Oedipus 9
Hari ini masih sama..
Tidak ada yang berubah..
Pria itu bangun pagi-pagi sekali menyiapkan sarapan dan sudah rapi, bedanya hanya Viktor tidak mengenakan setelan kerja. Ia hanya mengenakan shirt lengan pendek beserta celana boxer, Megan yang masih mengantuk lalu mendudukan diri di kursi meja makan sebelum banteng pemarah itu naik pitam.
Dengan cekatan Viktor menyediakan sarapan dan susu segar untuk Megan dan dirinya sendiri, "kau tidak pergi bekerja?" Tanya Megan. Viktor menggeleng, pria itu bilang ia masih lelah. Well, sebenarnya itu bukan urusan Megan. Tapi sepertinya ia lebih nyaman sendiri di rumah besar ini daripada seharian penuh ditemani oleh monster tersebut.
Tak lama Megan selesai dengan sarapannya, ia meninggalkan ruang makan begitu saja. Menyisakan Viktor yang sibuk membersihkan sisa makanan dan mencuci piring, bak Putri Raja harusnya Megan bersyukur memiliki seorang pria yang memperlakukannya dengan baik. Ya, jika saja pria itu tidak memiliki gangguang mental. Megan juga masih beruntung Viktor tidak berbuat mesum kepadanya, atau mungkin belum..
Tak perduli dengan Viktor yang tengah sibuk di dapur, Megan berniat menenangkan diri di dalam kamar mandi. Tak lupa mengunci pintu, ia menyalakan keran di atas bathup lalu menenggelamkan sebagian tubuhnya di atas sana. Ia menghela nafas kasar, hanya ini satu-satunya cara agar pikirannya tetap tenang.
Ia sudah bisa melewati beberapa hal mengerikan dan tidak histeris seperti dulu, bahkan hampit merusak mentalnya. Setidaknya sedikit demi sedikit Megan dapat mempelajari pemikiran Viktor, dan mungkin kelak jika ia beruntung ia dapat memanipulasi pria itu dan memasukannya ke Rumah Sakit Jiwa. Berharaplah seperti itu Megan, batinnya.
Terlarut dalam pemikirannya sendiri, Megan hampir saja tertidur jika ia tak mendengar sebuah suara yang tidak pernah ada sebelumnya di rumah ini. Megan mengernyitkan dahi seraya ingin beranjak, memastikan pendengarannya masih berfungsi dengan baik. Terdengar suara seorang gadis berbicara dengan Viktor, Megan segera mengambil handuk dan mengenakan jubah mandi.
Ia mengendap keluar dari kamarnya, dari kejauhan Megan melihat Viktor berdiri di ambang pintu bersama dengan seseorang. Megan tidak dapat melihat dengan jelas siapa orang tersebut, karena tubuh Viktor yang menghalangi. Namun dapat Megan pastikan dia adalah seorang gadis. Dengan bertelanjang kaki, Megan mulai mendekati mereka seraya bersembunyi di balik dinding.
Cekle...
Dari suara ketukan pintu yang mengejutkan Viktor pagi ini, ia sudah tidak menyukai kehadiran siapapun. Dan kekesalan itu bertambah ketika ia membuka daun pintu, terpampang dengan jelas seorang gadis berkacamata dan memiliki rambut panjang kehitaman. Tidak terlalu tinggi dan postur tubuhnya sangat mungil meski wajahnya cukup cantik terhalang kacamata yang bertengger di hidungnya.
Cukup terkejut dan bertanya-tanya, bagaimana gadis itu tahu keberadaan dirinya dan secara kebetulan berdiri di hadapannya. Viktor tidak pernah melupakan raut wajah polos yang selalu menguntitnya sewaktu kecil dulu, dan kerisihannya masih ada hingga saat ini melihat gadis itu. "Apa yang kau lakukan di sini, Mary?"
"Aku tidak percaya itu kau.." gumam Mary menatap Viktor sedikit mendongak, terlalu tinggi baginya. Garis wajah itupun masih sama, ketus dan tidak bersahabat. Hanya sedikit lebih tampan ditambah postur tubuhnya yang ideal. "Ya, ini aku. Kau tidak melihat hantu!" Ucap Viktor, Mary makin merasa yakin jika pria di hadapannya ini adalah Viktor. Dari cara bicara dan kalimatnya yang ketus.
"Uh.. bagaimana kabarmu?" Tanya Mary berusaha bersahabat, gadis itu tidak pernah berubah. Terlalu baik dan ramah, entah Viktor harus mendefinisikan hal tersebut dalam hal baik atau sebuah kebodohan. Ia mengernyitkan dahi, satu lagi hama yang harus ia singkirkan.
"Kabarku sangat baik sebelum kau datang kemari, ada perlu apa? Bagaimana kau bisa tahu alamat rumahku?" Tukas Viktor dengan pertanyaan beruntun, Mary bahkan bingung ingin menjawab yang mana terlebih dahulu. Tujuannya kemari hanya untuk memastikan yang ada di media adalah benar-benar nona Megan. Tapi sepertinya Viktor sama sekali tidak menyukai kehadiran Mary, dan sepertinya Mary harus bersikap biasa.
"Uhm, aku ingin mencari pekerjaan." Bohongnya, dengan wajah memelas. Mary memang tinggal seorang diri, tapi kebutuhannya tidak terlalu banyak dan uang jaminan mendiang Ayahnya sudah cukup untuk menghidupi dirinya seorang. Ia hanya ingin tahu tentang nona Megan dan Viktor, apa yang terjadi setelah beberapa tahun lamanya.
"Tidak ada, apa kau melihat tulisan lowongan pekerjaan di depan rumahku? Jika tidak, itu artinya aku tidak sedang mencari bantuan." Kata Viktor.
"Tolonglah, Viktor. Aku tinggal seorang diri dan jauh-jauh datang kemari hanya untuk mencari pekerjaan. Aku bisa melakukan apapun, menjadi asisten rumah tangga aku bisa." Pintanya memelas, Viktor menghembuskan nafas kasar. Harusnya sedari dulu ia menyingkirkan Mary agar tak selalu menyusahkan dirinya, namun sepertinya wajah polos Mary membuat Viktor selalu mengurungkan niat. Apalagi Mary adalah anak yatim piatu sama seperti Viktor, kehidupan Mary tidaklah senyaman Viktor. Dan riwayat gadis itu, ia sama sekali tidak memiliki teman saat di sekolah.
"Jika kau ingin bekerja denganku, maka apapun peraturan di rumah ini harus kau turuti!" Tegas Viktor.
"Siap..." balas Mary begitu kesempatan terbuka lebar untuknya, di saat yang bersamaan Mary tiba-tiba melihat seorang wanita dengan rambut basah hanya mengenakan jubah mandi.
Melihat tatapan Mary ke dalam rumahnya, Viktor segera membalik badan. Megan berada di balik dinding dan sedang mengintip mereka, Mary memastikan dengan kedua kacamatanya bahwa wanita itu benar-benar nona Megan, Ibu dari Viktor. "Kau mau bekerja di rumah ini?" Tanya Viktor berbalik arah kepada Mary, gadis itu mengangguk meski dalam hati masih ada kebingungan di kepalanya.
"Baiklah, ikut aku!" Kata Viktor, Mary lalu memasuki rumah dan membuntuti pria itu. Melewati Megan yang menatapnya dengan raut wajah yang juga bingung, wanita itu terlihat sedikit kurus dari sebelumnya. Penampilannya pun begitu berantakan, rambutnya yang basah dan wajahnya yang kusam. Mary jadi bertanya-tanya apa yang telah Viktor lakukan kepada Ibunya sendiri. Terlebih dari berita yang ia lihat kemarin.
Ini adalah sebuah momen yang canggung bagi mereka berdua. Biasanya, orang-orang normal akan bersapa ria setelah bertahun-tahun tidak bertemu. Tapi hari ini, mereka berdua dikejutkan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Viktor. Mary yang terkejut dengan kondisi dan berita Viktor dan Megan yang juga terkejut bagaimana mungkin Mary mengetahui keberadaan Viktor atau dirinya di sini.
Menaiki tangga, Mary masih menoleh ke belakang dan melihat wanita itu masih di sana. Memastikan bahwa yang ia lihat bukan hantu, tidak ada sapaan, hanya kediaman. Setelah ini Mary makin penasaran apa yang akan Viktor jelaskan kepadanya.
***
To be continued
31 Januari 2021
***
Vote dong 👀
Baiknya
Mary dibunuh
Atau
Enggak, nih?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top