Creepy Love 2

Malam kembali menyelimuti rumah ini, menambah kesan ngeri dan sepi yang seolah selalu hinggap di seluruh penjuru rumah bahkan pekarangan luar. Mary kembali mengistirahatkan dirinya saat malam tiba di kamar, lagi-lagi ia tak dapat tidur dengan nyenyak. Hari pertama bekerja memanglah tidak terlalu buruk, pekerjaan di rumah ini tidak banyak karena hanya ada dua orang majikan yang harus ia layani.

Tapi rumah ini beserta pemiliknya, seolah membuat Mary bernafas lebih berat dari biasanya. Megan yang berubah total semenjak kali terakhir mereka bertemu, dan Viktor yang selalu menatapnya tajam seolah memberinya peringatan keras untuk tidak melakukan hal-hal yang berlebihan. Belum lagi rumah ini, seakan memiliki jiwa yang akan menelan Mary selamanya disini.

Mary menghembuskan nafas kasar. Saat ia mencoba menutup kedua matanya untuk tidur, Mary merasa ada beberapa pasang mata yang mengawasinya. Pada akhirnya ia tidak bisa tidur, berusaha untuk menutup mata adalah hal mengerikan baginya sekarang ini.

Ia bangun dari atas ranjang menuju jendela yang ada di kamarnya, bertelanjang kaki langkahnya berhenti tepat di jendela yang mengarah langsung ke taman belakang. Ia memerhatikan, taman itu terlihat indah jika dipandang sekilas. Namun rasa merinding dan ngeri akan terasa jika ia terlalu lama memandangnya.

Sebenarnya ada apa disana? Mary membatin.

Ia meraba lengannya sendiri seolah dingin mulai menjalar di tubuhnya, mengenakan dress tidur yang berbahan tipis mungkin menjadi faktor utama angin dingin menembus kulitnya. Setidaknya itulah yang Mary pikirkan demi menyingkirkan pemikiran yang dapat membuat nyalinya menciut. Tidak ada hantu di rumah ini, Mary sadar hal itu. Bahwa hantu itu tidak ada, terkadang manusialah bersikap layaknya hantu dan manusia bisa saja lebih menakutkan daripada apapun.

Cekle..

Suara pintu tiba-tiba membuyarkan lamunan Mary, ia melirik ke arah jam dinding sekilas dan bertanya dalam hati. Apa yang dilakukan seseorang di tengah malam seperti ini? Kemudian Mary mengendap keluar dari kamarnya sendiri.

Ia membuka sedikit pintu kamarnya dan mendapati kamar Megan terbuka, Mary mengernyitkan kening. Ia berpikir mungkin wanita itu berniat ke dapur untuk minum atau makan, makan di tengah malam, Mary terkekeh. Kebetulan Mary juga sedang haus, jadi ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan menuju dapur.

Tapi sampai di dapur Mary tidak menemukan satu orangpun..

Sekilas ia melihat siluet seseorang menaiki tangga menuju lantai dua, penasaran dengan hal itu Mary segera mengikutinya seusai meminum air mineral yang membuat kerongkongannya segar kembali. Langkahnya begitu pelan tanpa menimbulkan suara karena Mary memang tidak mengenakan alas kaki. Mary mengendap dan mengikuti siluet yang ternyata memasuki kamar Viktor tersebut.

Ia menyipitkan kedua matanya, apa itu Nona Megan? Ia berbicara pada batinnya sendiri.

Adalah hal yang wajar jika Megan mendatangi kamar Viktor mengingat mereka berdua telah membuat pernyataan di media bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang sebentar lagi akan menikah. Well, walaupun hanya Viktor yang membuat pengakuan semacam itu.

Tapi, mengapa harus di tengah malam seperti ini?

Maru tahu seharusnya ia tak mengikuti rasa penasarannya, tapi itulah tujuannya mendatangi rumah ini. Bukan untuk pekerjaan, tapi untuk Megan.

Pintu tertutup setelah Megan memasuki kamar, meninggalkan kegelapan kembali bersama Megan. Ia mendekati kamar Viktor dan menempelkan sebelah telinganya ke daun pintu.

Mary sudah seberani ini, ia tidak dapat membayangkan bagaimana hidupnya jika Viktor mendapati dirinya seperti ini. Pria itu pasti akan murka, dan selanjutnya Mary tidak dapat membayangkannya lagi. Tapi di dalam terdengar hening, tidak ada yang terjadi di dalam sana. Mary mengernyitkan kening, apa yang barusan ia ikuti adalah hantu?

Mary mulai merinding, meraba belakang lehernya yang mulai terasa aneh. Ia menoleh ke kanan dan kiri hingga ke belakang, memastikan bahwa benar-benar tidak ada hantu walaupun itu hal konyol. Hantu itu tidak ada, yang ada hanya manusia yang berperilaku layaknya hantu.

Nafas Mary mulai berat, lumayan lama ia berdiri disana sampai ia lupa akan tujuannya ke tempat itu. Tak lama kemudian, Mary mendengar langkah berat. Ia mengikuti derap langkah tersebut yang ternyata berasal dari dalam kamar Viktor, menyadari kehadiran pria itu Mary langsung buru-buru pergi. Karena panik Mary malah bersembunyi di balik dinding yang bersebelahan dengan kamar Viktor.

Benar saja, kenop pintu itu terbuka dan menampilkan seorang pria yang terbalut jubah tidurnya. Mary tidak dapat memastikan itu benar-benar Viktor atau bukan karena ia juga tidak memiliki keberanian untuk mengintip. Tapi yang Mary sadari adalah penghuni rumah ini hanya ada dua, dan wanita tidak mungkin membuka pintu tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

Jadi kesimpulannya yang berdiri disana adalah Viktor sementara Mary bersembunyi dengan detak jantung yang tidak karuan, berharap Viktor tidak mendapatinya dan menghukumnya seperti yang sudah mereka sepakati ketika Mary memutuskan untuk bekerja di rumah ini. Mary tidak sadar bahwa kesepakatan itu bersifat permanen bagi Viktor dan bisa menyebabkan hal yang fatal bagi Mary.

Mary hanya peduli dengan rasa penasaran dan seolah ia memiliki jiwa pahlawan yang dapat menyelamatkan Megan dari kekangan pria gila itu, sampai ia tak sadar bahwa bahaya mengintai dirinya semenjak ia menginjakan kaki di kediaman Viktor.

Brak!

Pintu kembali tertutup, hal itu akhirnya membuat Mary bernafas lega. Ia segera berlari ke lantai bawah menuju kamarnya sendiri, khawatir jika Viktor menangkapnya basah sedang mengintai pria itu. Ia berlari tanpa menimbulkan suara sedikitpun, bahkan sampai menutup mulutnya sendiri agar nafasnya tak terdengar. Mary lalu menutup pintu dan menguncinya rapat-rapat setelah ia tiba di kamar, dengan tempo nafas yang cukup cepat ia bersandar di pintu.

Seharian ini benar-benar menguras emosi dan mentalnya, dan sampai detik ini juga ia belum bisa berbicara dengan Megan dan wanita itu selalu berusaha menjauhinya. Megan malah menyuruhnya untuk segera pergi dari rumah ini selagi ia bisa, apa maksudnya itu.

Tok.. tok.. tok..

Mary terkejut mendengar suara ketukan di daun pintu kamarnya, tepat di belakang kepalanya pintu itu bergetar seiring ketukan yang mulai nyaring dari luar sana. Dada Mary terasa sesak mengetahui di tengah malam seperti ini ada yang mengetuk pintu kamarnya.

Namun ketukan berhenti, Mary jadi teringat akan Megan. Apakah wanita itu yang mengetuk pintunya? Tapi bagaimana jika itu Viktor? Tapi Viktor tidak berkepentingan dengannya walaupun ia baru saja menguntit kamar Viktor, tapi Viktor tidak nengetahuinya.

Mary sedikit ragu, tapi jika ia melewatkan hal ini mungkin ia akan melewatkan kesempatan untuk berbicara dengan Megan, jika yang di luar sana adalah Megan.

Jemarinya sontak terulur untuk membuka kunci pintu berharap Meganlah yang mengetuk pintunya, namun terhenti setelah kunci terbuka dan ia menyadari satu hal.

Megan pasti akan menyerukan namanya jika wanita itu yang mengetuk pintu..

Kenop pintu bergerak dan terbuka, memperlihatkan seorang pria yang mengenakan jubah tidur langsung menerobos masuk ke kamar Mary. Hal itu sontak membuat Mary berdiri kaku di tempatnya berpijak saat ini melihat wajah Viktor yang nampak datar.

"Kenapa belum tidur?" Ujar pria itu yang telah berdiri di depan Mary.

***

To be continued

6 June 2021

***

Hallo!
Ada yang kangen Author? 🤓

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top