Creepy Love 3

Megan tidak terkejut lagi siapa yang membuka pintu kamarnya tanpa mengetuknya terlebih dahulu, pria itu menerobos masuk begitu saja tanpa seijin pemilik kamar. Ya, dia memang pemilik rumah ini. Namun bukan seperti itu memperlakukan seorang wanita. Pria itu kemudian melihat-lihat peralatan make-up yang ada di atas meja rias Megan dengan seenaknya, tanpa berbicara sepatah katapun padanya.

"Malam ini ke kamarku!" Ujar Viktor tiba-tiba tanpa memandang ke arah Megan, wanita itu hanya bisa terdiam. Semakin lama, Viktor mulai berperilaku seenaknya pada Megan. Bahkan jika mereka adalah sepasang kekasih, bukan seperti itu caranya memperlakukan wanita.

"Aku tidak bisa.." jawab Megan pelan.

"Kenapa?" Tanya Viktor yang mulai mengalihkan pandangannya ke arah Megan yang duduk di kursi.

"Aku ingin tidur." Bohong wanita itu, cukup lama ia menjawabnya.

"Kau tahu, kau bukan orang yang mudah tidur di malam hari." Kata Viktor.

"Itu karena teror yang kau tebar di rumah ini!" Protes Megan, suaranya mulai meninggi.

"Aku tidak ingin berdebat dengan hal ini, Megan. Kau tahu konsekuensinya, lagipula di rumah ini sudah ada satu orang yang akan menerima siksaan jika kau membantah. Kau tidak ingin itu terjadi bukan?" Ancam Viktor, Megan menatapnya dengan nanar. Sudah ia duga, Mary adalah alat untuk membuatnya menurut.

Mary benar-benar telah salah langkah dalam hal ini..

"Kini aku mulai menyukai keberadaan gadis itu di rumah ini." Sambung Viktor.

"Aku anggap itu sebagai jawaban 'iya'." Katanya lagi lalu meninggalkan kamar Megan.

Hingga detik ini ia terkurung di rumah Viktor, belum ada rencana yang dapat membuatnya pergi dari pria itu.

Yang ada hanya, para korban yang terus berdatangan. Menyisakan Megan yang selalu berakhir histeris melihat akhir hidup seseorang yang diambil secara paksa oleh Viktor. Miris, satu per satu manusia yang ada di rumah ini maupun hanya singgah akan mati begitu saja tanpa dapat Megan cegah. Dan Megan tidak ingin kejadian itu terulang kepada Mary.

...

Malam hari, Megan keluar dari kamarnya menuju kamar Viktor. Ia sempat terhenti ketika ia menaiki anak tangga menuju lantai dua, mengapa ia turuti perkataan pria itu? Tapi jika tidak ia turuti, Mary pasti akan menjadi korban Viktor selanjutnya. Dua hal tersebut bergejolak di kepala Megan.

Hingga akhirnya ia memilih untuk mengalah dan menuruti Viktor, entah sampai kapan. Mungkin sampai ia benar-benar berhasil pergi, tapi untuk saat ini lebih baik Mary pergi terlebih dahulu dari rumah ini. Demi keselamatan gadis itu.

Tok.. tok.. tok..

"Masuk!" Suara Viktor dari dalam, Megan membuka pintu namun tak mendapati pria itu.

Ternyata Viktor berada di ruangan kerjanya, dengan langkah malas Megan mendatangi Viktor yang terlihat sibuk dengan kertas-kertas yang ia duga adalah pekerjaan pria itu. Tanpa disuruh Megan menduduki sofa yang ada di ruangan kerja Viktor, pria itu nampak serius dengan pekerjaannya. Walau hanya mengenakan jubah tidur.

Cukup lama ruangan itu hening, tidak ada percakapan antara mereka berdua dan Megan berharap hal ini berlangsung semalaman hingga Viktor pergi bekerja kembali di pagi harinya. Hingga tidak akan ada hal mengerikan yang terjadi. Tapi tiba-tiba Viktor menghentikan kegiatannya dan menatap tajam ke arah Megan. Megan sendiri tak sanggup ditatap seperti itu, ia sempat berpikir jika Viktor akan mengulitinya saat ini juga.

"Kau yakin kau kemari seorang diri?" Tanya Viktor tiba-tiba, Megan mengernyitkan kening karena bingung lalu menggeleng. Tentu tidak ada yang mengikutinya di rumah ini kecuali, Mary..

Ya Tuhan, semoga saja..

Megan terus berdoa dalam hati agar yang ia pikirkan tidak benar-benar terjadi, sementara Viktor berdiri dari duduknya dan menuju pintu dengan langkah pelan.

Megan melihat Viktor membuka pintu, cukup lama Viktor berada disana sampai ia kembali kepada Megan.
"Tutup pintunya, aku akan keluar sebentar!" Ujar Viktor, Megan hanya mengangguk. Berharap semoga saja malam ini tidak ada pertumpahan darah.

Mary hanya gadis polos, sanggupkah Viktor melakukannya kepada gadis itu? Perasaan Megan semakin gusar, namun ia tetap melakukan perkataan Viktor untuk menutup kembali pintu kamarnya.

Brak!

Pintu tertutup, sementara di balik kegelapan malam. Viktor mengelilingi isi rumahnya tanpa menimbulkan suara sedikitpun, ia kemudian berhenti di balik pilar untuk memastikan sesuatu.

Hanya dalam waktu hitungan detik, yang ia duga ternyata benar. Gadis berkacamata itu berlari dari tangga menuju kamarnya lalu menutupnya kembali, seperti sehabis lari dari sesuatu.

Viktor menyeringai, "you wanna play with me?"

Viktor yang bersembunyi di balik kegelapan akhirnya mendatangi kamar Mary. Mengetuk pintunya beberapa kali namun tak kunjung ada jawaban.

Viktor tahu gadis itu takut, dan Viktor sangat senang mempermainkan ketakutan seseorang, sama seperti ia menakuti Megan dulu. Tak kunjung ada sahutan, Viktor akhirnya menghentikan ketukannya. Membiarkan gadis yang ada di dalam kamarnya itu dengan rasa penasarannya yang semakin meninggi. Viktor berdiri tepat di depan pintu kamar Mary layaknya patung, ia menunggu..

Cekrek..

Ia mendengar suara kunci terbuka, namun pintu yang ada di hadapannya ini tak kunjung terbuka. Tak ingin menunggu lama, akhirnya Viktor menerobos masuk ke kamar Mary. Benar saja, gadis itu berdiri di balik pintu dan sontak memundurkan langkahnya ketika Viktor menerobos masuk ke dalam sana.

Ia bisa melihat wajah kegugupan Mary dan sudah bisa Viktor tebak jika gadis itu akan mencari segudang alasan jika ia tanyai, terlalu mudah untuk gadis polos yang usianya tak berbeda dari Viktor. Gadis itu berdiri dan terdiam, mengenakan baju tidur tipis yang membungkus tubuh kurusnya, dan kacamata bertengger di hidungnya.

Terkadang Viktor merasa kasihan kepada gadis satu ini, tapi kenapa mereka selalu bertemu di saat yang tidak Viktor inginkan. Tinggi gadis itu hanya sebatas dadanya, hingga Mary harus sedikit mendongak guna melihat wajah Viktor.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Viktor, Mary masih terdiam. Ia tidak tahu harus berkata apa, berbagai macam alasan berputar di kepalanya, dan ia bingung menggunakan alasan yang mana agar pria itu tak menaruh curiga kepadanya.

"A-aku tidak bisa tidur.." jawabnya tergagap, Viktor sangat mengerti jika gadis itu tengah gugup. Entah mengapa Viktor tersenyum melihat hal itu.

"Kenapa?" Tanya pria itu lagi.

Mary hanya menggeleng lemah, bertanya-tanya dalam hati apa pria itu mengetahui perbuatannya barusan. Jika iya, tamatlah sudah riwayatnya malam ini.

"Mary, kau tentu paham apa yang sudah kita sepakati tempo hari?" Kata Viktor, entah mengapa jarak pria itu kian mendekat ke arah Mary, sontak membuat Mary memundurkan langkahnya guna menjauhi pria itu.

***

To be continued

6 June 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top