[PENGENALAN]: Riyo Fenderson
Aku terlahir di keluarga yang kaya. Banyak yang bilang anak orang kaya itu memiliki segalanya, kalian salah! Ada satu yang tidak dimiliki anak orang kaya, yaitu waktu. Waktu yang ku maksud adalah waktu orang tua untuk anaknya. Dan dari hal itulah diriku tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua ku. Memang benar, mereka bisa memberikan apa pun yang bisa dibeli dengan uang. Tapi itu semua tidak membuatku bahagia sama sekali, tidak sedikit pun! Alasan mereka tidak pernah ada waktu untukku, karena mereka terlalu sibuk bekerja. Mereka berkata "Kami kerja untuk kebahagiaanmu, kami hanya ingin yang terbaik untukmu", kocak! Tidak ada anak yang bahagia jika tidak mendapatkan waktu dan perhatian dari orang tuanya. Ini yang kalian sebut hidup enak dan bahagia?! Kurasa itu semua salah, sangat salah!
Riyo Fenderson adalah namaku. Kalian bisa memanggilku Roy. Tidak nyambung memang, tapi aku lebih suka dipanggil Roy. Satu alasan kenapa aku suka dipanggil Roy. Itu adalah panggilan dari seorang sahabat, satu-satunya sahabat yang ku miliki. Awal kenal dia saat aku masih SD, dan itu pertemuan yang cukup menarik menurutku. Awal pertemuan kami saat aku memergoki dia sedang mencabut bunga dari meja guru, dengan wajah panik dia berlari ke arah ku dan memohon untuk tidak mengadu ke guru. Jika aku ingat hal itu diriku selalu tertawa, wajah Romania yang panik saat itu sungguh lucu.
Seperti yang tadi aku katakan. Uang tidak akan membuat seseorang bahagia, itu yang kurasakan. Dari kecil aku dirawat dan diurus oleh Bi Siti. Beliau adalah asisten rumah tangga, tapi aku menganggap beliau orang tua ke dua ku. Hanya Bi Siti yang mengerti diriku saat berada di rumah. Kasih sayang, perhatian, tingkah lakunya, selalu membuatku merasa nyaman berada di rumah. Jika tidak ada beliau, mungkin aku sudah lama bunuh diri. Konyol memang, tapi kalian akan mengerti jika menjadi aku.
Sejak bertemu dengan Roman, aku selalu bersamanya di sekolah. Kami melanjutkan ke sekolah yang sama terus menerus. Kalau kata Bi Siti kami seperti kaka dan adik, tentu aku kakaknya dalam segi tertentu. Jika di rumah aku memiliki Bi Siti yang mengerti diriku, di luar rumah ada Roman yang memahami sifatku. Merekalah alasan ku masih bertahan di dunia, awalnya itu yang ku pikirkan. sampai aku bertemu seorang wanita saat berada di SMA tingkat III. Seorang wanita yang mengingatkanku pada seseorang, seseorang yang sudah lama pergi dari hidupku.
Saat SMP diriku jatuh cinta kepada seseorang, dia wanita yang cantik, baik, perhatian, dan dia salah satu sahabatku dulu. Aku dan Roman bersahabat dengannya saat kelas 2 SMP. Roman tahu jika aku mencintainya, tapi aku yang bodoh karena tidak berani mengatakannya. Sampai pada akhirnya dia pergi. Mungkin jika dia hanya keluar kota atau negara, aku masih bisa bertemu dengannya. Sayangnya dia pergi ke dunia yang berbeda, sebuah kecelakaan merenggut nyawanya. Kepergiannya memberikan sebuah penyesalan pada diriku, penyesalan karena tidak sempat mengatakan apa yang aku rasakan kepadanya.
Kehilangan membuatku menutup hati kepada siapa pun dan aku berusaha untuk menjauhi setiap wanita yang mendekat. Sampai akhirnya Reina masuk ke dalam hidupku. Warna kelabu kini berubah menjadi sejuta warna.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top