The Boy 10

"Sekarang apa yang akan kamu lakukan?"

Viktor membuang muka ketika Mary menanyakan hal tersebut, Kenny tidak ingin bertemu dengannya karena kalimat Viktor yang mengganggu. Dan jujur saja, Viktor tidak dapat menahan kalimatnya yang mungkin dapat membuat mental seseorang menjadi buruk. Apalagi setelah melihat putri Albert tersebut adalah gadis yang sombong.

"Sudah kamu pulang saja!" Ucap Viktor dengan ketus ketika Mary mulai menyadari kini mereka berdua telah berada tepat di depan rumah Mary.

"Kamu mau pulang sendiri?" Tanya gadis itu.

"Dasar bodoh!" Desis Viktor lalu pergi begitu saja meninggalkan Mary, entahlah... Viktor jarang ingin berbicara dengan seseorang yang kadar otaknya kekurangan vitamin.

Di sepanjang perjalanan Viktor berpikir dengan keras, apa lagi yang bisa membuat Megan menyadari bahwa Albert bukan pria seperti yang dia kira.

"Hey!"

Langkah Viktor terhenti, mendengar suara yang tak asing di telinganya. Saat Viktor berbalik ia mendapati seorang gadis yang baru saja membanting pintu tepat di wajahnya.

"Mari bicara..." seru gadis itu, Viktor menaikan sebelah alisnya. Perempuan adalah hal yang rumit, terkadang mereka marah tanpa alasan lalu kembali dengan sejuta alasan.

Viktor mengikuti gadis itu dan duduk di sebelahnya, bangku taman yang tidak terlalu luas sehingga Viktor sedikit risih ketika harus berdekatan dengan seorang gadis.

"Jangan bilang kamu berubah pikiran?!" Kata Viktor.

"Aku memang tidak menyukaimu, kamu terlalu sombong untuk ukuran lelaki kaya raya..."

"...tapi aku khawatir dengan Megan, aku tidak ingin ia berakhir seperti Ibuku." Ucap Kenny seraya menunduk mengingat mendiang Ibunya yang divonis overdosis oleh Dokter.

"Apa yang terjadi?" Tanya Viktor, Kenny mulai memberanikan diri bercerita tentang kematian Ibunya. Setelah menutup mulut rapat-rapat selama beberapa tahun, akhirnya ia bisa membagi kisah demi kebaikan dan keselamatan orang lain.

"Daddy orang yang cerdas, dia pandai berbohong dan mengarang cerita. Semua orang percaya padanya, namun aku yang berada di rumah yang mengetahui semua hal termasuk hal terkecil sekali pun..."

"...tapi, sekali lagi tidak ada yang percaya pada perkataan anak kecil." Jelas Kenny, kedua matanya memandang kosong ke arah jalanan yang padat.

"Ku pikir Daddy menginginkan harta benda yang dimiliki Ibu karena Ibu adalah wanita karir yang sukses dan dapat membeli apapun yang dia mau, tapi ternyata Daddy lebih gila dari hal itu.."

"..terakhir kali mereka bertengkar, ku dengar Ibu menawarkan semua harta benda yang ia miliki kepada Daddy kemudian pergi dari rumah dan kehidupan kami.."

"..tapi ternyata, Daddy seperti mengalami gangguan kejiwaan. Ia tidak mengambil apapun setelah Ibu meninggal, namun satu hal yang aku ingat." Kalimat Kenny terhenti di ujung kalimat lalu mengangkat kepalanya setelah tertunduk lama.

"Daddy sangat suka menakuti Ibu, dia tidak menggunakan kekerasan namun Daddy selalu membawa Ibu rutin memeriksakan diri ke dokter kejiwaan dan membawa pulang obat yang sangat banyak..."

"..aku masih sangat kecil waktu itu, sehingga aku tidak mengerti apa yang terjadi. Dan aku hanya bisa diam sampai Ibu benar-benar meninggal." Bulir bening berhasil menghiasi wajah Kenny, Viktor yang mendengarkan cerita Kenny sama sekali tidak terpengaruh oleh kesedihan Kenny. Fokusnya hanya tertuju pada alur cerita yang ternyata sangat mirip dengan rentetan peristiwa yang terjadi pada Megan.

"Bagaimana Ibu angkatmu bisa lolos darinya?" Tanya Viktor.

"Katakanlah kami berdua memancing ikan di dalam kolam, saat aku berkata jujur kepada Ibu angkatku tentang obat-obatan yang diberikan Albert kepadanya, dia pun tidak percaya. Sampai aku memohon dan menyuruhnya untuk menguji kandungan obat-obatan yang diberikan Albert, akhirnya dia percaya..."

"..Ibu angkatku berkata akan melaporkan Daddy ke polisi, namun aku sadar Ibu angkatku tidak akan tega melakukan hal tersebut ketika melihat ke arahku. Dan pada akhirnya, mereka berdua sepakat bercerai."

"..saat itu aku masih tinggal berdua dengan Daddy dan bisa kulihat ia selalu gelisah di setiap malam, seolah dia tidak dapat menyalurkan kegilaannya yaitu menakuti orang-orang hingga membuat mereka depresi. Lalu Daddy menikah dengan Megan, dan kurasa aku tidak ingin tinggal satu atap dengan dua orang aneh." Ujar Kenny seraya melirik ke arah Viktor.

"Kau bilang aku aneh?!" Kata Viktor.

"Itu tidak salah, mengingat kamu tidak memiliki teman dan malah berpacaran dengan Mary yang sama-sama kutu buku dan penyendiri." Cecar Kenny.

Viktor mendengus, "kalau kamu tidak tahu cerita, lebih baik diam!" Kata Viktor, lalu beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Kenny.

"Terimakasih!" Seru Kenny dari kejauhan dengan raut wajah kesal, lelaki itu sudah ia tolong namun tidak ada rasa terimakasih.

"Ya, sama-sama." Desis Viktor dengan suara yang pelan.

Mengabaikan Kenny, Viktor pulang ke rumah dengan pemikiran yang berkecamuk meski raut wajahnya terlihat biasa saja dan datar. Bahkan, ia melihat seekor kucing yang baru saja tertabrak oleh mobil sehingga menyebabkan kucing tersebut mati dan mengeluarkan banyak darah. Viktor melihat hal itu biasa saja.

Namun saat dirinya tiba di rumah, terbesit sebuah ide.

Viktor kembali ke jalan raya dan memungut kucing yang bersimbah darah, beberapa orang terlihat ngeri ketika melihat Viktor membawa kucing tersebut seolah-olah Viktor baru saja menjagal kucing yang tak berdosa.

Hingga ia berada di depan pintu rumah dan mengetuk pintu, padahal Viktor tak perlu mengetuk pintu karena ia tinggal di sana. Namun kali ini ia butuh perhatian dari semua penghuni rumah yaitu Albert dan Megan.

Dan benar saja..

Albert yang selalu siap siaga di dalam rumah membukakan pintu dan terkejut melihat Viktor pulang dengan seragam sekolah masih melekat di badannya, seraya membawa kucing mati dengan darah masih menetes.

Dan dari situ pula Viktor dapat melihat aksi dramatis Albert yang memberi tahu Megan bahwa anak lelakinya melakukan perbuatan aneh lagi, sungguh Albert adalah aktor terbaik. Viktor menyunggingkan senyum tipis, tapi setelah itu senyum Viktor menghilang. Megan lagi-lagi pingsan setelah mengetahui dirinya melakukan hal aneh seperti yang biasa ia lakukan saat kecil.

Rencananya berjalan dengan lancar, meski Viktor sedih melihat Megan yang pucat dan pingsan dibopong oleh Albert menuju mobil untuk dibawa ke rumah sakit. Walau Viktor tahu, Albert tidak membawanya ke rumah sakit. Namun lebih buruk dari pada itu.

"Maafkan aku Mom, aku melakukannya demi kebaikan kita.." ujar Viktor dengan pelan lalu buru-buru memasuki kamar Megan setelah membuang kucing mati yang tadi ia bawa ke tempat sampah.

Sampai di kamar Megan, Viktor menemukan banyak obat-obatan.

Viktor hanya mengambil satu butir dari masing-masing obat sebagai sampel. Selangkah lagi, ia dapat membuktikan bahwa di sini Albert adalah seorang Psikopat. Dan ketika semua sudah terungkap, Viktor tidak akan membuat penawaran seperti Kenny. Ia akan mengakhiri kejahatan Albert, dan mengakhiri hidup pria itu.

***

To be continue

12 September 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top