Nama Panjang : Saroh

Nama Panggilan : Saroh

TTL dan Goldar : Jakarta, 29 Oktober 2000. Goldar: O

Usia : 18 tahun

Tinggi dan Berat : 155 dan 35 kg

Fisik : Mata kirinya sejak lahir tidak bisa terbuka sempurna; belekan; dan hanya bagian putih bola matanya yang terlihat. Kakinya pincang. Rambutnya keriting dan terkesan awut-awutan kalau tidak diikat. Warna kulitnya hitam karena terbakar matahari.

Sifat Positif : Rajin, penurut.

Sifat Negatif : Pendendam, belakangan sedikit menjadi pembangkang.

Tujuan Hidup : Menjadi orang yang punya banyak uang. Dicintai seperti wanita yang lain.

Hobi : Tidak memiliki kegiatan rutin yang disukai. Kalau mengkhayal bisa dikategorikan hobi, mungkin itu hobinya.

Kesukaan : Udara di pagi buta, dan setelah mengenal Mr. Talkins kesukaannya bertambah satu: menyimak ucapan Mr. Talkins.

Makanan Favorit : Tidak memiliki spesifikasi khusus. Semua makanan dia suka.

Hal yang Dibenci : Dibentak, dimarahi.

Kekurangan : Kekurangan dan kelemahannya bertumpu pada fisik. Selain itu, keinginan yang mendadak muncul mungkin menjadi kelemahan fatalnya dalam mempertahankan diri.

Biografi Singkat : Saroh dilahirkan dalam kondisi yang jauh dari harapan kedua orang tuanya. Karena hal itu, ibu kandungnya memutuskan untuk pergi, meninggalkan Saroh yang masih bayi dan si suami. Dan selang beberapa waktu, ayahnya menikah lagi. Dari pernikahan tersebut, Saroh memiliki dua orang adik. Lia (yang hanya berjarak satu tahun darinya) dan Juna (yang berjarak tiga tahun). Saroh harus meninggalkan bangku SMP karena usaha ayahnya mengalami kebangkrutan. Padahal, Saroh termasuk anak yang pintar. Dia mampu menyerap pelajaran dengan cepat dan memiliki daya ingat yang baik. Sejak hari itu, Saroh disuruh membantu usaha ayahnya berjualan di pasar. Setiap hari, di kala pagi buta, dia harus siap pergi ke pasar induk untuk kemudian berjualan di pasar dekat rumah. Saroh berpikir seumur hidup akan mengerjakan hal seperti itu, tetapi Juna membuat kasus. Keputusan ayah kandung dan ibu tirinya membawa Saroh untuk bekerja di rumah Mr. Talkins-seorang pria asal Inggris. Dari sini, Saroh memiliki keinginan kuat. Bukan lagi soal uang yang bisa dia gunakan untuk pergi dari keluarganya, melainkan cinta. Hasrat dicintai dan diinginkan begitu menguasai hati, hingga mengantarkan dia pada gerbang takdir yang berbeda.