Creepy Love 4
"Kau ingin berjalan-jalan sebentar ke taman itu?"
Sontak Mary menoleh ke luar jendela, melihat ke arah taman yang Viktor tunjuk adalah taman yang selalu mengganggu pikiran Mary di setiap harinya selama berada di rumah ini. Pada awalnya ia menolak, tapi Viktor terus membujuknya. Hingga Mary akhirnya menyetujui ajakan Viktor dengan harapan pria itu melupakan kejadian barusan.
"Di tengah malam seperti ini?" Mary mengernyitkan kening.
"Ya, tentu saja. Memangnya ada apa kalian para wanita dengan malam hari? Apa kau takut dingin?" Tanya Viktor.
Sebenarnya aku takut denganmu, Mary berkata dalam hati.
Mary menggeleng lemah, "baiklah, ayo ikut denganku!" Ujar Viktor yang langsung merangkul bahu Mary dan menempelkan tubuhnya di dadanya. Sontak perasaan ngeri tiba-tiba hinggap di sekujur tubuh Mary, jemari pria itu terasa hangat namun sentuhannya terasa kaku dan dingin. Di balik jubah tidur itu terdapat tubuh yang hangat tidak seperti wajahnya yang dingin.
Suhu dingin mulai menusuk hingga ke tulang saat pintu belakang terbuka, hanya orang-orang yang tidak waras yang mau berkeliling taman di saat tengah malam seperti ini. Dan sialnya pria di sebelahnya ini terbilang tidak waras dan mengerikan. Saat berjalan kaki, jarak Mary hampir dekat dengan taman itu. Tidak ada tanaman bunga di sini, hanya rumput dan pohon yang ditata serapih mungkin.
Terlihat indah dari kejauhan sana, namun saat ia mendekatinya hanya ada rumput. "Kau tahu, semenjak kelulusan aku tak pernah melupakan sekolah itu." Kata Viktor membuka percakapan, Mary sontak mendongak untuk melihat wajah Viktor. Mengapa pria itu tiba-tiba mengungkit masa lalu?
"Kau pergi, dan tidak pernah kembali.." tukas Mary, suaranya pelan. Tapi Viktor mendengarnya masih dengan sangat jelas.
"Aku hanya tidak ingin mengingat hal yang telah terjadi pada Megan disana." Balas Viktor, Mary memicingkan kedua matanya. Ingin sekali ia bertanya apa yang telah terjadi pada hubungan anak dan ibu yang dulu terjalin pada Megan dan Viktor. Tapi, sepertinya hal itu malah akan membuat Mary memasuki sebuah jurang yang sangat dalam.
"Apa yang terjadi padamu setelah hari kelulusan, Mary? Bukankah kau memiliki sebuah rumah?" Tanya Viktor menelisik, Mary yang mulai menyadari satu hal mulai bingung memikirkan jawabannya.
"Uh, iya tentu saja rumah itu tidak dapat memberiku makan setiap hari." Jawab Mary sekenanya, ia tidak boleh menjawab terburu-buru dan juga terlalu lambat. Hal itu tentu akan membuat Viktor semakin curiga atas kedatangannya ke rumah ini yang katanya ingin mencari pekerjaan.
"Benarkah?" Langkah Viktor terhenti, otomatis membuat Mary juga menghentikan langkahnya. Dan sialnya mereka berhenti tepat di ujung taman yang jaraknya cukup jauh dari rumah.
"Apa kau tidak ingin membantu temanmu?" Tanya Mary berusaha baik kepada pria itu, karena di malam hari, di tempat seperti ini, Viktor mungkin bisa melakukan apa saja kepadanya. Dan Mary tidak memiliki kaki yang cukup panjang untuk berlari dari Viktor yang memiliki tubuh tinggi itu.
"Teman, heh? Kau hanya parasit Mary!" Cecar Viktor, sontak membuat Mary berkecil hati. Viktor memang memiliki kalimat ketus yang selalu ditujukan kepadanya sedari sekolah dulu, tapi kali ini benar-benar menyayat hati Mary. Mungkin Mary terlalu jauh melangkah ke kehidupan Viktor, Mary sadar akan hal itu. Tapi Mary hanya ingin memiliki teman..
"Aku hanya mencoba membantu." Balas Mary, sedari dulu gadis itu selalu berusaha membantu Viktor, termasuk kasus Albert dan Megan.
"Kau tidak akan membantu jika kau menguntit!" Cecar Viktor, seketika Mary terdiam. Pria itu ternyata tahu, seharusnya Mary sudah paham akan hal itu. Bahwa pria itu akan selalu tahu.
Viktor maju selangkah menghadap Mary, gadis itu hanya diam membeku di tempatnya berdiri saat ini. Ia melihat pria itu sedikit menyeringai dan akhirnya menyentuh kedua pundak Mary dengan kuat.
"Akan ku jawab segala rasa penasaranmu padaku, Mary. Bahwa aku memang merencanakan semua hal dengan baik, semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan.."
"..dan kebenarannya adalah, bahwa aku memang mencintai Megan. Akan ku lakukan apapun demi mempertahankan wanita itu." Kata Viktor, entah mengapa wajah Viktor saat ini lebih menyeramkan dari seisi taman yang terasa mati ini. Mary menarik nafasnya dalam-dalam saat pandangan mereka bertemu. Seharusnya sudah ia duga, bahwa semua hal yang terjadi dulu adalah hasil dari kreasi gila Viktor.
"Kau tahu itu salah, Vicky!" Kata Mary.
"Jangan memanggilku seperti itu! Kau bukan Ibuku." Nada Viktor meninggi, sontak Mary memundurkan langkah. Ia khawatir Viktor akan melakukan hal yang sama kepadanya, dan kini ia bisa menyimpulkan satu hal. Jika Viktorlah juga yang membunuh Ayahnya sendiri, dan membuatnya seperti sebuah kecelakaan.
"Apakah Megan membalas cintamu? Kurasa tidak Vic, kau lihat wajahnya? Apakah ada gurat cinta disana? Tidak! Yang ada hanya ketakutan. Dan sebentar lagi wanita itu pasti akan mati karena ketakutan." Kata Mary, ia mulai banyak berbicara. Meyakinkan Viktor akan segala hal yang seharusnya tidak ia lakukan hanya demi seorang wanita yang harusnya ia panggil Ibu.
Tapi meyakinkan Viktor sama saja meyakinkan sebuah batu yang tidak akan tergerak.
"Lalu, apa yang akan kau lakukan? Mengajak Megan lari dari rumah ini? Semudah itukah?" Wajah Viktor terlihat meremehkan.
"Ya, tentu saja. Jika Megan berniat ingin lari, maka aku akan membantunya." Kata Mary.
"Maka aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi." Seketika Viktor menarik lengan Mary dan membungkus kepalanya dengan sebuah kain, Mary yang belum sempat berlari kini hanya bisa menjerit histeris. Pandangannya hitam, Viktor juga mengikat kedua tangannya ke belakang tubuh dengan seutas tali.
Megan yang melihat hal tersebut dan mendengar jeritan Mary akhirnya keluar dari kamar Viktor, ia berlari keluar tanpa mengenakan alas kaki menuju taman yang sesungguhnya tidak ingin ia datangi.
"Viktor, hentikan!" Jerit Megan, nafasnya memburu. Tatapan Viktor ketika menyadari Megan ikut campur urusannya seakan menusuk tepat ke arah jantung Megan.
Tapi Megan tidak bisa membiarkan hal seperti ini terus terjadi, apalagi Mary hanya seorang gadis polos, yang bodohnya mencoba menyelamatkan Megan dari seorang pria yang bukan levelnya. Tentu Viktor mengetahui segala tipu muslihat Mary yang tiba-tiba mendatangi rumahnya dan meminta sebuah pekerjaan. Itu semua hanya modus..
"Masuk ke kamar, Megan! Kau tidak mau melihatnya bukan?" Kata Viktor yang berusaha menahan geliatan tubuh Mary.
Megan terlihat gusar, ia berpikir berusaha menyelamatkan Mary.
"Jika kau tidak membunuhnya, maka aku akan menerima lamaranmu!" Jerit Megan, seketika membuat Viktor dan Mary terkejut.
Viktor menyeringai, "baiklah, jika kau berbohong maka aku akan membunuh kalian berdua!"
***
To be continued
7 June 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top