Chapter 12 : Makan
Mocca's PoV
Hari ini, Colla memberiku baju gaun tidak mencolok yang berdesain sama seperti kemarin, namun hampir sebagian besar gaun itu berwarna putih, kecuali pada dasi pita yang kukenakan, sekeliling ujung kedua lengan, dan bagian ujung bawah gaun berwarna hitam.
Sebenarnya aku tidak terlalu suka berwarna putih, tapi biarlah. Mungkin aku harus sedikit belajar untuk menerima warna terang.
Masalahnya, Hallow juga ikut-ikutan memakai baju berwarna putih. Kesannya kayak mau menikah saja.
Kali ini, aku sedang berdiri di lantai atas memegang tiang balkon lantai dekat tangga sebelah kanan yang menghubungkan lantai atas ke lantai bawah. Tepat di bagian tengah dalam istana ada dua pasang tangga yang terpisah yang fungsinya menghubungkan ke lantai atas agar bisa naik ke atas dan turun kembali.
Di ruang utama istana yang begitu luas ini, terdapat lampu gantung dari kaca berkilauan yang menggantung angkuh di atas atap dalam keadaan mati lantaran sudah pagi. Beberapa pelayan di istana ini sedang membersihkan perabotan dan sebagainya.
Selain para pelayan, aku melihat Hallow dan Jeky sedang bermain tarik tambang. Dan aku, dari atas lantai ini, tengah menjadi wasit dalam segala permainan yang mereka mainkan.
Sialnya, mereka imbang. Talinya putus di tengah-tengah.
Sesekali aku menghela napas, duduk sambil makan camilan yang diberikan Ai dan Lof, jalan bolak-balik tidak jelas, dan mungkin mereka akan selesai bermain-main sampai jam makan siang tiba.
Selesai main tarik tambang, mereka pun beradu pedang. Mereka hanya saling mendorong pedang, tidak ada yang menarik untuk ditonton. Satu jam mereka hanya menguji kekuatan berpedang.
Sialnya, mereka imbang lagi. Secara bersamaan mereka tumbang.
Permainan ketiga, main tatap-tatapan tanpa ada yang berkedip. Mereka bermain dengan serius sekali. Beberapa pelayan istana yang tengah bekerja sampai menjeda aktivitas dan ikut nonton di lantai atas bersamaku.
"Hei, aku mau tanya padamu. Apa mereka selalu seperti ini?" tanyaku pada seorang pelayan lelaki bermata hitam dan berambut pirang yang tengah memeluk nampan.
"Ma-maksud Nona, Raja Hallow dan Pangeran Jeky?" tanya pelayan itu. Dia terlihat gugup denganku.
"Ya, mereka," jawabku kembali memandang Hallow dan Jeky yang masih menahan mata untuk tidak berkedip.
"Setahu saya, Raja Hallow dan Pangeran Jeky berteman sejak kecil. Mereka sangat dekat seperti sudah bersahabat lamanya. Keluarga Phrygian dan Mixolydian juga berhubungan baik. Dari kecil mereka selalu bermain bersama," jawab pelayan itu.
"Hm. Kalau dilihat terus, rasanya membosankan. Tapi, jika aku membayangkan melakukan suatu permainan, mungkin akan menarik dibandingkan menontonnya," gumamku.
"Anda juga mau bergabung dengan mereka?" ucap pelayan itu, membuatku kembali menoleh ke arahnya.
"Tidak, aku tidak mau bermain tidak jelas dengan mereka," jawabku dengan gelengan. "Hanya saja, aku iri pada mereka."
"Iri? Mengapa begitu, Nona?" tanya pelayan itu tampak penasaran.
"Oh ya, siapa namamu?" tanyaku balik bermaksud mengalihkan pembicaraan.
"Nama saya Reo, Nona," jawab pelayan itu memberitahukan namanya sambil membungkuk hormat.
"Senang bisa mengenal dan berbincang denganmu, Reo!" seruku sambil mengulurkan tangan untuk berjabat.
"A-ah, se-senang bisa mengenal Anda juga, Nona Mocca," balas Reo sambil meraih dan menjabat tanganku.
"Sudah berapa lama kau bekerja di sini?"
"Saya mulai bekerja dua tahun yang lalu sejak Pangeran Hallow dilantik menjadi Raja."
"Umurmu berapa?"
"Umur saya 20 tahun."
"Ya ampun! Aku pikir umurmu sama 16 tahun denganku dan Hallow!"
"Kenapa Anda heran, Nona?"
"Kau terlihat muda sekali dan polos. Apa kau sudah punya pacar?"
"Sa-saya tidak punya pacar!"
"Hehe, masaaa? Ayooo, ada gadis yang kau sukai di sini? Atau di kota?"
"T-tidak ada!"
"Benarkaaahh?"
"S-sungguh!"
Selagi Hallow dan Jeky bermain-main, tanpa memperdulikan posisiku menjadi seorang wasit, aku dan Reo mengobrol ria tentang banyak hal sampai lupa waktu.
🎃
"Tumben," kata Jeky mengisi kesenyapan ruang makan istana yang hanya diisi oleh suara denting alat makan. "Hari ini, kau terlihat tidak mau kalah bermain denganku, Hallow. Kita imbang. Seperti makanan yang ada di sini. Aku suka makanan penutupmu, apalagi es krim rasa anggur ini!"
Jeky kembali menyuap segali sendok teh es krim anggurnya. Sedangkan Hallow terlihat mencincang sayurannya dengan garpu dan pisau tanpa dimakan sama sekali.
"Kau menganggap makanan ini sama imbangnya? Kau saja hanya menyicipi makanan penutup dan sudah menambah rasa es krim yang sama sebanyak sepuluh kali. Kau tidak menyantap makanan pembuka sama sekali," balas Hallow sambil masih betah mencincang sayurannya. "Selain itu, aku dapat kabar bahwa tunanganmu akan menyusulmu ke sini."
"Uhuk! Uhuk!" Seketika Jeky tersedak es krim. Tersedak es krim?! "A-apa katamu? Dia ... akan segera kemari??"
Hallow mengangguk dan meletakkan dua alat makannya itu, menjeda mencincang sayurnya. "Kenapa kau kaget? Dia, kan, calon istrimu. Seharusnya kau bahagia kalau dia akan menyusulmu ke sini. Bukannya terkejut tidak tahu kabar."
"Whahaha, i-iya, tentu saja aku bahagia. Tapi, kenapa ke sini, sih?? Ahh, rencanaku gagal," ucap Jeky dan seketika dia membelalak kaget dan menepuk jidatnya sendiri.
Hallow tampak tidak mendengarkan, karena dia sedang bicara sebentar dengan Reo yang berdiri dengan setia di dekatnya, sebagai seorang pelayan. Setelah Reo mengangguk dan berlalu pergi, Hallow kembali menuju ke arah meja.
Meja makan istana yang luar biasa panjang dan puluhan kursi berkualitas mahal di setiap sisinya. Aku duduk di kursi kedua sebelah kanan, Hallow duduk di kursi pertama sebelah kanan alias di sampingku, dan Jeky duduk di kursi paling pertama pada bagian tengah. Setahuku, kursi itu hanya boleh diduduki oleh Raja atau Ratu saja. Kursi itu juga terlihat berbeda dari yang lain. Lebih mewah dan tinggi.
Mataku menatap tajam ke arah Jeky. Sedangkan Hallow mengambil beberapa lembar sayuran lagi dan kembali mencincang tanpa memakannya. Jeky melekatkan jari telunjuk ke tengah bibirnya padaku, menyuruhku untuk tidak berkata apapun tentang ucapannya barusan. Aku hanya memberinya senyuman.
"Memangnya rencana apa yang selama ini kau rencanakan, Pangeran Jeky?" tanyaku dengan santai memainkan sendok kecil yang kupegang.
Hallow berhenti mencincang sayuran, menoleh padaku sebentar, kemudian menoleh pada Jeky dengan tatapan menyelidik.
"Rencana?" ulang Hallow mulai menatap tajam ke arah Jeky.
"Whehe." Jeky hanya sengar-sengir tidak jelas. Buru-buru dia beranjak dari kursi tanpa meletakkan mangkok es krimnya. "A-aku permisi dulu. Ada hal yang harus aku kerjakan. Duh, kenapa dia tahu aku ada di sini, sih??"
Jeky berjalan pergi keluar dari ruang makan dengan tergesa-gesa sambil membawa mangkok es krimnya. Sebenarnya, aku tidak peduli apa yang dia rencanakan. Semua orang juga punya rencana masing-masing. Jadi, aku tidak mau mengurus urusan orang lain.
Melihat Hallow kembali mengacak-acak makanannya tanpa disentuh oleh mulutnya sekali pun, sikutku langsung bertindak. Dari awal acara makan, aku sudah kesal duluan, lantaran dia tidak menyuap makanannya sama sekali.
"Mocca! Kenapa kau menyikutku? Salahku apa??" tanya Hallow sambil mengelus lengan kanannya.
"Kau tidak lihat kesahalanmu? Makananmu sama sekali tak disantap sama sekali! Kau malah memporak-porandakkan makananmu sendiri," jawabku sambil menunjuk barang bukti, yaitu piring Hallow yang masih penuh oleh makanan. "Pantas saja kau terlihat kurus sekali, Hallow. Kau kurang makanan berat."
"A-aku terlihat kurus sekali?! Ukh. Oke, aku akan makan sayuran ini. Tapi, sesendok saja, ya?"
"Bodoh. Harus makan sampai habis! Tidak boleh tersisa setitik pun!"
"Jadi, aku harus makan piring, sendok, dan garpunya juga?"
Hallow menatapku bingung. Sementara aku memasang wajah datar namun tidak heran lagi dengan otaknya yang rada bego itu.
"Kalau mau, makan alat makannya juga sekalian!" ucapku mulai kesal dengan kebegoan Hallow. Aku pun beranjak dari kursi untuk segera keluar dari ruang makan.
"Mocca, kau mau ke mana?" tanya Hallow ikut beranjak dari kursi dan meraih lengan kiriku. "Kau sudah janji akan menjawab perasaanku siang ini."
Lho? Kapan aku janji?
🎃TO BE CONTINUE ...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top