part 5
Esok paginya Mizu bersama Falia kembali ke hotel tempat mereka sebelumnya menginap. Kelompok Freed membawa Habil beserta Ibrahim ke Wattpad Pararel karena lelaki itu membutuhkan perawatan.
Aku tidak memiliki pilihan selain membawanya ke sisi seberang. Namamu Mizu'kan? Kembali lah ke hotel sampai ada panggilan dari pasukan.
Falia, aku benar-benar minta tapi bisakah kau menemani Mizu sebentar lagi? Setelah aku aku berjanji akan menolongmu menghilangkan kekuatan itu.
Falia yang melihat Mizu masih syok akan keadaan Ibrahim memaksakan dirinya untuk menerima permintaan. Walah cuma sebentar Falia telah menganggap Mizu hampir sama seperti seorang sahabat.
Gadis itu kembali dari ruang makan dan membawakan nasi bungkus.
"Mizu..?"
Gadis itu duduk di dekat jendela, ditangannya terus memegangi ponsel biasa Ibrahim gunakan.
"Senpai.."
"Mizu.."
"Ah, Falia.."
"Aku membawakan mu bubur. Kau mau'kan?"
"Iya.." keduanya duduk di depan ranjang seraya menonton tv. Memeriksa apabila aksi mereka malam tadi diberitakan.
"Tak ada apapun. Bahkan pemerintah masih ingin menutupi soal kekuatan supernatural ini.."
Pada saat mereka menikmati sarapan pagi sampai habis..brrrrt, ponsel yang ada di atas ranjang tiba-tiba bergetar.
"....."
"....."
Mizu mengangkatnya berharap itu dari Pembimbing Reus.
"Hai.."
"Mizu ya.."
"P-pembimbing. Bagaimana dengan keadaan Ibrahim senpai?!"
"Lukanya cukup dalam tapi dia selamat.."
"Aah.." Mizu menghela lega.
"Mizu, aku ada berita kurang enak untukmu.."
"....."
"Aku ingin kau pergi ke Aceh seorang diri. Disana ada orang yang mampu menolong kalian terutama Falia. Aku tidak bisa bergerak bebas saat ini karena terlibat masalah dengan OMEGA.."
"Apa pembimbing tidak bisa meminta bantuan dari Divisi Bayangan Jakarta?"
"Sayangnya, tidak. Saat ini Divisi Jakarta tengah disibukkan masalah yang dibuat Allyn. Kau tahu itu. Kita telah membuat kesempatan untuk tidak menggerakkan Divisi Jakarta sementara waktu ini hingga waktu nya.."
"Tapi.. apa yang bisa saya lakukan seorang diri?"
"Aku tidak tahu tapi Hikari percaya kepadamu. Awalnya aku ingin menggantikanmu dengan anggota lain tapi kembaran mu itu membantah nya... Apa? Kau ingin bicara dengannya?"
"... Mizu, ini aku!"
"Hikari-nii!?"
"Mizu, aku tahu ini permintaan yang mustahil bagimu sudah tapi kau sudah besar sekarang. Kau harus bertanggungjawab atas dirimu sendiri.."
"D-demo.."
"Mizu, kita sudah berjanji untuk membuat keputusan untuk diri sendiri. Jika mau masih ragu maka aku akan datang ke sana lalu menghilangkan kekuatan supernatural itu agar kau tidak terlibat dalam masalah yang seperti ini.."
"Lalu Hikari-nii, bagaimana??"
"Aku akan baik-baik saja sendirian.."
"Aku tidak mau itu! Kita telah bersama dari awal. Mizu tidak mau meninggalkan Hikari-nii begitu saja.."
"Kalau begitu kau tahu harus melakukan apa, bukan? Kau tidak usah khawatir. Jika apa-apa terjadi padamu akan langsung pergi ke sana!"
"Hmm.." Mizu menghentikan panggilan.
Falia nampak kebingungan sekaligus agak panik melihat reaksi Mizu menjawab panggilan. Padahal itu cuma percakapan biasa.
"B-bagaimana?"
"Pembimbing ingin kita pergi ke Aceh.."
"Sama siapa?"
"....."
"Berduaan aja? I-itu tak mungkin. Aku tidak dapat bertahan sepanjang itu. Mizu, kau harus meminta bantuan yang lainnya.."
"Aku sudah memintanya. Kau lihat sendiri tadi kan aku sudah mencoba tapi pembimbing maupun kakakku tetap ingin kita pergi menjauh dari sini.."
"Apa Divisi Bayangan Jakarta tidak akan membantu, beneran?" ekspresi Falia mendadak jadi cemas.
"Hm. Setelah apa yang terjadi tahun lalu pemerintah membuat pergerakan Divisi kita di daerah Jakarta dibatasi. Tapi bukan berarti kita tidak akan mendapatkan bantuan dari divisi lain.."
Falia mengangguk lemah. "S-semoga saja yang lainnya mau bantu. "
"Falia, kita pergi setelah jam 1 siang dimana banyak orang-orang di terminal.."
:M Another POV M:
Lelaki berambut hitam dengan wajah dingin-kasar itu menatap jendela ke arah jalanan memperhatikan siapapun yang mencurigakan dimatanya. Tepat dibelakang nya duduk seorang gadis kecil berambut putih salju.
Pembimbing Reus masuk ke dalam ruangan.
"Istirahat sudah cukup. Waktunya bekerja.."
"Pembimbing, apa kita benar-benar tidak bisa mengirimkan bantuan untuk Mizu di Dimensi Kenyataan?"
"Sangat menyakitkan faktanya kita tidak bisa melawan peraturan yang dibuat pemerintah Indonesia di Jakarta. Jika berani maka pemberontakan akan menjadi organisasi dunia bawah seperti yang lain. Satu-satunya alasan pemerintah menerima menampung pasukan kita di setiap kota karena mereka juga tidak percaya sepenuhnya terhadap Shaker dan OMEGA. Jaga-jaga bila suatu hari OMEGA tidak membutuhkan pemerintahan lagi, orang-orang ini berharap kita akan membantu mereka menghadapi OMEGA.."
"Mizu.." dari raut wajah nya Hikari ternyata mencemaskan adik perempuannya.
"Tapi bukan berarti tidak ada yang membantu. Aku kenal satu orang yang berani kena ban dari satu kota.."
"Pembimbing. Jangan bilang anda sudah..?"
"Kembaran mu cukup beruntung Hikari. Dia bilang 'yes'.."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top