Halo! Aku ingin menceritakan sebuah pengalamanku. Pengalaman yang menurutku lumayan menakutkan.
Pertama-tama, biar aku jelaskan. Aku adalah seorang perempuan yang tinggal di pedesaan bersama nenek dan kakekku. Aku memiliki seorang adik laki-laki yang tinggal di kota. Juga ayah dan ibuku yang tinggal di luar pulau.
Rumah kakek dan nenekku sangatlah luas, mereka memiliki halaman yang besar dan rumah yang besar pula. Rumah kakek dan nenekku diisi dengan tiga kamar, satu kamar mandi dan ruang-ruang lainnya. Sama seperti rumah-rumah kebanyakan. Dan, kamarku terletak tidak jauh dari ruang makan.
Di rumah ini, aku tidak boleh keluar kamar lewat dari jam 11 malam. Kenapa? Aku juga tidak tahu. Namun, pernah satu kali aku terbangun dari tidurku tepat di jam 10.50 malam. Karena pada saat itu waktu belum menunjukan pukul 11, aku memutuskan untuk pergi ke toilet dan mengambil minum.
Aku turun dari tempat tidurku, memakai sandal, lalu berjalan menuju pintu. Dengan sangat perlahan aku membuka pintu agar tidak menimbulkan suara yang dapat membangunkan kakek dan nenekku di kamar sebelah.
Setelah pintu terbuka, aku keluar dan langsung menuju dapur untuk mengambil gelas. Beberapa detik, aku menuang air ke dalam gelas dan langsung meminumnya. Aku merasa lebih segar ketika air mengalir di kerongkonganku bahkan terasa hingga ke telapak kakiku. Tunggu ... air?
Aku diam, namun, perlahan aku meletakan gelas dan langsung berjalan cepat menuju kamar. Kakiku terasa dingin dan juga basah seperti terkena air, saat aku melihat ke bawah, kakiku dilumuri air merah atau mungkin darah? Aku tidak bisa memikirkan itu sekarang.
Suasana terasa semakin mencekam, bulukudukku meremang. Aku mengunci pintu kamarku dari dalam. Menetralisir detak jantungku dengan bernapas secara perlahan.
Ceplak. Ceplak.
Bunyi suara dari luar kamarku. Aku tidak tahu apa itu, tapi suara itu semakin terasa dekat. Tanpa berpikir panjang aku langsung menuju tempat tidur dan menyelimuti diriku hingga menutupi seluruh bagian tubuh.
Tok. Tok. Tok.
Bunyi suara pintu yang diketuk. Tetapi tidak ada orang yang berbicara. Apakah itu nenek?
Tok. Tok. Tok.
Bunyi itu lagi. Aku semakin merinding. Udara terasa semakin dingin, padahal selimut yang aku gunakan lumayan tebal.
Tok. Tok. Tok.
Aku semakin mengeratkan peganganku pada selimut yang melapisi tubuhku. Berdoa dalam hati bahwa bunyi-bunyi itu hanyalah imajinasiku. Dan beberapa menit kemudian semua suara yang ada telah hilang.
Aku bernapas dengan sedikit lega. Aku tidak merasa dingin menyelimutiku. Dan sepertinya suasana semakin netral. Aku ingin membuka selimutku namun aku takut.
Setelah benar-benar tidak ada lagi suara apa pun aku berpikir untuk membuka selimutku, mencari udara. Melewati pergulatan batin yang panjang, akhirnya aku memutuskan untuk membuka selimutku. Dan hal yang pertama aku lihat ketika selimutku terbuka adalah sesosok makhluk dengan lubang mata yang mengaliri darah dan senyum yang sangat lebar hingga memenuhi sebagian wajahnya.
"Ingin bermain?" tanyanya.
Tidak lama setelah itu, semua menjadi gelap.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top