Murderer 7

Jam dinding berdetak cukup kencang di rumah yang terasa sunyi dan sepi, mengingatkan Megan akan sebuah momen perayaan yang beberapa jam lagi akan dirayakan. Ketika semua orang bahagia telah membesarkan seorang anak hingga dewasa, tidak untuk Megan kali ini. Debaran jantungnya semakin tak karuan menunggu sesuatu yang mungkin saja akan terjadi seperti yang ia lihat tempo hari.

Seolah waktu mulai menghitung mundur atas hari kelahiran atau hari kematian seseorang, Megan menghembuskan nafas kasar. Membuang segala pikiran negatif yang ia bayangkan dari gambar Viktor, bisa saja itu hanya sebuah gambaran seperti yang anak itu lakukan semasa kecil, namun tidak berujung apapun. Itu hanya sebuah gambaran.

Merasa cemas dan gelisah, Megan berusaha mengatasi kecemasannya dengan menghubungi seseorang. Berharap seseorang tersebut dapat menenangkan dirinya dengan pernyataan bahwa yang ia rasakan saat ini sangat tidak masuk akal. Well, setidaknya Megan berharap seperti itu. Agar ia kembali seperti dulu bersama Viktor, dan sekarang ditambah oleh Robert.

"Hai Mary, apa kabarmu? Ku harap tidak mengganggu, aku menemukan nomor telfon rumahmu di buku telfon. Syukurlah masih bisa dihubungi...." sapa Megan dengan suara ciri khas wanita itu, ramah dan juga lembut.

"Hai Miss... kabarku sangat baik, bagaimana denganmu? Kedengarannya kau sangat bahagia..."  suara Mary lewat sambungan telfon, Megan berharap memang seperti itu, bahagia. Tapi ia cemas dan butuh Mary saat ini juga.

"Bagaimana kabar Viktor?"

"Dia baik, besok adalah hari ulang tahunnya dan malam ini kami mengadakan sebuah acara kecil."

"Hmm, Mary... sewaktu dekat dengan Viktor apakah kau sama sekali tidak merasakan sesuatu yang aneh?..."

"...Maafkan aku, aku tahu ini gila. Seharusnya aku tidak menanyakan hal itu, sudah tidak usah dijawab." Kata Megan ragu, terdengar hening beberapa saat dari sambungan telfon. Megan sempat mengira Mary menghilang dan lupa menutup sambungan telfon. Namun ia masih mendengar deru nafas gadis itu, dan akhirnya Mary angkat suara.

"Entahlah Miss... bagiku Viktor adalah tipe pria yang pendiam, dan lagi... aku tidak memikirkan hal itu, aku masih berduka kepada Kenny. Saat mendiang Ayahnya mati dengan cara tak wajar." Jelas Mary, gadis itu berpikir bahwa tidak ada yang aneh pada diri Viktor. Walaupun hubungan antara Viktor dengan Megan terlihat sangat istimewa di mata Viktor, tapi Mary menyimpulkan hal tersebut wajar karena Viktor baru menemukan sosok Ibu di kehidupannya.

"Apa? Maksudmu Albert? Bukankah dia di penjara?" Dahi Megan berkerut bingung.

"Miss, apa Viktor tak memberitahumu?"

"Memberitahu apa?" Tanya Megan lagi.

"Sebelum dibawa ke penjara, Albert dinyatakan tewas secara mengenaskan. Dan hingga saat ini, polisi tak bisa menemukan pelaku pembunuham tersebut. Apalagi saat itu kau sedang koma, jadi polisi tak bisa berspekulasi apapun karena Albert hanya memiliki masalah denganmu waktu itu."

Deg!

Megan terdiam, hampir menjatuhkan gagan telepon yang ia genggam. Albert meninggal dan tidak ada yang memberitahunya hingga saat ini, saat ia pulih. Dan Viktor yang sangat paham akan kejadian tersebut bersikap seolah semuanya biasa saja dan tidak ada kejadian yang aneh terjadi.

Lagi-lagi Megan menghela nafas kasar, berusaha menetralkan dirinya agar pikirannya masih bekerja normal. Jika ia ingin menyimpulkan semua kejadian, maka ia harus bersabar dan menjauhkan rasa takutnya.

"Miss?"

"Ya, aku di sini."

"Kau baik-baik saja?"

"Ya Mary, aku baik-baik saja."

"Syukurlah, ku harap aku tidak membawa kabar buruk untukmu. Untuk kesehatanmu.."

"Tidak, justru mendengar hal itu aku bisa sedikit bernafas lega. Walaupun aku merasa kasihan kepada Kenny.."

"Ya. Kenny memang lega mendengar kematian Ayahnya, tapi Albert tetaplah Ayah kandungnya."

"Ya, kau benar."

Tak lama kemudian, Megan mendengar deru mobil dari luar rumah. Pertanda Robert dan Viktor baru saja kembali dari aktivitasnya hari ini, Megan buru-buru pamit kepada Mary dan berjanji akan melanjutkan obrolan mereka di lain waktu. Meskipun Mary mendengar ucapan Megan seperti terburu-buru seolah lari dari sesuatu, Mary mulai khawatir saat menutup sambungan telepon. Apa jangan-jangan yang selama ini ia rasakan itu benar? Bahwa Viktor memiliki maksud dan tujuan tertentu kepada Megan.

Dengan wajah sumringah Megan menyambut Robert dan Viktor seperti biasanya, walau Viktor sempat menyipitkan kedua matanya ketika merasa ada sesuatu yang aneh pada Megan. Tidak seperti biasanya wanita itu bersikap kaku dan terlalu berlebihan dalam bergerak.

Setelah itu Megan membantu maid menyiapkan makan malam, setelah kejadian beberapa hari lalu ketika Megan mendapati gambaran aneh Viktor mereka tak saling mengobrol seperti biasa. Viktor pun tak pernah lagi mendatangi kamar Megan seolah sengaja melakukan hal itu agar Megan berpikir.

Dan benar saja, Megan memang selalu memikirkan hal itu di setiap harinya. Hingga malam ini, tatapan Viktor masih sama, aneh...

Ruang makan yang didekor khusus Halloween untuk acara ulang tahun Viktor yang bertepatan di hari Halloween, suasana hitam dan putih dengan sedikit warna orange. Robert telah mempersiapkan semuanya dengan maksimal hanya untuk Viktor.

Megan duduk manis menunggu kedatangan dua pria yang masih bersiap di kamarnya masing-masing, walaupun saat inu jantungnya berdebar cukup kencang karena terus memikirkan apa yang akan terjadi malam ini. Apakah sama seperti yang digambar anak itu?

"Hey, kau cantik sekali malam ini." Ucap Robert yang baru saja menuruni tangga mengenakan kemeja dan terlihat rapi, Megan memang selalu tampil memukau. Ia hanya mengenakan dress berwarna putih selutut dengan polesan makeup tipis, namun aura wanita berusia tiga puluh empat tahun itu masih sangat segar. Tak heran banyak lelaki yang meliriknya.

"Terimakasih.."

"Hm, Robert. Boleh aku bertanya?"

"Ya, tentu." Kata pria itu mendudukan diri di sebelah Megan.

"Kau pernah bilang pengasuh Viktor pernah meninggal di rumah ini?"

"Ya, betul."

"Lalu, bagaimana bisa?" Tanya Megan penasaran.

"Dia tersengat aliran listrik, waktu itu lantai kamarnya dipenuhi air. Kamar yang ia tempati dulu adalah kamarmu saat ini." Jelas Robert.

Megan berpikir, bagaimana mungkin kamar yang terlihat mewah dan rapat seperti itu dipenuhi air. Lagi pula, bagaimana mungkin saluran listrik berada di bawah lantai, sementara saklar lampu dan terminal listrik tertancap rapi di dinding.

Tak lama lamunan Megan buyar, mendengar langkah tenang namun mampu membuat Megan ketakutan setengah mati menghampiri mereka. Mengenakan sweater panjang yang menutupi leher dan hampir menutupi jemarinya.

Pria itu mengambil duduk tepat di hadapan Megan, menatapnya penuh arti seolah yang ada di dalam benak Megan akan segera terjadi.

"Ini dia, yang berulang tahun hari ini. Dia sudah dewasa rupanya..." puji Robert seraya tersenyum lebar memuji Viktor.

"Terimakasih, Dad... dan ku harap Dad tidak perlu repot-repot memberikanku sebuah hadiah, karena aku memiliki sesuatu untuk kalian malam ini."

"Benar bukan, 'Mom? Mom sudah melihatnya sendiri ketika masuk ke kamarku tempo hari." Ujar Viktor yang membuat lutut Megan lemas seketika.






***

To be continue

30 Oktober 2020

***

Video Viktor udah Author posting di akun Instagram Author ya...

Yuk di tengok, @ Irmahndy

Happy Halloween 🎃

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top