Oedipus 8
Pengusaha muda tengah melakukan klarifikasi atas hubungannya yang menjadi misteri, tanpa senyum atau sapaan untuk berbasa-basi. Viktor sama sekali tak menyukai kerumunan seperti ini, apalagi ketika para gadis mulai menyerukan namanya. Sedikit risih dan membuatnya sakit kepala, Megan sangat mengerti kediaman Viktor yang sebenarnya sedang menahan kegelisahan, ia tahu betul sifat pria yang pernah ia besarkan tersebut.
Entah apa rencana Viktor yang sengaja mengumbar hubungan mereka, karena sebelumnya Megan selalu disembunyikan di dalam rumah. Bahkan pria itu tega membunuh seorang kurir karena mengetahui keberadaannya di rumah Viktor. Namun sekarang, Viktor dengan percaya diri merangkul pinggul Megan di depan khalayak orang banyak.
Sungguh Megan bukan tipe wanita yang cerdas jika ingin mengetahui isi kepala Viktor.. ia hanya seorang wanita dengan sejuta ketakutan dan kesialan dalam hidup, membesarkan anak lekaki yang ternyata bukan anaknya. Dan yang lebih parah adalah anak tersebut memiliki penyimpangan, terhadap dirinya sendiri. Megan mungkin harus tertawa miris akan nasibnya yang kini telah digenggam oleh Viktor.
Dengan percaya diri Viktor memperkenalkan Megan kepada media bahwa wanita itu adalah tunangannya, terbukti dari sebuah cincin yang melingkar di jari manis Megan. Walaupun Viktor tak menyebutkan asal Megan secara terperinci, ia hanya berkata bahwa ia bertemu Megan sudah semenjak lama.
Sedikit lucu, ketika seseorang mengetahui kebohongan orang lain. Megan hampir tertawa, Viktor memang pembohong yang ulung. Tidak ada gurat kebohongan yang terpancar di wajahnya, hanya datar. Seolah ia berkata yang sebenarnya, padahal wanita yang di sebelahnya ini benar-benar paham bagaimana perjalanan hidup Viktor. Sangat berbanding terbalik dengan kenyataan.
Ia selalu menyanjung Megan di depan media, berkata bahwa Megan adalah wanita paling ramah dan penuh kasih sayang yang pernah ia temui. Ya, hal itu memang benar. Tapi wanita yang pernah ia temui, seolah mengungkapkan sebuah kiasan bahwa mereka sedang memadu kasih. Di sini Megan hanyalah seorang tawanan yang terpaksa, bukan benar-benar menyayangi Viktor seperti yang ada di pikiran semua orang.
Saat wartawan mulai melayangkan berbagai macam pertanyaan kepada Megan, ia merasakan sedikit remasan di pinggulnya akibat jemari Viktor. Sedikit meringis Megan hanya tersenyum lebar meski dahinya berkerut, Megan bimbang dengan jawaban yang ia susun di kepalanya. Saat ini ia sangat ingin berteriak meminta tolong kepada awak media.
Namun setelah menatap ke arah pria yang ada di sampingnya yang juga menatapnya tajam, Megan sadar ia bukan wanita yang memiliki kekuatan untuk melawan orang seperti Viktor. Jika ya, mungkin ia akan mengulang sejarah seperti hubungannya dulu dengan mendiang Ayah Viktor. Bahwa yang memiliki segalanya akan selalu menang, dan sekarang ditambah dengan penyakit kejiwaan yang dialami Viktor. Akan malah memperburuk keadaan. Viktor mungkin tidak akan membiarkannya mati dan malah membiarkan Megan hidup dengan rasa sakit, hal itu cukup mengerikan untuk di pikirkan.
"Ya, kami sudah bertemu sejak lama." Kata Megan berusaha tersenyum meski hatinya menangis ingin berteriak.
...
"Megan, bisa kau beritahu dari mana asalmu?" Tanya seorang wartawan.
Hal itu cukup membuat Viktor geram, ia menyudahi sesi wawancara ini dengan alasan lelah karena perjalanan jauh. Padahal Viktor tidak ingin media mengetahui kota asal Viktor terlebih tempat tinggal yang sudah ia jual, khawatir seseorang yang mengetahui bahwa Viktor adalah anak Megan membongkar rahasianya.
Viktor segera membawa Megan pergi dari sana seraya menarik koper mereka, meski hal tersebut membuat kecewa awak media namun setidaknya mereka telah mendapat ulasan untuk hari ini. Dan sebentar lagi berita akan dimuat dan disiarkan..
"Mereka belum selesai bertanya!" Protes Megan.
"Mereka sudah selesai jika aku berkata demikian!" Balas Viktor dengan wajah ketus, lalu menarik Megan pergi dari sana.
Sekarang Megan telah kehilangan kesempatan, pengaruh Viktor terhadap dirinya ternyata lebih dominan dari pada kebebasan yang ia harapkan. Hanya karena ketakutan bibirnya tertutup rapat dan bersikap layaknya seorang boneka, kini ia tak dapat berbuat apapun lagi selain menunggu keajaiban.
Keajaiban kemungkinan Viktor akan jatuh sakit parah dan memudahkan Megan untuk pergi, namun dilihat dari postur tubuh dan kejiwaan Viktor, pria itu tidak mungkin dengan mudah jatuh sakit. Karena pada dasarnya orang gila tidak pernah jatuh sakit.. Megan terlalu berkhayal tinggi memikirkan kemungkinan yang tidak mungkin terjadi.
Setibanya di rumah Megan disambut dengan wajah rumah yang selalu murung, rumah yang berukuran besar dengan pekarangan yang luas tersebut tak ubahnya kuburan yang gelap. Terlebih ia harus menjalani kembali aktivitas membosankan sehari-harinya, dan kembali berharap tidak ada lagi pertumpahan darah di rumah ini.
Mengingat hal itu, Megan terdiam di atas tempatnya berpijak. Sebelum memasuki rumah ia sempat melirik ke arah taman belakang, di sana terlalu banyak mayat yang dikubur secara tidak layak di dalam tanah. Dan itu belum semuanya dari korban Viktor, Albert dan Rose adalah korban Viktor yang lebih dulu mati secara mengenaskan. Terkadang Megan sempat berpikir bagaimana jika Viktor benar-benar tega melakukan hal itu kepadanya.
"Kau mau berdiri disitu semalaman atau aku seret sekarang juga?!" Seru Viktor, seketika membuatnya tersadar. Megan segera memasuki rumah dan melewati Viktor yang berdiri menjulang di ambang pintu, pria itu melihat ke arah tatapan Megan. Lalu menyunggingkan senyum ke arah taman belakang tempat peristirahatan terakhir manusia-manusia yang telah membuat hidupnya sulit.
"Ingin mandi? Akan ku siapkan air hangat." Kata Viktor seraya meletakan koper di kamar Megan.
"Tidak, aku mau tidur." Kata Megan segera mengganti pakaian dan merebahkan dirinya di atas kasur.
"Ok, baiklah." Balas Viktor lalu menutup kamar Megan.
...
"Apa kalian telah menjalin hubungan lama?"
"Ya, aku bertemu dengannya sangat lama dan akhirnya memutuskan untuk melamarnya." Sambil memamerkan sebuah cincin di jari manis.
"Apakah kalian sudah tinggal serumah?"
"Ya, kami tinggal serumah untuk waktu yang sudah cukup lama."
"Apa Ayahmu sempat bertemu dengannya dan menyetujui hubungan kalian?"
"Ya, tentu. Ayah pernah bertemu dengannya dan tentu saja dia menyetujui hubungan kami."
"Senang mendengarnya! Nona Megan, bagaimana awal pertemuan kalian? Boleh kau beritahu kami dari mana kota asalmu?"
"What the h-"
"Apa nona Megan sudah terlalu gila untuk bertunangan dengan anaknya sendiri?" Gumam seorang gadis yang tinggal seorang diri tengah menonton televisi, berita hari ini sangat mengejutkan.
Beberapa tahun tak melihat pria itu namun kini wajahnya menghiasi televisi dengan berita yang sangat mengejutkan, seorang Ibu yang bertunangan dengan anaknya sendiri. Apa tidak ada lagi yang lebih gila dari hal itu? Ia memastikan bahwa yang ia lihat saat ini bukanlah pria yang sama yang dulu ia kenal, namun nama itu tidak akan pernah ia lupa. Namun secara tidak langsung ia menangkap gerak-gerik aneh dan garis wajah seperti sedang tertekan dari Megan.
***
To be continue
23 Januari 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top