part 4
Mizu memberanikan dirinya berdiri di depan Habil mencoba melindungi anak itu sampai bantuan datang. Mau seberapa hebatnya ia sekarang dia tahu bagaimana batasannya saat ini. Apalagi bila melawan Pengguna Kekuatan yang kekuatannya bisa ia rasakan.
Kazeshawaa
Angin malam berputar kuat mengelilingi tempat mereka berdua sebagai alat perlindungan. Pria itu mengangkat telapak tangan ke depan seolah membidik.
"Cut.."
"...?---"
Mizu dapat merasakan angin yang berkumpul disamping nya menghilang, bersamaan dengan itu pula beberapa helai rambutnya terpotong.
"Apa itu tadi?"
"K-kak.." Habil gemeteran ketakutan. Ia memegangi erat tangan Mizu. Bagi Habil mungkin ini pertama kalinya ia bertemu dengan Pengguna Kekuatan berkekuatan beser hingga mampu membuat nya tak bisa berpikir.
Untungnya ini bukan pengalaman pertama bagi Mizu makanya gadis itu masih bisa tenang.
"Sepertinya kekuatan nya adalah memotong. Apakah itu angin atau dimensi? Apapun itu aku harus melindungi Habil.."
"Mari kita buat semua ini menjadi lebih jelas. Menyerah lah sekarang juga atau kalian berdua akan terluka.."
"....."
"...."
"Aku sudah memperingatkan, ok.?"
Cuuuut!
Mizu mulai menarik tangan Habil untuk berlari bersamanya. Angin yang berkumpul tadi tercabik-cabik sampai lenyap tak dapat melindungi mereka lagi.
Amenokatai
"?" agen ini mendengar ada suara hujan yang sangat kencang mendatangi. Awalnya ia santai tapi melihat titik air hujan yang berbelok arah masuk ke bawah atap bangunan memaksa nya menghindar secara panik.
"Jadi kekuatanmu adalah mengendalikan hujan ya. Itu akan berguna buat negara.." pria itu mengibaskan lengannya ke depan melempar sayatan angin.
Bats!?
Mizu terkena tepat di kaki membuatnya terjatuh. Sayatan tadi cuma menabrak nya saja.
"K-kak---ugh!!" Habil yang mencemaskan Mizu tak menyangka kalau dirinya juga kena serang. Sayatan angin menghantam bocah satu itu dan mementalkannya jauh.
""Habil!"
"Kau nampaknya akan merepotkan.." awan malam terpotong di atas kepala Mizu menjatuhkan hembusan angin yang begitu kuat.
Buuuressst!!?
Kejatuhan gelombang itu mampu menggeser mobil yang terparkir di dekat mereka. Membayangkan orang terkena hal semacam itu saja secara langsung akan menyeramkan.
"......"
"Umm.."
"Hooh~kau tambah cepat aja, sobat.."
Ibrahim datang tepat waktu untuk menolong Mizu.
"Senpai..?"
"Aku tidak mengira mereka akan mengirimmu, Az.."
"Yo~!"
"Senpai, hidungmu berdarah.."
"Ya. Karena aku maju menarikmu keluar dari gelombang tadi.."
"Gomennasai. Gara-gara Mizu.."
"Kau tak salah. Yang salah itu dia.."
"Aku cuma bekerja. Dan sampai kapan kau mau begitu, Ibrahim?"
"?" Mizu.
Ibrahim meletakkan Mizu di dekat Habil tak sadarkan diri.
"Jangan jauh-jauh darinya.."
Ibrahim beranjak dari hadapan Mizu ke Az.
"Kau bisa saja menyerangku tadi selama kami ngobrol.."
"Ha.."
"Sudah berapa lama? 1 tahun.."
"Kurang lebih.." seringai AZ.
"".......""
Bottle Holer
Layer-shift : Forced
Draasssssh!?
Dua serangan saling beradu di jalur lurus, angin terdorong ke samping bersama kaki mereka berdua yang terseret mundur.
"Uuuh.."
Serangan mereka seimbang satu sama lain sehingga bersamaan terpental mundur. "!" Ibrahim langsung mengayunkan cepat tangannya ke bawah tanah menjatuhkan gelombang hantam transparan di atas kepala Az.
"...." Az yang mengetahui betul cara bertarung Ibrahim itu hanya diam ditempat, lalu mengangkat jarinya membentuk gunting.
"Cut!"
Gelombang yang siap menghantam nya tadi mendadak terpotong oleh sayatan angin kepunyaan Az.
"Ib, kau harus mencari cara lain karena kekuatanmu itu tak akan berguna di hadapanku. Aku adalah lawan alamimu!"
"......"
Iron Slasher
Az menembak menggunakan jarinya mengincar tepat ke wajah. Ibrahim menghindari itu walau sambil terkejut.
"Ini lebih cepat..!"
"Apa kau terkejut? Kita memang sering latihan bersama tapi sekarang kita bukanlah rekan maupun teman. Aku tidak perlu menahan diri lagi. Jujur aku ingin membawamu pulang tapi Orang Atas bilang mereka tak butuh kemampuan mu itu lagi.."
"Maafkan aku, sobat.."
"!"
Az maju sangat cepat mendekati dirinya sehingga jarak mereka tersisa 5 meter saja.
"Gawat. Aku masuk ke jangkauan seranga--"
The Death of Bird
... SLASH!!
"! Senpai!!?"
Badan Ibrahim disayat dari segala arah hingga ia tertutupi warna merah.
"Hah, ha.."
"Ia menguatkan diri dengan auracome sehingga meminimalkan dampak serangan ku. Tapi itu.." Az siap menyerang lagi, apalagi Ibrahim telah masuk ke dalam jangkauan kekuatan nya.
"Cu---?"
"Huuuuuupsss!?" Ibrahim menarik nafasnya panjang sekali menyimpan oksigen.
Layer-shift : The Dead Place
DEDEG!!
"Apa---? Kepalaku pusing sekali..! Udara disekitar... Hilang?"
Run..
Ibrahim berlari diwaktu yang sama memanfaatkan keterkejutan Az. Susahnya bernafas membuat agen itu menjadi panik ia siap mundur tapi tidak ada tenaga. Satu-satunya cara untuk menang adalah menyerang Ibrahim lebih dulu.
"K-kurang aja--"
Bottle Holer
Az menembakkan serangan yang mampu melubangi kayu..step, Ibrahim melompat kecil ke samping nya menghindari serangan serta mengorbankan daging bahu kirinya terkoyak. Di 1 meter jarak keduanya Ibrahim mengehentikan teknik yang menghilangkan oksigen agar bisa mengendalikan kekuatan background.
"Haaaargh!"
Crasssh!
"S-senpai!?" Mizu cemas karena serangan terakhir itu mengenai tepat muka Ibrahim... Tetapi itu kurang untuk menghentikan nya. Mengabaikan sebelah mata yang buta Ibrahim menarik background angin yang ada disampingnya untuk menetap ditempat Az sehingga agen itu tak bisa bergerak kemana-mana.
Dengan begini Az tidak mampu menggerakkan kedua tangannya lagi. Ibrahim memaksakan tangan kirinya yang terluka parah itu untuk terangkat, menyatukan dengan sisi kanan yang mengarah ke tengah menarik 2 gelombang angin ke tempat Az.
"Ibrahim!!"
Layer-shift : Hurter Wind
CRASH!!?
Az remuk tepat ditengah-tengah kumpulan angin yang menghantamnya sangat keras. Suara tulang patah dapat terdengar jelas. Ketika tubuh agen itu terkapar di atas jalan itu tanda bila Ibrahim memenangkan pertarungan tersebut.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top