seketika. Keduanya kompak melihat pada Greisy.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Garth dengan bingung. "Apakah kau sedang menghalangi kami untuk masuk ke kamar Alpha?"
Greisy bergeming. "Aku diperintahkan untuk melarang siapa pun yang ingin masuk ke kamar Alpha. Sekarang Alpha sedang dalam keadaan sakit dan tak sadarkan diri. Alpha membutuhkan waktu untuk istirahat."
"Apa kau bilang?"
Cora melirik Garth dan menangkap gelagat yang tak baik. Jadilah ia maju. "Apa kau bilang? Kau diperintahkan untuk melarang siapa pun yang ingin masuk ke kamar Alpha?"
"Kuyakin kau bisa mendengar dengan baik."
Sekarang Cora yang tercengang. Jadilah Garth mendorong Cora untuk menyingkir dan ia berdiri tepat di hadapan Greysi.
"Kuyakin siapa pun itu tidak termasuk aku dan Cora."
Greisy bergeming. "Siapa pun itu artinya siapa pun, tanpa terkecuali."
Garth memejamkan mata dengan dramatis. Satu tangannya naik dan mengepal, lalu ia membuang napas panjang, mencoba untuk bersabar. "Apakah kau baru saja mengalami kecelakaan sehingga amnesia?" tanyanya tanpa menunggu jawaban Greisy sama sekali. "Aku adalah Garth Morris dan aku adalah Beta di Kawanan Frostholm. Kau tahu itu?"
"Sementara aku adalah Cora Webb," timpal Cora pula. Diangkatnya wajah demi bisa menatap Greisy. "Aku adalah Gamma di Kawanan Frostholm."
Greisy tetap bergeming. "Kalian tetap tak diperbolehkan masuk tak peduli apa pun posisi kalian di Kawanan Frostholm."
Kali ini mulut Cora benar-benar ternganga lebar. Ia syok, apalagi Garth.
Garth maju dengan mata mendelik. "Apa hakmu melarang kami untuk masuk? Kami ingin melihat keadaan Alpha."
"Aku hanya menjalankan perintah dan sebagai informasi untuk kalian, Alpha sedang beristirahat."
"Kau hanya menjalankan perintah? Ehm. Baiklah." Garth mengangguk berulang kali dengan wajah mengeras. "Siapa yang memberimu perintah? Siapa? Apakah Alpha?"
Greisy tak menjawab. Saat itu, Cora malah menyeletuk.
"Mustahil Alpha melarang kami untuk masuk, terlebih lagi melarang Garth." Bola mata Cora membesar. Satu kemungkinan melintas di benak sehingga ia terkesiap horor. "Oh, sial. Jangan katakan kalau itu adalah perintah Mireya."
Greisy berpaling dan menatap Cora lurus. "Jaga bicaramu, Cora. Dia adalah pasangan sang Alpha."
"Pasangan sang Alpha?" Cora berdecih sembari bersedekap, lalu geleng-geleng dengan senyum miring. "Baiklah, aku salah. Mireya memang adalah pasangan Alpha, tetapi dia bukanlah Luna. Jadi, dia tidak berhak untuk memberi perintah apa pun. Apakah kau mengerti ini?"
Greisy tak menjawab. Hanya matanya saja berkedip sekali.
"Kuanggap kau mengerti. Jadi, sekarang lebih baik kau minggir sebelum aku habis kesabaran."
Cora berjalan dan mendorong Greisy dengan tubuhnya yang memiliki tinggi tak sampai 160 sentimeter. Namun, di luar dugaan, tubuh mungilnya cukup mampu membuat Greisy terdorong.
Greisy buru-buru berpegangan pada dinding. Mulutnya membuka, tetapi tak ada satu kata pun yang terucap. Cora dan Garth keburu masuk.
Langkah cepat Cora dan Garth berhenti bersamaan ketika mereka melihat pemandangan Usher yang terbaring di tempat tidur. Jadilah mereka berjalan dengan lebih lambat, kemungkinannya tak ingin mengganggu istirahat Usher atau syok karena tak mengira akan melihat Usher dalam keadaan demikian.
Usher tampak lemah. Ia tak seperti biasanya yang selalu terlihat bugar dan kuat.
"Alpha."
Garth mendekat dengan perasaan yang berkecamuk. Ia mengulurkan tangan, berniat untuk menyentuh tangan Usher, tetapi tiba-tiba saja terdengar gelegar bentakan.
"Apa yang kau lakukan, Garth?!"
*
Mireya sedang menikmati sarapan yang lezat ketika ponselnya berbunyi sekilas. Ada pesan masuk. Ia langsung membacanya dan jadilah ekspresi senangnya tadi berubah menjadi kesal.
"Berani-beraninya mereka melanggar perintahku. Dasar sialan."
Mireya tinggalkan sarapan. Ia bergegas menuju kamar Usher dan mendapati Greisy yang menyambut kedatangannya dengan kepala tertunduk.
"Maafkan aku, Nyonya. Aku sudah berusaha melarang mereka, tetapi mereka mengabaikannya."
Mireya mendengkus. "Aku tahu. Mereka memang tidak menghargaiku sama sekali," geramnya sembari mengepalkan tangan. "Buka pintu."
Greisy mengangguk dan membukakan pintu untuk Mireya. Dipersilakannya Mireya untuk masuk dan bersamaan dengan itu, ia pun membentak.
"Apa yang kau lakukan, Garth?"
Garth dan Cora sontak berpaling. Mereka terkejut dengan kedatangan Mireya yang tiba-tiba.
"Mireya."
Mireya mendekat dengan tatapan tajam. "Apa kau tak mengerti bahwa Usher membutuhkan istirahat? Dia tidak boleh diganggu oleh siapa pun."
"Aku tidak mengganggu Alpha, Mireya. Lebih dari itu, aku ingin melihat keadaan Alpha dengan mata kepalaku sendiri."
"Aku yakin Greisy pasti sudah memberi tahumu keadaan Usher. Benar begitu bukan?"
Garth tak menjawab. Ia diam saja bahkan ketika Mireya telah berdiri tepat di depannya.
"Jadi, mengapa kau mendesak untuk masuk? Apakah kedatanganmu bisa membuat Usher sembuh dan bangun?" tanya Mireya dengan sikap mencemooh. "Tidak bukan?"
Garth menarik napas sebelum memutuskan untuk bicara. "Kedatanganku memang tidak akan membuat Alpha sembuh dan bangun, tetapi aku perlu mengetahui keadaan Alpha secara pribadi."
"Baiklah. Aku yakin kau sudah mendapatkan keinginanmu sekarang. Bukankah begitu? Seperti yang kau lihat sendiri." Mireya melirik sekilas pada Usher yang terbaring tanpa gerak sama sekali di tempat tidur. "Usher sakit. Sekarang ia tidur dan tak tahu kapan akan bangun. Jadi, lebih baik kau segera pergi. Aku yakin, ada banyak hal yang harus kau urus mengingat Usher sekarang dalam kondisi yang tidak memungkinkan."
Perkataan Mireya ada benarnya, tetapi Garth tak menganggap itu sebagai bentuk perhatian Mireya terhadap keadaan sekarang. Sebaliknya, ia merasa Mireya tengah berusaha untuk membuatnya tak bisa menjaga Usher.
Mireya menyipitkan mata. "Halo, apakah kau mendengarku?"
"Kau benar," ujar Garth dengan suara datar. "Ada banyak hal yang harus kuurus sekarang. Aku permisi."
Garth berbalik dan melangkah. Cora memelotot, lalu buru-buru menyusul Garth keluar tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Mireya.
Mireya membuang napas seraya melihat pintu yang kembali tertutup. Kepergian Garth dan Cora membuatnya lega.
"Mereka benar-benar sulit untuk dikendalikan."
Mireya menahan geram dan duduk di tempat tidur. Dilihatnya Usher dalam diam sementara otaknya berputar.
Apa yang harus kulakukan sekarang? Usher sakit, tetapi aku belum bisa mengendalikan keadaan dengan sepenuhnya.
Mireya meremas jemari. Wajahnya semakin serius hingga ia tak menyadari mata Usher bergerak perlahan.
Usher mengerang. Mireya tersentak, matanya membesar.
"Usher. Kau sudah bangun?"
Usher memegang kepalanya yang terasa amat berat. Ia membuka mata dan berusaha memfokuskan tatapan. "Mireya."
"Ya, Usher. Ini aku," ujar Mireya sembari tersenyum lebar. Diraihnya jemari Usher dan ia menggenggamnya dengan lembut. "Akhirnya kau sudah sadar. Oh, Usher. Kau membuatku begitu cemas."
Usher berusaha menahan sakit demi bisa mengulurkan tangan. Ditujunya pipi Mireya, lalu ibu jarinya mulai membelai. "Maafkan aku, Mireya. Kau pasti khawatir."
"Sangat-sangat khawatir, Usher. Kau tiba-tiba mengerang sakit sampai memukul keramik hingga retak. Lalu kau malah jatuh pingsan berjam-jam dan baru bangun sekarang."
Usher tersenyum lemah. "Sekarang aku baik-baik saja. Kau tak perlu khawatir lagi."
"Tidak, Usher. Kau memang sudah bangun, tetapi aku tetap khawatir," ujar Mireya sambil meremas tangan Usher di depan dada. "Aku sudah menyuruh Scott untuk memeriksa sampel darahmu. Dia akan mencari tahu apa yang tengah terjadi padamu dan selama itu, kuharap kau beristirahat dengan tenang. Aku tidak ingin kau melakukan apa pun, selain beristirahat. Kau mengerti?"
"Tidak mungkin, Mireya," tolak Usher sambil menggeleng berulang kali. Sekarang, ia berusaha bangkit dan Mireya membantunya untuk bersandar pada kepala tempat tidur. "Ada banyak hal yang harus kuurus, Mireya. Bukan hanya persoalan kawanan, melainkan juga perusahaan. Keadaan Frostholm Winery dan Frostholm Hospitality sedang tidak baik-baik. Aku harus segera mengadakan rapat sebelum keadaan menjadi lebih buruk."
Mireya menaruh jari telunjuk di depan bibir Usher. Jadilah Usher tak bisa melanjutkan perkataannya. "Aku tahu. Kau memang memiliki banyak tanggung jawab, tetapi kesehatanmu adalah prioritasku, Usher. Kau sedang sakit dan aku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu. Apakah kau mengerti kekhawatiranku?"
Usher terdiam. Ia menarik napas dan mengangguk.
"Syukurlah kalau kau mengerti. Jadi, apakah kita sepakat kalau kau akan terus beristirahat dan tidak melakukan apa pun selama kau belum sembuh total?"
Usher mengangguk. "Aku sepakat, tetapi sebelum itu, sepertinya aku harus memanggil Garth."
"Garth? Mengapa?"
"Aku harus memerintahkannya untuk melakukan beberapa hal terkait dengan kawanan dan perusahaan," jawab Usher sambil membuang napas panjang. Lalu dirasa olehnya nyeri di dada sehingga ia menekannya. "Aku ingin dia mengurus semua sebelum aku pulih." Mendadak, ia terpikir sesuatu. "Ngomong-ngomong, apakah tadi Garth ada datang?"
Mireya membuang napas panjang dan menampilkan ekspresi sedih. "Sebenarnya aku tak ingin mengatakan ini, tetapi jujur saja, Usher, sepertinya Garth bukanlah Beta yang bertanggungjawab."
"Apa maksudmu, Mireya?"
"Garth belum datang untuk melihat keadaanmu. Lebih dari itu, ia pun tak menghubungi Istana untuk sekadar menanyakan keadaanmu."
Wajah Usher berubah. "Tidak mungkin Garth seperti itu."
"Apakah kau menuduhku berbohong?"
"Tidak, Mireya," jawab Usher cepat. Ia menggeleng sekali. "Aku bukannya menuduhmu berbohong, tetapi aku percaya Garth tidak begitu. Kalau dia tahu aku sakit, dia pasti akan segera datang ke Istana untuk melihatku."
"Nyatanya tidak itu yang terjadi sekarang, Usher. Dia tidak datang dan mungkin penyebabnya adalah aku."
Usher mengernyit. "Apa maksudmu, Mireya?"
"Kau tahu bukan? Kawanan membenciku. Mereka menganggapku sebagai dalang dari semua peristiwa yang menimpa Vione dan keluarga Munest. Jadi, bukan hal aneh kalau Garth juga membenciku."
"Tidak. Itu tidak mungkin."
Genggaman Mireya pada jemari Usher menguat. "Mungkin saja, Usher. Bahkan kuyakin kalau Garth pun tak menganggapku sebagai pasanganmu sedikit pun."
"Tidak mungkin."
Usher terus menggeleng. Ia terus menampik perkataan Mireya dengan satu keyakinan teguh di dalam benaknya, yaitu Garth tidak mungkin demikian.
Garth mungkin saja masih menganggap Vione sebagai luna untuk Kawanan Frostholm, tetapi sepatutnya ia harus menghormati keputusan Usher yang telah memilih Mireya sebagai pasangannya sekarang. Suka atau tidak, ia harus menerima kehadiran Mireya.
Selain itu, Usher masih tak habis pikir. Bisa-bisanya Garth tidak mengkhawatirkan keadaannya? Lalu benarkah itu ada kaitannya dengan keberadaan Mireya?
Usher memejamkan mata. Memikirkan hal itu membuat kepalanya jadi berdenyut.
"Usher? Kau tak apa-apa?"
Usher berusaha menahan rasa sakit. "Aku tidak apa-apa," ujarnya sembari membuka mata. Dilihatnya Mireya memberi secangkir teh dan ia menyambutnya dengan senyum lemah. "Terima kasih."
Mireya hanya mengangguk. Ia menunggu hingga Usher menandaskan teh tersebut, lalu menaruh cangkir kosongnya di nakas.
"Sepertinya keputusan untuk beristirahat total dan tak memikirkan apa pun adalah pilihan terbaik untukmu sekarang, Usher."
Usher mengangguk. "Kau benar, Mireya. Oh, sungguh. Aku beruntung sekali memilikimu. Aku tak bisa membayangkan apa yang terjadi padaku kalau tak ada dirimu. Aku sakit dan bahkan betaku tak memedulikanku."
"Aku senang kau menghargai keberadaanku, Usher. Kau tahu, aku akan melakukan apa pun untukmu," ujar Mireya sembari menangkup wajah Usher. Ditatapnya Usher tanpa kedip sambil tersenyum. "Aku juga tak akan keberatan untuk membantumu selama kau sakit, Usher."
Usher tak berkedip. Tatapan Mireya membuatnya bergeming. Semua seolah menghilang dan hanya ada Mireya di dunianya.
Sekilas, ada gemuruh di dada. Ada dengungan di dalam kepala. Usher mengernyit, tetapi tatapan Mireya melenyapkan itu semua.
Usher bertanya. "Apakah kau tak keberatan untuk membantuku mengurus kawanan dan perusahaan? Paling tidak sampai aku sembuh total. Bagaimana, Mireya? Apakah kau bersedia."
Mireya tersenyum puas, lalu menjawab. "Tentu saja aku bersedia. Kau tahu aku akan melakukan semua untukmu, Usher. Termasuk kalau kau menyuruhku mengurus kawanan dan perusahaan." Ia beringsut dan memeluk Usher. "Aku akan melakukannya sampai kau sembuh."
*
bersambung ....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top