DISASTER

Just the thought of another day

How did we end up this way?

What did we do wrong?

God

Segera ia bangkit dari rasa malas
yang berusaha menidurkannya kembali. Waktu menunjukkan tepat pukul 04.00 dini hari. Seorang pria yang beranjak dari ranjang tempat tidurnya. Mulai melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Dia memutar knop dan membuat tetesan hujan buatan dari shower. Mengatur suhu air agar tidak membeku dikulitnya. Dia membasuh seluruh tubuhnya dan menikmati air shower yang jatuh menimpanya. Sambil meraba – raba ia mencari handuk untuk mengeringkan bekas air di wajahnya.

Dengan masih bertelanjang dada ia memasuki kamar untuk mengambil bebera helai pakaian. Dia bergegas. Setelah menatap tajam layar ponselnya. Dengan segera dia meninggalkan kamar motel. Dia berjalan cukup cepat melewati koridor. Ia melambaikan tangannya untuk memberhentikan taksi yang melintas. Dia bergegas masuk dan mengutarakan tujuannya. Langsung saja supir taksi itu tancap gas dan melaju pergi.

JUM-AT, 11 MARET 2011
07.30 waktu setempat

Dret..., dret..., dret...
Woah dari Tatsuko

“Moshi, moshi”

“Apa kau sudah dijalan?”

“Oo hai, sebentar lagi aku akan sampai. Tunggu ya...”

“Baiklah, watashi sangat merindukanmu. Jadi cepatlah datang. Ayah dan ibu juga tidak sabar untuk bertemu denganmu” jelas Tatsuko.

“Hai, ore mo”

Yoichi bergegas dengan menggunakan taksi. Ia menuju Rikuzentakata, Prefektur Iwate, Wilayah Tohoku, Jepang. Tempat tinggalnya bersama istri dan kedua orang tuanya. Setelah menjenguk kawan lamanya di Ishinomaki, Prefektur Miyagi, Yoichi bergegas pulang. Sekitar 2 jam kurang 5 menit akhirnya Yoichi tiba di kediamannya.

"Tadaimase"

"Woah Yoichi, okaeri" sambut Tatsuko

"Sumimasen, aku terlambat" jawab Yoichi sembari membungkukan badan.

"Sudah - sudah jangan dipikirkan"

"Ayo silakan, kita sarapan dulu" Ayah Yoichi menawarkan

"Itadakimasu" seru mereka serentak.

Mereka menikmati hidangan pagi yang dibuat oleh Tatsuko dan ibunya Yoichi. Selang beberapa waktu mereka menyelesaikan acara santap pagi bersama itu. Mereka bersantai - santai menikmati hari kala itu. Bersenda-gurau penuh candaan ringan namun menggelitik.

Sebelumnya di kediaman ayah Yoichi
Sekitar pukul 08.15 waktu setempat.

"Oh ya bu! Apakah Yoichi akan menyukai ini?"

"Apapun yang kau buat, Yoichi pasti menyukainya"

"Honto ni?"

"Hai, sudah ayo kita selesaikan saja memasaknya. Sebentar lagi Yoichi akan segera tiba"

Ibu dan Tatsuko menyelesaikan proses memasak mereka. Mereka menghidangkannya diatas meja. Cukup banyak dan tersusun dengan rapih. Sembari menunggu kepulangan Yoichi dari Ishinomaki, Prefektur Miyagi. Obrolan ringan yang mengundang tawa ceria mereka tuturkan. Begitu terasa hangat keharmonisan mereka. Hingga akhirnya... "Tadaimase" Yoichi tiba.

****

Setelah usai bersantap pagi sembari mengukir senyum dan canda ria. Yoichi dan Tatsuko berjalan keluar rumahnya. Sebentar saja mereka berdua menikmatinya, mereka lalu kembali.

Sekitar pukul 14.46 waktu setempat.

"Yoichi ayo cepat!" panik Tatsuko sembari menarik tangan Yoichi.

"Pelan - pelan, jangan panik. Perhatikan langkahmu" sahut Yoichi.

Yoichi dan Tarsuko bergegas masuk. Mencari kedua orang tuanya, dan menarik mereka keluar sesegera mungkin. Mereka bergegas dan secepat mungkin meninggalkan rumah. Keadaan semakin parah, gemuruh nyaring terdengar. Getaran yang berasal dari dalam bumi mengguncang Rikuzentakata membuat semua orang panik.

Sontak Yoichi dan juga Tatsuko membawa kedua orang tuanya menuju tempat pengungsian terdekat. Mereka berdua kembali ke rumah untuk memeriksa keadaan para tetangga mereka.

"Tatsuko, periksa sebelah sana"

"Hai, disini sudah kosong"

"Pastikan mereka semua menuju ke pengungsian"

"Yoichi, kita juga harus bergegas. Tsunami semakin mendekat"

"Hai, iko!"

Sementara itu tsunami yang datang dari lepas pantai Samudera Pasifik wilayah Tohoku memadati setiap celah perkotaan yang padat. Menelan semua elemen yang ada dihadapannya. Menyapu bersih celah - celah sempit diantara bangunan kota. Terus melibas tanpa ampun.

"Ne Yoichi! Kita tidak akan sampai ke tempat pengungsian"

"Kita cari yang terdekat. Iko!"

"Yoichi disana"

"Sial, kita tidak bisa masuk. Gempa tadi pasti sudah mendahului kita mengunci kita diluar sini."

"Aku sudah tidak sanggup lagi Yoichi"

"Kita harus bergegas, tsunami masih mengincar kita. Bertahanlah Tatsuko"

Sontak pandangan Tatsuko teralihkan oleh sesuatu. Hitam pekat mendekati mereka. Sebuah bangunan penggergajian yang berada di sana mulai meluncur ke arah mereka.

"Lari...!!!" teriak Tatsuko

Mereka berdua terus berlari hingga sampai disebuah halaman sekolah, yang letaknya lebih berada di daerah yang lebih tinggi. Dari sana mereka menyaksikan tsunami menggulung seluruh daerah pemukiman. Meratakannya.

"Oh no! Rumah saya tersapu habis" kata seseorang di samping mereka

Hampir tiga perempat Rikuzentakata porak poranda. Gedung - gedung yang sebelumnya berdiri tegak. Kini tertidur rata dengan permukaan bumi. Bangunan pengungsian yang menampung kedua orang tua Yoichi dan Tatsuko hanyut entah kemana. Mereka hanya bisa menyaksikan, mereka sudah melakukan yang terbaik yang bisa mereka lakukan.

Kini mereka hanya bisa berdo'a. Untuk ketenangan ayah dan ibunya.

Even though the days go on
So far so far away from
It seems so close

Always weighing on my shoulder
A time like no other
It all changed on that day
Sadness and so much pain
You can touch the sorrow here
I don't know what to blame
I just watch and watch again oh

Even though the days go on
So far so far away from
It seems so close
Even though the days go on
So far so far away from
It seems so close

What did it leave behind?
What did it take from us and wash away?
It may be long
But with our hearts start a new
And keep it up and not give up
With our heads held high

You have seen hell and made it back again
How to forget? we can't forget the lives that were lost along the way
And then you realize that wherever you go, there you are
Time won't stop so we keep moving on
Yesterday's night turns to the light
Tomorrow's night returns to the light
Oh, be the light

Always weighing on my shoulder
A time like no other
It all changed on that day
Sadness and so much pain
Anyone can close their eyes
Pretend that nothing is wrong
Open your eyes and look for light

Oh, what did it leave behind?
What did it take from us and wash away?
It may be long
But with our hearts start a new
And keep it up and not give up
With our heads held high, yeah, yeah

You have seen hell and made it back again
How to forget? We can't forget the lives that were lost along the way
And then you realize that wherever you go, there you are
Time won't stop so we keep moving on
Yesterday's night turns to the light
Tomorrow's night returns to the light
Oh, be the light

*****

Dikutip dari : https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/102011452#h=10

*****

Some days just pass by

And some days are unforgettable

We can't choose the reason why

But we can choose what to do from the day after

So with that hope
with that determination

Let's make tomorrow a brighter and better day

Oh, yeah, oh, and yeah, and yeah, oh

*****




Song Tittle : Be the Light
Penulis lagu : Takahiro Moriuchi

Penyanyi : One Ok Rock

A story by Mokusei_Daiichi

Dikutip dari : https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/102011452#h=10

Jangan lupa vote 'n comment yaa

"Save Fukushima, Japan 2011
Gempa 9.0 skala Richter yang disusul Tsunami yang melanda 6 prefektur di Fukushima dan diakhiri dengan Radiasi Nuklir Fukushima Prefecture, Futaba District, Okuma, Japan"

Come on, let's fly with the our soul

Happy reading guys.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top