[Komentator]: Mawar
1. Shin Jae Mi
Nilai : 8.5
Kesan : Menurutku, kisah yang dihadirkan sudah bisa mengangkat topik yang ditawarkan saat babak turnamen sebelumnya. Kepribadian Jae Mi pun bisa diiringi dengan tindakannya (lebih ke arah yang negatif. Mungkin karena langsung masuk konflik). Pas dengan keterangan yang ada sebelum cerita ini.
Kritik/Saran: Ini yang agak susah dikeluarkan, soalnya aku belum bisa menggali terlalu dalam. Ketika dibaca udah klop, malah makin susah nyari kekurangan dari cerita tersebut. Mungkin bisa lebih digali lagi mengenai setting. Aku enggak tahu gimana sistem penilaian ujian di Korea, tapi kalau ujian mungkin hari itu langsung dinilai. Terus, soal latar, karena namanya Korea, menurutku bisa kasih sedikit celah untuk menggambarkan latar. Misal, waktu Jae Mi kabur. Di situ mungkin bisa digambarkan secara singkat di mana dia berada. Tempat yang memang orang tahu kalau itu di Korea. Itu aja saran dari aku.
2. Dewi Raisya Aufa
Nilai : 6.5
Kesan : Menurutku cerita yang diangkat agak keteter dari keterangan yang dibuat. Kurang mengikat. Mungkin karena diawali dengan sesuatu yang mengangkat hobi alih-alih langsung ke inti. Memang, gambaran tentang hal yang disukai Dewi ini tergambar, hanya saja durasinya terlalu lama, dan aku enggak mendapat bayangan sama sekali tentang cara si pemain drama Thailand memikat kakak kelasnya.
Kritik/Saran : Sebenarnya, ini juga menjadi catatan buat aku, kalau dalam cerpen tidak bisa bertele-tele, bahkan untuk gaya bahasa. Batas cerpen, seperti yang sudah diketahui bersama, lebih singkat dibanding novel. Dan ketika membaca ini, kayak kurang permainan kata. Jadi sulit untuk bisa masuk ke cerita. Sikap dan sifat Dewi pun lebih banyak ke arah tell. Dia mengaku sendiri, tapi kurang aksi, menurutku. Dan ada beberapa pertentangan. Mungkin karena tokoh mengalami perkembangan karakter, jadi Dewi yang sering mem-bully bisa menjadi sosok yang pemalu. Jadi, yah, aku kurang bisa merasakan nyawa cerita ini. Maaf.
3. Frieska Tatyana
Nilai : 7.0
Kesan : Menurutku, cerpen ini menarik. Dibuka dengan adegan Frieska yang terkena tembakan. Namun, tempo dalam plot, bagiku itu terlalu cepat. Duduk perkara dan penyelesaiannya terkesan buru-buru. Jadi, belum jelas siapa sebenarnya Kalong Garang, sudah ada sosok Putri, belum terungkap Putri, sudah ada polisi. Dan yang membuat bingung, pak Polisi dan Frieska ini berkenalan. Dalam situasi seperti itu dan ditambah Frieska pemimpin baru Maung Bodas, rasanya agak aneh. Tapi, sebagian sifat buruk Frieska bisa aku dapatkan dalam cerita ini. Bagaimana dia bertindak, dan apa yang menggerakkan dia.
Kritik/saran : Bacaanku masih jauh ketinggalan dibanding yang lain. Jadi, susah untuk melakukan perbandingan langsung. Namun, sebagai pembaca, aku merasa adegan aksi yang ditawarkan kurang sedikit membuat aku bisa membayangkan. Mungkin karena aksi harus dalam tempo yang cepat, tapi menurutku, ada beberapa hal yang bisa dibuat lebih rinci agar pembaca bisa lebih terlibat.
4. Saroh
Nilai : 7.0
Kesan : Sebagai yang nulis, aku pikir ini wow banget. Namun, sebagai pihak netral, ada beberapa catatan. Di antaranya, dalam mengaplikasikan karakter dalam tokoh Saroh. Saroh memang "mengaku" nurut dengan ayahnya. Dia juga sedikit "jail" waktu akan pergi ke rumah Mr. Talkins. Namun, tetep, aku kurang puas. Sosok Madam yang juga memegang kendali, seperti berlalu begitu saja. Aku malah puas dengan si Mister (huahahahaha. Ketawa sombong dulu). Misterius gimana gitu. Huahahaha. Lalu, soal sangkar raksasa. Mungkin karena back story-nya padat merayap menjerumus ke maksa, bagian ini kurang terekspos. Padahal, ritual dalam sangkar raksasa itu adalah bagian inti cerita.
Kritik/Saran : Jangan cepet merasa puas. Harus bisa mengenali karakter dengan lebih baik lagi. Jangan baperan. Lebih jeli dalam menentukan mana yang harus diurai, mana yang harus disingkat. Dan yang penting, jangan lupa sombong. Huahahahaha.....
5. Safar Handayani
Nilai : 6.5
Kesan : Aku sangat jarang baca blog. Kalau pun baca, biasanya mampir ke tempat orang-orang menuangkan kritikan mereka. Mungkin, gaya menulis dalam cerita ini memang sesuai blog. Hanya saja, ada hal yang menurutku sedikit membuat kisah ini enggak nyaman. Pertama, soal kata ganti orang pertama. Kadang "gue" kadang "aku". Kedua, plot. Aku merasa agak gimana, yah, seperti tumpang tindih 😅 (enggak enak, kalau enggak pakai emot). Ketiga, karakter mungkin sudah bisa dibayangkan, hanya saja eksekusinya membuat itu seperti bertolak belakang. Tapi masih oke, kayaknya, soalnya ada penjelasan kalau si Safar ini berubah menjadi pintar lantaran lagi ngegebet 🤭. Lalu, soal diksi. Mungkin ingin mengangkat rasa humor, tapi pemilihan katanya malah membuat itu terkesan memaksa. Jatuhnya, sok asyik 😅. Tapi, ada beberapa scene juga yang bikin senyum.
Kritik/Saran : Mungkin harus lebih diperhatikan lagi mengenai pemenggalan kalimat, agar pas saat dibaca (catatan untuk diri sendiri juga). Lalu, untuk lebih diperhatikan lagi kata ganti orang.
6. Lucas Drake
Nilai : 6.9
Kesan : Menurutku, Lucas sudah bisa sedikit dibayangkan. Dengan karakter dia yang "membanggakan diri sendiri". Tapi, kenapa harus pakai nama kota khayalan? Padahal, kalau dibuat biasa saja (mengingat di dalam cerita ada kata "revolusi Prancis" dan "Harry Potter") akan lebih natural. Lebih bisa merasakan lagi ceritanya. Karena dibuat nama kota asal Lucas seperti dunia fantasi, jadi sepanjang membaca aku menantikan hal apa yang berbeda. Namun, tidak ada. Latar biasa layaknya di tempat kita. Dunia biasa. Enggak ada yang menonjol.
Kritik/Saran : Setting itu perlu. Enggak hanya seputar waktu, tapi juga latar (catatan buat diri sendiri lagi). Jadi, menurutku cerita ini akan semakin menarik kalau latar Dreamsight, kota di mana Lucas tinggal, diberi keunikan yang berbeda dari tempat lain.
7. Danial Yudhistira
Nilai : 8.0
Kesan : Menurutku, gambaran tentang Al agak sedikit goyah di cerpen ini. Mungkin karena sebelumnya Al sudah mengalami perubahan karakter, jadi ketika masuk cerita, Al seperti orang lain 😅. Tapi menurutku tetap ada sentuhan karakter yang pernah disampaikan. Kayak Al yang profesional, perfeksionis, dan setia. Lalu, ini juga masalah buat aku, soal tanda baca terutama koma. Aku merasa ada yang harus diganti titik.
Kritik/Saran : Selain tanda baca, mungkin harus lebih diperhatikan lagi soal kata ganti orang. Kayak di bagian ini: Ketika Yan berdiri di depan meja kerja adiknya, membungkuk untuk mengintip wajahnya. "Nya" di sini ada dua orang. Satu Yan, satu Al. Nah, kalau enggak cermat, bisa aneh ngebayanginnya. Seharusnya kan: Ketika Yan berdiri di depan meja kerja adiknya, mengintip wajah Al.
Yah, begitulah 😅.
8. Kin Dhananjaya
Nilai : 7.9
Kesan: Aku sudah berekspektasi kalau Kin ini akan melanjutkan pencarian pembunuh dirinya. Namun, ternyata cerita ditarik jauh ke saat dia dibunuh. Agak anu, sebenarnya. Cuma ... gaya bahasanya enak, menurutku. Dan karakter Kin juga keluar pas dia sadar kalau dia sudah mati.
Kritik/Saran : Untuk ukuran cerpen, aku rasa ini kurang mengikat cerita di akhir. Kalau toh mau buat cliffhanger, jatuhnya malah tanggung dan menimbulkan teka-teki yang belum terpecahkan. Cocoknya ini jadi bab awal atau malah prolog.
9. Liona Antoniette
Nilai : 8.5
Kesan : Sebenarnya, aku tipe orang yang kalau udah enak baca, enggak bisa mendeteksi kekurangan. Ayo aja lanjut. Dan emang pas baca ini ngalir aja. Gambaran kota Mortia juga bisa dibayangkan. Cuma...aku masih belum tahu apa itu Devirin dan Witera? Semacam ras gabungan? 😅 Dan soal Liona ... karakternya juga ngalir. Interaksi dia dengan para anggota karavan dan Arya. Cukup untuk mengaplikasikan sifat yang digambarkan di awal. Dendamnya juga terasa di akhir paragraf.
Kritik/Saran : Hanya masalah ketikan yang ada sedikittttttttttt saltik.
10. Miki Tri Aryawan
Nilai : 6.5
Kesan : Menurutku, ini seperti membaca draft 😅. Semua dilakukan dengan tell dan kurang sentuhan; kurang aksi yang bisa membuktikan bahwa karakter Miki seperti yang tergambar. Menurutku, yang di deskripsi lebih baik dari ini 😅. Plotnya lebih hidup. Kalau ini terlalu lurus, enggak ada gelombang naik-turunnya 😅. Agak kurang ngena.
Kritik/Saran : Mungkin bisa lebih dijabarkan dan ditentukan lagi ingin memulai dari mana (catatan buat aku juga), jadi cerita bisa digerakkan dengan teratur dan plot yang dibuat bisa membangun dan memberikan feel yang mantap.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top