part 3

Malam harinya jam setengah 11. Mobil yang dikendarai oleh Ibrahim melaju dibawah derasnya hujan disekitarnya. Biasanya orang-orang bakal berhenti akibat hujan yang begitu deras tetapi tidak dengan Ibrahim.

"Apa ada yang mengikuti?" tanya Ibrahim ke Habil yang duduk ditengah tempat duduk kedua.

Bocah itu menjawab dengan gelengan.

"Ini membuatku tak nyaman hati.." bisik Freed.

Mobil mereka terus melaju hingga sampai di daerah Monas. 200 meter sebelum mereka sampai Habil mendadak memberitahukan bila ada pergerakan di sekitaran Monas. Ibrahim melambatkan mobil nya.

"Ada apa?"

"B-banyak sekali.."

"Berapa!?" bentak Freed lagi.

"Gak tahu. 20?"

"Mizu, hilangkan hujannya.." pinta Ibrahim.

Gadis dengan cosplay seragam serafuku ini memejamkan matanya berkonsentrasi untuk menghilangkan hujan yang dia buat.

"Aku tidak melihat siapapun.." Freed.

[Auracome Awarsness]

Ibrahim seketika menyebarkan aura nya untuk mendeteksi keberadaan seseorang.
"Habil benar. Aku bisa merasakan banyak orang berkumpul di depan Monas.."

"Tapi tidak ada siapapun. Sialan. Mereka memakai apa sih?"

"Dulu sebelum keluar dari pemerintahan aku sempat mendengar soal mereka yang mengembangkan alat transparan sehingga membuat siapapun tak bisa dilihat. Mungkin itu yang mereka gunakan.."

"Damn. Aku ingin menghancurkannya tetapi itu juga akan menarik perhatian orang yang lewat.."

"Kalian siap. Aku akan tancap gas dan masuk ke dalam selimut transparan ini. Mizu, siapkan hujan es.."

"HM.."

Bruum!

"Falia, kau juga siap-siap.." Freed sudah siap membuka pintu dibelakang

Bruum!

"Mizu, apapun yang terjadi di dalam sana nantinya. Aku tidak akan bisa melindungimu seutuhnya.."

"Tak apa, senpai. Saya akan berusaha sebisa mungkin melindungi diri sendiri.."

"......."

Bruum! BRUUUUM!!?

Mobil mereka memasuki semacam selimut aura. Sesuatu yang menyambut kedatangan mereka pertama kali adalah barikade dari sebuah mobil. Ibrahim tahu itu tapi tetap tancap gas demi menabrak beberapa orang yang bersembunyi dibelakang nya.

Bruak?! Akkh!

Beberapa orang yang bersembunyi dan menjaga jarak dibelakang barikade mobil tak menduga kalau mobilnya terdorong paksa menghantam mereka. Alhasil 2 orang sudah dilumpuhkan.

"Maju! Maju!" orang yang mengenakan rompi dengan pangkat memerintahkan anggota yang lain untuk mendekati mobil Mizu dan lainnya. 2 dari mereka mencoba memecahkan kaca yang ada di belakang namun..

Crasssh!?

Sarung pedang tiba-tiba saja mencuat dari dalam mobil menghantam orang yang ingin memecahkan tadi. Freed langsung saja membuka pintu mobil dan menendangnya, itu membuat orang yang paling depan terpukul ke belakang mengenai rekannya. Freed melesat cepat dari depan keduanya dan membuat keduanya pingsan dalam hitungan detik.

"Waaah~banyak juga disini.." Freed menghitung ada 10, bisa lebih.

Ibrahim keluar dari mobil juga. "Pastikan kau tidak membuang waktu. Di sini waktu terbatas.."

"I know!"
"Habil. Apa ada yang perlu aku waspadai?"

"Tunggu bentar.." Habil memejamkan matanya, mencari tahu siapa yang memiliki kekuatan. "Tidak ada, kak!"

"Heh. Sedikit mengecewakan.."

Freed mengikat ganggang pedangnya bersama sarung agar tak terlepas sebelum maju. Orang-orang berompi segera mengangkat senjata api mereka (peluru karet). Tentu mereka memberikan peringatan terlebih dulu sebelum menembak Freed.

Juuttzz---!

"K-kenapa aku tak bisa bergerak--arg!" satu dari mereka dihantam sarung pedang Freed karena lambat menembak.

Freed melanjutkan aksinya menghantamkan sarung pedangnya ke orang berompi hingga mereka semua dikalahkan.

"Terimakasih bantuannya.." cetusnya ke Falia. Gadis itu mengangguk lemah.

Ibrahim, Habil dan Mizu yang menuju ke Monas dihentikan oleh anggota yang memiliki pangkat dan 2 rekannya.

"Berhenti. Ini peringatan terakhir dariku atau kau akan terluka..!"

Ibrahim memperhatikan bila senjata yang dipakai anggota itu terlihat sangat canggih. Mungkinkah itu bisa menenbakk laser.

"Jangan pikir kalian ditangkap tanpa terluka. Bila terpaksa aku akan membuat kalian cacat disini!"

"Apa itu tak berbahaya? Seingatku kalian membutuhkan 'kami'?"

"Benar. Tapi tidak seperti sebelumnya sekarang pemerintah memiliki Pengguna Kekuatan yang dapat menyembuhkan... Seutuhnya!"

"Haha. Itu berita buruk! Sial.."
"Mizu, kau bawa pergi Habil ketika aku mengalihkan perhatiannya.." bisik Ibrahim pelan.

"......"

"......"
"... Sekarang!" Ibrahim mengangkat tangannya ke depan disaat bersamaan ketiga agen menembak senjata laser mereka.

Shoot..!

Tiga laser mengarah ke Ibrahim. Kekuatan supernatural lelaki ini membelokkan cahaya itu ke atas sesaat tangannya terayun ke atas melewati kepala. "!"

"Kekuatan seperti apa itu?"

Layer-shift : Force

Tangan kiri Ibrahim mengibas ke samping disaat bersamaan ada gelombang angin menghantam ketiga agen hingga terkapar di atas tanah.
































Sementara itu Habil dan Mizu hampir sampai di pintu masuk Monas. "?" Mizu melihat ada bayangan seseorang menunggu kedatangan mereka.

"Aku tak mengira akan bertemu dengan Ibrahim lagi, heh. Takdir menemukan kami.."

"Siapa?"

Seorang lelaki berkemeja putih serta jas kerja lengkap dengan dasi berdiri disamping pintu masuk Monas.

"Apa kau anak buah Ibrahim? Katakan apa masih suka tidur sambil bersandar di jendela?"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top