[PENGENALAN]: Lucas Drake

Pindah ke Kota Dreamsight sebenarnya bukanlah keputusan yang mendadak. Namun, nyatanya Lucas memang belum sepenuhnya siap untuk tinggal sendiri di tempat asing.

Memiliki kepribadian introvert sejujurnya membuat pemuda ini sedari dulu tidak pernah berpikir untuk repot-repot memulai suatu hubungan seperti pertemanan. Di kampung halamannya, Dreambright, di mana orang-orang sudah mengenalnya karena pekerjaan orang tua, ditambah dengan otaknya yang cemerlang, secara alami Lucas akan selalu didatangi oleh orang-orang di sekitarnya. Dia sudah punya teman tanpa harus membuat usaha.

Dan kini, saat sudah lulus SMP dengan predikat terbaik di kotanya, Lucas merantau ke Kota Dreamsight, ibukota Provinsi Dreaming. Kota maju yang jelas-jelas berbeda dengan Kota Dreambright.

Lulus dengan mulus di SMA Race, SMA terbaik nomor dua setelah SMA Dream, Lucas makin bersemangat untuk dunia SMA-nya. Juara umum seketika menjadi target utama.

Lucas hanya menyewa sebuah flat di salah satu apartmen yang berlokasi dekat dengan sekolahnya. Hidup sendiri, ternyata ada suka-dukanya. Sebagai anak sulung, Lucas memang memiliki kemampuan dalam urusan rumah tangga, terlebih memasak. Lucas juga beruntung, seorang nenek sebelah rumah yang ia kira galak nyatanya adalah seorang wanita tua baik dan ramah. Lucas memanggilnya Nenek Charlotte.

Namun, kehidupan sekolah Lucas tidak berjalan semulus pelajaran yang masuk ke otaknya. Kurangnya kemampuan dalam bergaul, Lucas gagal dalam mendapat teman di minggu pertama sekolah. Dan semenjak dia melontarkan lelucon ilmiah yang sama sekali tidak lucu, pemuda itu mulai dicap sebagai anak yang membosankan. Tidak ada yang mau berteman dengan Lucas.

Meskipun awalnya cukup sedih, Lucas tidak serta-merta terpengaruh dan mulai mengabaikan soal itu. Toh tanpa teman, dia masih bisa menjadi juara umum. Apalagi semenjak dia terpilih sebagai satu dari sepuluh anak olimpiade matematika untuk mengikuti lomba tingkat kota, Lucas benar-benar memutuskan untuk fokus. Tak ada lagi waktu untuk masalah teman-teman-an. Begitulah yang Lucas pikirkan, sehingga ia tak lagi membuat usaha lebih untuk hubungan sosialnya.

Lucas menulis buku harian. Buku itu kecil, dan hanya dia tulis sesekali ketika dia ingin. Setidaknya, menulis di sana selalu membuatnya merasa sedikit lebih baik. Lucas juga cukup menyukai hal-hal yang imut dan lucu. Karakter kesukannya adalah Rilakkuma. Dan baru-baru ini, sudah ada dua buah boneka Rilakkuma di kamarnya.

Kehidupan Lucas yang awalnya dia pikir cukup damai, jungkar balik semenjak dia memecahkan sebuah vas mahal seharga puluhan juta di sebuah pameran seni dekat rumahnya. Tak berani memberitahu siapa pun, dan tidak memiliki teman untuk dia berbagi ataupun menolongnya, Lucas yang putus asa mencoba mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan uang dalam jumlah besar dan dalam waktu yang singkat.

Siapa sangka, sebuah brosur yang menarik perhatiannya justru merupakan sebuah tempat sindikat penculik dan pekerjaan ilegal. Tidak bisa kabur, Lucas langsung diajak menculik target mereka di hari pertama dia melamar kerja. Target mereka adalah seorang siswi SMP Dream bernama Chika Flo, putri tunggal dari pemilik perusahaan Flo yang terkenal.

Serangkaian kejadian terjadi hingga Lucas berakhir dengan kontrak sebagai "teman" dari Chika. Lucas meneggambarkannya sebagai gadis kaya manja yang kesepian. Sama-sama tidak mempunyai teman adalah dasar mengapa ide gila itu bisa tercetus dari Chika. Bahkan Lucas ditawari gaji yang tidak kecil.

Lucas sebenarnya tidak mau, tetapi keadaan benar-benar memaksanya.

Hari-hari Lucas sebagai "teman" Chika pun dimulai. Ditemani butler Chika, James--yang secara mengejutkan bukanlah tipikal pelayan kaku dan seram seperti bayangannya--Lucas perlahan-lahan mulai mengenal Chika lebih dalam.

Bagaimanakah kehidupan Lucas semenjak ia menyandang titel sebagai "teman" Chika? Akankah tujuannya bersekolah di SMA Race bisa tercapai? Lalu, bagaimana dengan posisi sebagai "teman" sendiri, apakah nantinya akan berubah?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top