[Komentator]: Dahlia
🔶 Shin Jae-Mi
Nilai: 8
Kesan: Tata bahasa sudah rapi dan oke. Diksi yang digunakan juga tepat. Pembagian teknik Show and Tell cukup apik. Saya cukup terhanyut dengan alur cerita yang dibangun.
Pesan & saran:
Kalau menurut saya, sayang sekali resolusi cerita tidak diakhiri dengan penyelesaian konflik ibu dan Shin Jae Mi. Sehingga di sini masih ada konflik hati yang belum terselesaikan oleh Shin Jae Mi. Walaupun ini cerpen, setidaknya tetap ada resolusi dari tokoh utama terhadap konfliknya, bukan hanya sekadar layangan pikiran dan harapan tokoh, tapi bagaimana tokoh menyikapi konfliknya. Kalaupun mau dibuat menggantung saya pikir harus lebih menonjolkan sikap selanjutnya yang akan di bawa tokoh utama, misal Shin Jae Mi yang bertekad mengalahkan WoonWoo. Selebihnya sudah oke 👍
🔶 Dewi Raisya Aufa
Nilai: 6
Kesan: Secara kesuluruhan, tata bahasa sudah cukup rapi dan cukup bisa dinikmati.
Pesan & saran:
Hati-hati dalam penggunaan diksi. Contoh: Sang Baskara. Untuk orang awam yang tidak tahu "Baskara" artinya "matahari" bisa menjadikan salah presepsi dalam mengartikan kalimatnya. Kalau memang ingin menggunakan kata-kata dengan tone seperti itu, jangan hanya di satu kalimat, tetapi di keseluruhan cerita kamu harus menghadirkan tone penulisan puitis dengan diksi yang jarang dipakai biar jadi voice cerita kamu. Kalau hanya satu kalimat saja, sayang sekali justru akan mengaburkan voice yang mau kamu hadirkan.
Setelah memperhatikan secara keseluruhan, di narasi kamu juga banyak menggunakan kata "nonformal" misalnya, "cogan" artinya, kamu di sini belum mempersiapkan voice apa yang mau kamu tunjukkan. Lebih baik pilih, kalau mau semiformal puitis jangan ada masukkan narasi nonformal. Kalau mau semiformal yang lebih mengarah ke nonformal, yaa tidak masalah. Ingat, yang dibutuhkan dalam voice cerita itu konsisten
Perhatikan lagi kata mana saja yang harus dicetak miring. Kayak: movie. Btw, film dan movie kan artinya sama. Pilih salah satu aja mana yang mau dipakai. Jangan bikin rerundan.
Teknik bercerita kamu masih terlalu banyak "Tell" sehingga masih kurang menghadirkan "feel" dalam cerita kamu.
Perhatikan lagi salah ketik tulisan, masih bertebaran.
Secra struktur tulisan konflik yang dibawa dalam tulisan ini masih kurang. Dari introduction menuju conflict hingga resolution tidak ada perubahan grafik signifikan.
Terlebih resolusi yang dihadirkan sesungguhnya bukan resolusi, hanya layangan pikiran dari si tokoh.
Jadi, untuk cerita ini sebaiknya dipikirkan masak-masak soal penjabaran plot pointnya.
🔶Frieska Tatyana
Nilai 7
Kesan: Pertama baca, aku langsung suka sama deskripsi Saritem. Penyusunan kalimatnya 'pas' & 'apik'. Aku juga suka tulisannya rapi, meskipun masih nemu sedikit miss. Tapi gak apa, karena kesempurnaan hanya milik Allah. Heu. Feel action-nya dapet. Untuk karakter Frieska sendiri aku malah ga dapet sifat ketua genk-nya. Malah aku nyantol sama Dean. Terus kemunculan Abah yang bkin aku bengong. Eh dia mau apa?
Pesan & saran: Aku nemu kekurangan dari konflik. Yg kubaca konfliknya ini tentang penculikan Putri yg termasuk salah seorang dari genk maung bodas. Cuma siapa dia? Aku bca di akhir, Putri disebut aset berharga. Apa kelebihan dia? Nihil. Meskipun kepentok batasan jumlah kata, penulis memang dituntut mampu menulis cerita. Mungkin bisa dikasih sebaris dua baris knp anggota maung bodas cari putri. Siapa sih emangnya dia?
🔶 Saroh
Nilai: 7
Kesan: Aku nemu paragraf yang saat kubaca bikin aku bingung. Dua paragraf setelah penjelasan Madam ini pengidap anoreksia. Dari paragraf itu sampai akhir saya gagal paham! Aku gak ngerti penulis mau ceritain apa. Cerita mau dibawa ke mana. Cuma saya mengapresiasi susunan kalimat yg rapi, saya suka bgtdeskripsi sosok Saroh yg cacat, dikucilkan, dianaktirikan. Aku beri penilaian bagus di segi teknik penulisan.
Pesan & Saran: Penulis terlalu banyak menuliskan latar Saroh. Karena ini dibatasi word-nya mungkin lebih baik langsung ke inti masalah. Pendeskripsin yg apik itu memang diperlukan. Tapi kalau cerita yg dibuat panjangnya dibatasi alangkah baiknya pakai plot langsung to the point agar pembaca juga ga bingung.
🔶 Safar Handayani
Nilai: 7
Kesan: Awalnya agak underestimed karena sejujurnya aku tipikal yg kurang suka dengan penulisan narasi "bahasa gaul". Aku bukan penikmat gaya teenfiction. Tapi saat baca deskripsi ngaret yg dicampur dengan hukum newton, rasanya jadi lain. Menarik! Good job!
Ups, aku menciduk kesalahan grammer, hahaaa... aku nemu kata "bagiku" padahal dari awal penulis pakai "gue".
Aku ga ngerti maksud kata "diatasi" di paragraf yang nyebutin si "gue" dan beberapa orang lain sedang ngedate.
Dialog tagnya masih salah.
Jadi intinya ini cerita tentang si tokoh yg nge-pdkt-in fatimah?
Terlalu banyak narasi tell tentang tempat wisatanya, bukan aksi si tokoh buat deketin fatimah.
Tapi aku suka gaya nulisnya, cumaaaa harus teliti ya. Pastikan mau gue atau aku yg jadi subjek.
Pesan & Saran: Kalo emang konfliknya itu pdkt-in cewe, mungkin bisa ditambah aksinya.
Lebih teliti lagi masalah penggunaan subjek antara "gue" atau "aku".
🔶 Lucas Drake
Nilai: 7
Kesan: Dialog awalnya bikin bingung. Sampe aku baca 2x dan nyerah, langsung lanjut aja.
Masih nemu typo.
Setelah kutamatkan, ini nyeritain perjalanan Lucas buat dapet teman? Too Long. Dan ending-nya gantung. Maaf.
Meskipun gitu, aku suka penggambaran karakter Lucas. Keliatan jelas--dalam bayanganku ini Lucas NCT yg punya sifat songong, jaim, tapi pinter. Wkwkwkwk.
Pesan & Saran: Mungkin lebih baik, penulis lebih bnyak memberikan aksi Lucas dan Devin.
🔶 Danial Yudhistira
Nilai: 7
Kesan: Aku rasa kalimat yg tentang jarum jam itu di skip aja. Too much. Aku ngerasa di cerita ini susunan katanya kurang tepat. Membuat cerita ga perlu penuh diksi. Pakai kata ringan pun ga masalah. Aku bacanya terkesan "memaksa" kalimatnya itu.
Sebenernya dari 5 cerita sebelumnya aku suka yg ini. To the point. Langsung ke konflik ga bertele-tele yg banyak jabarin latar. Sayangnya penyusunan katanya masih harus diperbaiki.
Pesan & Saran: Bisa banyak latihan lagi. Idenya aku suka. Antimainstream. Cuma kurang sedikit kilas balik Al dan Bayu, apa yg bkin Al jadi berubah. Karena lingkungan sosial Al bukan bermain dengan para gay jadi terjangkit penyakit itu kemungkinannya kecil. Pasti ada alasan logisnya. Kecuali lingkungan sosialnya mndukung, latar alasannya ga musti detail.
🔶 Kin Dhananjaya
Nilai: 4
Kesan: Awalnya aku mikir, wah genre family nih, anak broken home, jadi anak bandel tapi depan emaknya tetep baik-baik aja, eh ketemu cewe nanti tobat. Tapi yang kudapatkan.... Aku gak ngerti apa yg mau penulis sampaikan. Konfliknya ngambang. Penyelesaian konflik ga ada. Menyisakan pergulatan batin yg gak ada ujungnya. Siapa nancy? Anthony? Yg disebut tapi ga ada latarnya di awal. Ini plot super duper cepat.
Pesan & Saran: Sebaiknya penulis buat outline. Konflik coba diperkuat apa.
🔶 Liona Antoniette
Nilai: 8
Kesan: INI CERITA TERBAIK! Penulisannya rapi banget, susunan katanya cantik, alurnya muluuuss, IDENYA TEOPE!!! Aku suka latar tempat yg digunakan. Beda sama yg lain.
Sayangnya, ga ada konflik, ga ada penyelesaian. Sayang banget padahal ini udah cantik.
Satu lagi,Arya tau dia penyihir? Coba ada kilas balik dikit bakal tambah bumbu penyedap di sini.
Pesan & Saran: Tunjukkin konflik. Misal Liona ini mau balas dendam eh gajadi soalnya si Arya bikin pemahaman tentang dunia buat dia berbeda. Arya menunjukkan kebahagian,blablabla. Penyelesaiannya mungkin Liona dan Arya menjadi pasangan. Ini misal ya.
🔶 Miki Tri Aryawan
Nilai: 7
Kesan: NARASI TELL, OK! Sesungguhnya jenuh, tapi karena ide ceritanya tentang anak yg kurang perhatian jadi aku coba lanjut. Yang kuteliti setelah baca, penulis berputar-putar di pergulatan batin Miki saja. Tidak ada penyelesaian konflik, alurnya juga ngambang. Penulisannya udah rapi, bagus.
Pesan & Saran: Tentukan Miki ini mau dibawa ke mana. Dia mau ditunjukkin apa supaya konfliknya bisa diselesaikan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top