9

Gojo Satoru seorang Shaman Terkuat, Guru di SMK Jujutsu, Wali kelas tahun pertama. Guru dari Fushiguro Megumi, Itadori Yuuji, dan Kugisaki Nobara. Gojo meringis ketika fakta itu menampar dirinya dengan kencang

Melirik sekitar, keadaan yang sebelumnya berupa tanah lapang berubah menjadi hamparan taman dengan banyak bunga spider Lily merah

"Kenapa?"

Gojo dengan segara menoleh mendapati kutukan yang sekujur tubuhnya bersimbah akan darah, wajahnya memerah menahan tangis "Kenapa?"

Ulangnya sekali lagi, dengan kedua tangan yang berusaha menggapai Gojo. Gojo sedikit mengernyit ngeri ketika melihat duri merambat melilit tubuh kutukan itu

Duri tajam itu dengan kasar merusak kulit tubuh kutukan, dan semakin banyak darah yang mengalir dari tubuhnya membasahi bunga di sekitarnya

Ah~ bahkan di masa manapun tak luput dari namanya pengorbanan. Gojo melepas penutup matanya dan tersenyum masam

Merasa perjuangannya sia sia, kutukan bersurai panjang itu akhirnya terdiam, suaranya yang serak itu pun kembali terdengar

"Jangan pergi, bukannya ini yang kau mau?" Terus mendengar racauan sang kutukan yang terlihat begitu putus asa

“Jika saja kau tak menyadarinya, semua hal buruk itu takkan terjadi. Kau bisa hidup bahagia bersamanya” lanjutnya dengan nada lirih kesakitan

Dalam sekejap tubuh kutukan itu berubah menjadi gadis kecil dengan Surai putih dengan ujung berwarna hitam, sosok yang pernah ia rawat

Sosok yang begitu berharga baginya


Putrinya, Putri kecilnya yang paling ia sayangi


Satu satunya penghubung kasih sayangnya dari seorang Geto Suguru


Dunianya, Hidupnya, Nyawanya, Nafasnya, Segalanya

Air mata mengalir, kutukan berwujud putrinya itu menangis dengan kencang. Sekali dengar saja Gojo Satoru merasakan betapa tersiksanya ia

Tapi Gojo juga tak bisa melakukan apa apa, kali ini titel nya sebagai Shaman terkuat tak berlaku disaat seperti ini

"Dia orang yang berharga untuk papa bukan? Papa ingin terus bersamanya kan? Tapi kenapa!?"

Gojo berdecak kesal. memusatkan kemampuannya untuk segera menuju putrinya yang sedang tersiksa dan menghancurkan sulur berduri dalam sekali serangan

Memeluknya dengan erat, mengabaikan pakaiannya yang ikut terkena darah. Prioritasnya sekarang adalah menenangkan kesayangannya itu

"Geto Suguru memang berharga untukku. Tapi, aku jugalah yang telah membunuhnya"

Kutukan itu langsung membatu dalam pelukan, air matanya mengalir semakin deras, menangis dalam diam. Kedua tangan kecil itu membalas pelukan sang papa. Ia adalah kutukan yang terlahir dari rasa kesepian seorang

Pertama kali ia membuka mata, adalah kegelapan yang menyapa


Uluran pertama yang ia terima adalah dari sang raja kutukan, Ryomen Sukuna


Yang mengajarinya cara untuk bertahan hidup, sebagai kutukan


Setelahnya ia berusaha membuat sebuah ilusi dan melahap jiwa para mangsanya


Kali ini pun seharusnya sama seperti biasanya, Tapi mengapa?

Meski sebelumnya ia ingin menerkam jiwa sang Shaman terkuat itu dalam ilusinya. Dengan membaca semua ingatan yang dimilikinya, ia tak mampu melakukannya

Setelah lama keduanya terdiam dalam keadaan saling memeluk satu sama lain sebuah suara kembali terdengar

"Kau bukanlah pembunuhnya"

"Benarkah?"

Kutukan itu mengangguk dengan yakin membuat Gojo tersenyum dan mengelus surai  panjang sang kutukan

"aku senang jika itu benar"

Kutukan itu pun melepas pelukannya dengan tergesa, tersenyum masam “ini konsekuensi yang aku terima jika papa menyadari ilusi ini?”

Gojo terdiam, ia menatap manik keruh itu lekat lekat

"Waktuku sudah habis"

Gojo menatap dengan heran selanjutnya tersentak karena secara perlahan wujud di depannya mulai terpecah menjadi serpihan cahaya

"Untuk terakhir kalinya, bisa kau memanggil namaku?"

Gojo menggigit bibir dalamnya, rasanya begitu sesak. Ia sudah lama tak merasakan hal menyakitkan seperti ini lagi

Rasa yang sama akan kepergian Geto Suguru, Perasaan mengganjal yang membuat hatinya merasa nyeri kala setiap kata yang ia berusaha uraikan perlahan keluar dari bibirnya

"Geto (Name)--"

Kutukan itu tersenyum manis, senyum termanis yang belum pernah ia lihat selama ini, dan senyuman terakhir yang takkan pernah ia lihat lagi untuk seterusnya

"Terimakasih atas nama yang papa berikan. Aku sangat menyukainya, aku senang bisa menghabiskan waktu bersama papa dan ayah"

Seolah cahaya memakan setiap ruang yang ada, tubuh Kutukan itu mulai menghilang dengan Gojo yang mulai kehilangan kesadarannya "Selamat Tinggal"








"Pada pukul 00.10 di temukan seorang Lelaki jangkung bersurai putih tak sadarkan diri di ujung taman dengan keadaan setengah badan bertumpuk salju. Setelah diperiksa data dirinya, ia bernama Gojo Satoru berusia dua puluh delapan tahun. Seorang guru SMK di sekolah keagamaan pinggiran Tokyo

Keterangan para saksi yang pernah melihat lelaki sebelumnya,sebelumnya ia hanya berdiam diri di ujung penyebaran jalan tanpa melakukan hal aneh lainnya. Setelahnya ia menyebrang jalan dengan normal kemudian menghilangkan begitu saja"


Berita pagi yang menyebalkan







END

Vote dan comment di persilahkan!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top