Kitchen [ I ]

Shownu X Kihyun | Short Story , Romance , Yaoi |

Happy Reading ^^~

.
.
.

==

SHOWNU'S FULL POV

Dia tersenyum , apapun yang dia lakukan selalu saja garis senyum tipis itu terukir dari bibir merah muda ranum tebalnya.

Aku sempat terkecoh saat bertemunya di masa lalu , aku pikir dia adalah sosok pria yang egois dan angkuh yang pernah aku temui didalam hidupku .

Namun semua salah , dia sangatlah hangat dan konyol untuk beberapa alasan yang selalu saja membuatku tak henti tertawa bahagia.

"Ehem.."

Kedua netra mataku tak henti menyidik apa yang tengah ia lakukan , Aku mengulum senyum kecil saat melihatnya tengah sibuk memasang afron berwarna ungu tua didepan dadanya.

Aku berjalan mendekat , merengkuh tubuhnya dari arah belakang dan menciumi tengkuknya demi menghirup aroma khas dari tubuh indah itu.

“Kihyun-ah , sini aku bantu”

Aku menawarkan bantuan ditengah kesulitannya , dia mendecak kesal dan menguraikan tawa renyah saat menerima perlakuan romantis yang aku lakukan.

“Gomawo Hyung , kau boleh membantu ku tetapi jangan mengacau”

Peringatnya tegas sembari meraih sebuah pisau dapur yang tentu saja membuatku bergidik kengerian.

Dia tertawa melihat ekspresi anehku yang ketakutan , dia masih saja mengacungkan benda tajam berbahaya itu seolah ingin mengeksekusi diriku yang tidak mempunyai kesalahan apapun.

“Hari ini aku ingin memasak nasi kimbap dengan irisan daging ham , bisakah kau ambilkan daging yang sudah aku bumbui didalam lemari es hyung?”

Tanyanya menurunkan pisau tajam itu dan mendelikkan matanya memberi isyarat sebuah perintah kepadaku.

Aku tidak mungkin menolak , apapun yang ia minta pasti akan kupenuhi .

Aku mengangguk cepat , kemudian berjalan kearah lemaris es dan membuka pintunya yang semula tertutup.

Sepasang mataku nampak mencari-cari objek yang ingin aku temukan , jari telunjukku tak henti mengarah sembarang demi mempermudah pencarian akan daging ham yang seolah sedang bersembunyi enggan untuk diambil.

Aku membuka rak pertama , tepat dibawah rak khusus freezer yang bertemperatur lebih dingin dan rendah dari rak-rak yang lain.

Aku segera mengambil sebuah tempatan plastik berwarna biru muda yang tergeletak disudut , tertutupi oleh kotak yang berisi makanan yang lain dan membuka penutup wadah tersebut , benar tebakanku jika itu adalah wadah berisi daging ham yang sudah dibauri dengan bumbu dan juga minyak wijen.

Aku menutup pintu lemari es tersebut lalu kembali berjalan kearah sang putri yang tengah sibuk mengiris tipis timun hijau , wortel dan juga sawi putih dengan potongan yang sama persis akurat.

Dia benar-benar pribadi yang teliti dan ingin semuanya terlihat sempurna tanpa celah , dia perfectsionis dan entah mengapa terkadang sifat dari dirinya itu membuatku menjadi kurang percaya diri untuk berbaur padanya.

“Shownu Hyung , kemarikan dagingnya”

Ucapnya sedikit menoleh kearahku , aku kembali mengangguk patuh dan memberikan wadah yang diisi oleh irisan daging khas dalam itu kepadanya.

Aku berdiri tepat disampingnya , mengamati diri indah itu dalam diam yang setia tersimpan.

Dia mungkin menyadari akan sikapku jika melihat dari ulasan senyumnya yang seakan ikut merasakan jika aku tengah sibuk mengagumi sosoknya seperti makhluk bodoh.

“Memang benar jika kau tidak mengacau tapi kau sama sekali tidak membantuku”

Aku terkesiap , dia rupanya tengah memberikan sebuah teguran kecil karena aku terus saja melamun memperhatikan sisi rupawan dari lekuk potret samping wajahnya.

Warna rambut merah muda pastel itu sangat cocok pada wajah cantik dan manisnya , dia sempurna bagiku.

Aku terkekeh pelan dan menggaruk tengkukku karena merasa tidak enak , memang benar jika aku tidak berguna disini.

Aku mengakui jika memasak bukanlah kegiatan kegemaranku , aku lebih suka menghabiskan waktu untuk berolahraga dan bermain game bersama dengan adik sepupunya yang bernama Yoo Seung Woo.

“Ahh mianhae Kihyun-ah , aku takut merusak acara memasakmu”

Ucapku sungkan dan setengah malu , dia mengukir tawa khasnya dan menaruh wajan diatas tungku kompor yang sudah ia nyalakan.

Menuangkan tiga tetes olive oil hingga menunggu minyak itu setengah panas dengan mengukur suhunya melalui telapak tangan yang ia posisikan diatas wajan yang berisi minyak yang sudah ia tuangkan.

Aku diam mengamatinya , dia mulai memasukkan bawang merah , bawang putih dan juga bawang bombay yang sudah ia rajam halus tadi.

Bunyi gemericik minyak panas akibat hadirnya bawang-bawang tersebut menggelitik dibenakku , harum wanginya sampai menusuk indera penciumku dan sukses menghipnotis radar sensor laparku hingga membuat perutku berbunyi menimbulkan suara keroncongan yang membuat ia berdelik melihat diriku yang terkekeh tidak enak.

“Aigoo Son Hyunwoo-ssi , Hyung lapar ya ? “

Dia menghamburkan tawanya yang tergelak keras , aku berpura-pura marah dan memasang wajah datarku sembari memandang protes kearah dirinya.

Sempat-sempatnya ia menarik pergelangan tanganku , dia menaikkan sebelah alis kanannya dan menggapai leherku kemudian membelainya dengan sentuhan lembut.

Sungguh aku tidak bisa marah jika begini jadinya , saat aku mulai terhanyut akan buaian telapak tangan halusnya ternyata dia mulai mengambil aksi jahil dengan mencubit perutku hingga berhasil membuat mulutku mengeluarkan suara ringisan akibat sakit yang kuterima.

“Hei kau , mau ku habisi di dapur hm ?”

Ancamku sembari merengkuh pinggangnya dari belakang , dia menyembunyikan wajahnya tidak ingin menatap kebelakang menjengal diriku.

Jangan bermain dengan api jika kau tidak mau merasakan panasnya , aku tidak main-main dengan kalimat dan juga tindakanku.

Dia menepuk keras tanganku yang memeluk dirinya , terlihat dia sedang mengecilkan api ke tekanan rendah dan membalikkan tubuhnya untuk berhadap-hadapan denganku.

Dia mendekatkan wajahnya begitu dekat , aku tidak mampu berkutik padahal dengan jelas tadinya aku lah pihak yang ingin memberikan sebuah  ganjaran hukuman akan ulah nakal yang ia perbuat.

“Tunggulah dimeja makan Hyung , atau aku tidak akan mengabulkan permintaanmu malam ini”

Aku tak berkedip untuk sedetikpun , dia semakin mendekatkan wajah tampan bercampur cantiknya dan mulai menempelkan bibirnya tepat diatas bibirku tanpa bermaksud untuk melumatnya.

Aku menelan salivaku bulat-bulat , ia mengecup sekilas bibirku yang meronta meminta lebih dan langsung mendorong tubuhku agar menjauh dari jarak dimana tempat ia berdiri.

Dia sungguh menggoda , aku bisa gila jika dia berlaku hal seperti ini kepadaku terlalu sering.

“Cepat pergi sana , jangan membantah”

Tekannya lagi membicarakan hal yang sama dan kembali sibuk tenggelam pada aktivitas memasaknya.

“Arraseo , dasar pendek”
Ucapku pelan dan sedikit memubuhi kata ejekan untuknya.

“YAK ! SON HYUN WOO !!”

Pekiknya memecah keheningan ruang dapur yang semula sunyi , dengan cepat aku berlari menghindar darinya dan sebelum itu terlebih dahulu aku membuyarkan tawa puas karena kalau boleh jujur aku sangatlah suka mengejeknya , terlebih jika itu menyangkut perihal tinggi badan.

Dia teramat sensitive akan postur badannya yang jauh lebih pendek dariku.

Dan dia selalu saja meneriakkan namaku dengan lantang menggunakan suara nada tingginya yang membuatkau harus segera berlari pergi agar tidak mendapatkan pukulan ttakbam mematikan andalannya.

**

“Bagaimana?”

Tanyanya dengan wajah berbinar , aku menyendokkan nasi kimbap didalam mangkuk dan melahapnya dengan satu kali suapan.

Merasakan padu padan berbagai jenis sayuran yang ada , cita rasa asin dan manis yang pas terlebih lagi saat bumbu cabai pedas melebur jadi satu dalam liang mulutku dengan rasa yang begitu lezat.

Aku telah selesai menamatkan suapan pertamaku , meneguk sebentar segelas air putih dihadapanku dan melempar pandangan lembut kearah dirinya yang seolah nampak tidak sabar menanti apa hasil dari jawabanku atas penilaian menu masakan nasi kimbapnya malam ini.

“Aku menyukai daging ham yang kau masak setengah matang itu , benar-benar enak dan rasanya sesuai tak berlebihan . Masakanmu sangat enak Kihyun-ah”

Puji ku mengulas senyuman tulus , dia menghela nafasnya lega dan kenbali memposisikan duduk tegap namun tak lekang memandang diriku yang duduk diseberang matanya.

“Hyung , kau tidak mau duduk disampingku ya ?”

Rengeknya bernada meminta dan manja , aku tergagap tak habis pikir dan mulai menertawakan sikapnya yang terkadang berubah begitu kekanak-kanakkan dan menggemaskan.

Baiklah , aku selalu menuruti apapun yang ia minta .
Aku mulai beranjak dari kursiku semula dan beralih duduk dikursi tepat disamping sisi kirinya.

“Kau tidak makan ?”

Tanyaku lembut dan menyenggol pelan lengannya , ia nampak mengambil satu sendok nasi kimbap lagi dan menyodorkan satu suapan itu kearahku.

“Makan yang banyak pangeranku”

Bisiknya bernada seduktif sembari mengerlingkan sebelah matanya , dari mana ia berubah menjadi sosok yang mengundang nafsu birahi seperti ini .

Aku sampai tertawa tak mampu menahan gelak yang meraungi perutku dan tidak menghiraukan satu suapan yang hendak ia berikan kepadaku.

“Yak ! Jangan tertawa ! Makan ini!”

Dan mulai lagi sosok galak seorang Kihyun yang aku kenal , Ia menyuapiku secara paksa dengan menarik rahangku hingga membuatku harus melahap satu suapan besar itu hingga terdohok karena kaget yang aku rasakan.

“Bagus , itu baru kekasihku”

Dia benar-benar tidak bisa ditebak , aku memandangnya dengan wajahku yang berekstra datar dan berusaha kuat menelan suapan sadis nan mematikan itu.

“Kejam sekali kau ..”

Lenguhku mengguratkan wajah kecewa , dia terkekeh pelan dan menaruh sendok yang ia pegang kedalam mangkuk kembali lalu mencubit pipi bulatku sembari melukiskan senyumnya yang hangat.

Begitu menentramkan layaknya sinar matahari dimusim semi yang menemani kelopak-kelopak bunga yang bermekaran.

Aku tidak mampu untuk bertingkah kesal terlalu lama , pria manis bernama lengkap Yoo Kihyun yang saat ini duduk tepat dihadapanku selalu saja dapat meluluhkan hatiku yang keras bagai batu karang.

“Hyung , Jangan marah. Aku hanya bergurau , mian”

Telapak tangannya yang lembut , jari jemarinya yang mungil merengkuh pipiku dalam tangkupan kasih sayangnya.

Aku terkadang berpikir mengenai hubungan ini , jalan yang kami berdua pilih dan juga rintangan yang kami selalu hadapi bersama.

Dia yang hadir memberi rasa nyaman dikala aku ingin menyerah pada dunia.

Pancaran matanya yang selalu menyemangati diriku disaat tak ada seorang pun yang peduli akan kesedihan yang aku rasakan.

Potret wajahku yang kaku , tegar dan seolah tidak pernah mengeluh .

Selalu bersikap jikalau semua baik-baik saja dan menutupi semua yang ada dengan tetap tersenyum namun sekali lagi hanya dia lah yang mengetahui dan mengerti apa yang aku rasakan sebenarnya.

“Aniya , aku hanya bercanda dengan berpura-pura marah . Kau tertipu ya? Hahaha”

Aku mengudarakan kan tawaku kembali , dia mendecih dan menusuk pinggangku dengan telunjuknya begitu menggemaskan.

Aku menahan tangannya , semula wajah itu menggambarkan ekspresi potret protes namun dalam sekejap hanya ada keheningan yang menghiasi ditengah atmosfir yang terasa begitu kaku tanpa penyebab.

Bukankah kita sudah bersama lebih dari dua tahun?

Bahkan kita merencanakan pernikahan yang indah dan memimpikan sebuah keluarga kecil dimana ada aku , kau dan juga dua buah hati kita.

Terdengar menggelikan untuk sebagian orang namun aku tidak peduli dengan tanggapan dan pendapat miring dari siapapun yang terkadang mengumpatkan rentetan kalimat ejekan akan hubungan yang kami rajut.

“Hyung...”

Dia memutuskan kalimat diujung lidahnya , suasana yang mengitari kami tak mampu tercairkan karena benar-benar jika aku pun sedang dilanda rasa kikuk.

Aku menarik tangannya secara cepat.

Nafasku seakan berhenti tercekat dibatang tenggorokan.

Ia bahkan terkejut dan tak menyangka jika aku akan bersikap spontan seperti sekarang.

Aku mendelikkan senyuman tipis , pikiranku benar-benar tidak berjalan normal saat menghabiskan waktu berdua bersama dengan seseorang yang bernama Kihyun.

Ia mendongakkan wajahnya , membalas tatapan intens diriku yang memaku gambaran akan sosoknya dalam senyum tipis yang tersemat.

Tak ada jarak , dia menahan tubuhnya agar tak terjatuh dari atas kursi makan dengan menumpu sebelah tangannya pada penyanggah kursi yang aku duduki.

Aku mulai memiringkan wajahku , ini bukan yang pertama kali namun tetap saja aku selalu menginginkannya.

“Aku mencintaimu , Kihyun-ah”

Aku berbisik sebentar , tidak ada keraguan yang ada.

Dia memejamkan kedua mata beningnya dan ikut memajukan wajahnya untuk mendekat kearahku.

Bibirku perlahan menggapai bibir merah mudanya yang bertekstur kenyal dan mempunyai rasa manis itu.

Dia yang mengambil langkah selanjutnya dengan melumat perlahan bibirku yang mencumbunya dengan sentuhan dari saliva hangatku yang tersalur keluar.

Dia mendorong tengkukku , aku tersenyum tipis disela ciuman.

Dia selalu saja berbuat nakal dan tak mau kalah dalam hal apapun.

Aku mengalah , semakin memperdalam tautan bibir diantara kami tanpa memberikan jeda untuk berhenti barang sebentar.

Aku benar-benar mabuk , menghisap spiltrum atasnya membuatku melayang keudara dengan perasaan yang melambung bahagia.

Memang benar jika cinta itu begitu manis dan menghukummu dalam perasaan yang terkadang secara alamiah mampu mengutukmu bertingkah dungu.

“Eumpphhh...”

Dia mengalungkan tangannya melingkar keleherku , sedikit mendesah di tengah kuluman bibir yang kami perbuat.

Aku terobsesi dan mulai berpikir gila , menggigit bibir bawahnya berniat agar ia mulai membuka ruang mulutnya untuk ku jelajahi.

“eushh”

Dia mendesis pelan , keinginanku dikabulkan karena sekarang ia membuka rahang mulutnya dan aku pun dengan leluasa mengabsen satu persatu gigi-giginya dengan menyapunya secara bergantian.

Dia nampak terengah dan melilitkan lidahnya , mengajak lidahku untuk ikut bermain agar senandung kecapan yang tercipta dapat terdengar lebih keras dari sebelumnya.

Aku kembali mengulum bibirnya dalam buaian kecupan yang hangat.

Aku membuka kedua mataku dan melihat wajah dari jarak yang teramat begitu dekat.

Aku mulai melepaskan ciuman yang berlangsung tidak terlalu lama namun juga tidak sebentar itu.

Dia mengusap bibirku yang basah dan menundukkan wajahnya menatap lantai ubin yang dingin , dia terlihat malu dengan menyembunyikan wajah indahnya karena enggan memandang diriku yang kini meraih tangannya.

“Yak ~ Aigoo pacarku bisa malu juga ya ? “

Aku menggodanya , menggenggam erat telapak tangannya dan meremasnya pelan.

Dia mengangkat kembali wajahnya lalu kembali fokus pada nasi kimbap yang sempat terabaikan.

“Ah iya , aku tidak sempat menanggapi kata cintamu tadi”

Alisku tertaut hingga dahiku berkerut karena keheranan , dia kembali menoleh kearahku dan melemparkan senyum hangatnya.

Kedua matanya sampai menyipit karena senyum yang ia berikan untukku.

“Son Hyun Woo ,,, Aku juga mencintaimu . Ahhhh terserah ><..”

Dia kembali membuang mukanya dan mulai memakan kembali nasi kimbapnya dengan salah tingkah yang sangatlah lucu dimataku , aku tahu dia sedang malu dan aku pun tahu jika ia terkadang tak terbiasa untuk berkata cinta kepadaku.

Namun yang terpenting adalah kebersamaan yang kami lalui bersama tak akan pernah berakhir.

Aku memandang lembut dirinya , mulai menautkan jari jemariku kepada jari jemarinya.

Dia melirik sebentar genggaman tangan yang aku ciptakan dan kini dia menorehkan pandangan lenyuhnya menerawang manik mataku demi nenanggapi perlakuan yang aku tujukan untuknya.

“Aishh aku lapar..”

Ucapku memecah kesenggangan dan berpura-pura sibuk melahap nasi kimbap buatannya , dia menggeleng pelan akan sikapku yang berubah aneh dan gagap.

Dan tentu saja pria kaku dan membosankan seperti diriku harus berusaha lebih giat untuk membuat orang yang aku cintai menjadi manusia yang paling bahagia di dunia ini.

Seperti air yang tenang , aku akan selalu membawanya dalam kedamaian.

Seperti angin yang berhembus , aku akan menemaninya dalam keheningan.

Karena dia adalah hadiah istimewa yang Tuhan berikan untukku , harta yang tak akan ternilai oleh kesenangan apapun.

Dia , pria manis yang berambisius tinggi dan perfectsionis.

Yoo Kihyun

END

Notefoot :

Showki in your area 💃💕
Doakan semoga mereka langgeng sampai kakek nenek ya semua 😂

Anyway Click vote dan tulis krisar kalian ya >< 🙏

Thank you 💃

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top