part 2
"Berhenti ditempat!" ancam agen pemerintah pelindung Nona Provinsi (Bagas) dengan senapan apinya.
Pada saat Bais telah memasuki wilayah pegawai (sudah jam pulang) lelaki ini bertemu dengan kelompok Mina.
Tidak cuma Bagas saja tetapi agen yang lainnya juga berdatangan, beberapa polisi pun ikutan karena berhasil selamat dari kembang api Alvin.
"Huuup.." Bais nampak masih tenang, dia menyempatkan diri untuk menghisap rokoknya. "Apa kalian cuma menonton tadi selama aku mengalahkan teman-teman kalian?" tanyanya.
Bais menghembuskan asap rokok yang tidak menghilang-hilang walau angin di pelabuhan bisa dikatakan kuat.
"Dia ada dari data anggota Buitenzorg. Kekuatannya masih belum diketahui tetapi dia mampu mengendalikan asap.."
"Bagas, apa perintahmu?" tanya rekannya.
"Kita harus mengancam nya selama mungkin sampai nona Mina sampai.."
"Nona kemana?"
"Beliau masih dibelakang. Berjaga-jaga kalau kembang api seperti tadi ditembakkan lagi.."
"I-ini gak baik deh.."
"Hm?"
"Sebelum pergi aku menulis surat warisan.."
"Dia mengaktifkan dead flag kami semua. Sialan.." batin Bagas agak kesal.
"..kalian sudah selesai berbincang nya? Huu."
"Bersiap..!" berteriak Bagas.
"TEMBAK.."
Dor! Dor!
Dor! Dor!
Mereka semua mulai menarik pelatuk masing-masing, menghujani tubuh Bais dengan timah panas. "...."
"!?"
"Yang benar saja? Dia beneran manusia'kan?"
"Apa kekuatan supernatural membuat seseorang menjadi monster..?"
Apa yang disaksikan para polisi ini adalah sesuatu yang diluar nalar. Bais yang seharusnya sudah dipastikan mati, berdiri seperti hantu dengan kondisi tubuh dipenuhi lubang habis tembakan.
"Ternyata kalian cuma menonton aja tanpa mencoba mencari jawaban.." seringai Bais bersama tubuhnya yang kembali seperti semula.
"A-aaaaaa?!?"
Dor! Dor!
Para polisi yang panik kembali menarik pelatuknya kecuali Bagas dan temannya. Bais membiarkan mereka mengenai badannya karena semua percobaan itu percuma. Sampai peluru mereka habis.
"My turn.."
Bais menghisap rokoknya hingga habis setengah lebih.
"...dor!" Bagas menembak tiba-tiba.
Itu dihindari oleh Bais.
"??"
Perokok Keras : Gelombang Pembunuh
Asap rokok dalam jumlah besar keluar lewat mulut Bais. Itu terbesar ke segala arah sampai langit, menutup pandangan semua orang. Beberapa polisi yang sudah panik mencoba untuk kabur tapi asap rokok milik Bais menyusul dengan cepat sehingga memerangkap mereka.
"Tutup hidungmu.." beritahu Bagas.
"Uhuk, uhuk! Akh!"
"A-aku tidak bisa bernafas, akh!?”
Aaaaaaaaarrrrhh!!??
Mereka semua batuk dan berteriak penuh kesakitan. Bayangkan saja dirimu terjebak di kumpulan asap rokok yang tak mampu menghilang.
Uhuk, uhuk..
Bagas dan temannya berhasil keluar dari asap rokok walau sempat menghirup. Itu pun cuma sedikit---
Dor!
"Akh!"
"Sandi!?"
Sesaat mereka berdua keluar Bais langsung menembak. Dan kini cuma menyisakan Bagas.
"Hebat juga kau bisa keluar. Apa kau perokok juga?"
"H-hah, hah.."
"Heh.." Bais mengangkat senapannya ke wajah Bagas.
"K-kekuatanmu.."
"Hm? Ada apa dengan kekuatanku?"
"Aku tahu... Apa rahasianya."
"Oh?"
"Setiap kali kau menghisap rokok tubuhmu akan berubah menjadi asap sehingga tidak bisa disentuh tetapi ketika aku menembakmu tadi, kau menghindarinya. Jadi aku berpikir kau hanya bisa bertahan dan menyerang di satu momen saja. Kelemahannya adalah ketika kau menyerang, kau bisa diserang..!"
"... Lalu? Jika kau mengetahui nya apa akan ada perubahan?"
"...."
"Kau akan kutembak disini dan mati.."
"Ya.." sahut Bagas pelan. "Memang manusia biasa seperti ku tidak akan pernah bisa mengalahkan Pengguna Kekuatan sepertimu. Tapi nona ku bisa,"
"... Terimakasih atas informasinya, kak Bagas!"
"!"
Speaker kecil yang terpasang di telinga Bagas tiba-tiba menyala dan mengeluarkan suara Mina.
"Anj!ng---!"
Dor....pts?!
Tembakan Bais tiba-tiba saja terpantul ke tempat berbeda setelah benda transparan mirip kaca itu menghalangi.
"Benda apa it--KICK!!"
Dimensi Kaca
Kaca kecil ini mendadak bertambah besar dan mengeluarkan sepasang kaki yang menendang muka Bais dengan keras. Hidung lelaki itu terasa patah dan giginya mengeluarkan darah.
"Mina.." kaget Bagas karena gadis itu tiba-tiba saja muncul dari ketiadaan.
Bagi orang normal mungkin tidak bisa melihat seperti apa kaca Mina.
"Apa dia baru saja keluar dari kaca sekecil tadi..?" Bais mengusap darah yang keluar dari mulutnya dan langsung bangun.
"Jadi kau adalah Tuan Provinsi baru. Mungkin akan kubilang Nona Provinsi saja. Ternyata kau cuma seorang bocah ingusan.."
"Hm.." Mina membalas ejekan Bais dengan senyuman, dan entah kenapa itu membuat Bais marah. Mungkin karena dia terkena tendangan di awal-awal tadi.
"Bocah sialan..!"
Perokok Keras : Gelombang Pembunuh
"!"
Bagas dan Mina terperangkap di dalam asap yang sama.
"Tak peduli sekuat apapun dia. Penguasa Provinsi tetaplah manusia---shine?
Cahaya apa itu?"
Di dalam asap yang memerangkap lawan, Bais tiba-tiba saja melihat kedipan cahaya kecil di dalamnya.
"Apa it---UHGH!?"
Asap yang sama tiba-tiba memerangkap Bagus juga.
"Apa aku terlalu dekat? Tidak. Asap ini tiba-tiba saja muncul entah darimana. Ini punyaku? Bagaimana bisa??"
Uhuk, uhuk!!
Diseberang ada Bagas dan Mina yang menutupi hidung mereka menggunakan kain basah.
"Kak Bagas, diam saja..."
"Nona..!"
"Anj!ng. Terpaksa aku hilangkan..ctek!"
Bais menjentikkan jarinya membuat asap rokok menghilang dengan cepat---
---Run!
Mina sudah berlari ke hadapan lawannya sembari membawa stungun.
"Ug.." Bais menghindari stungun Mina di detik-detik terakhir. Lelaki tidak akan sempat menghisap rokoknya maka dari itu dia beralih ke senapan api.
"Mati kau, bocah... Dor!?"
"....!" Mina mengangkat telapaknya ke hadapan Bais, cukup untuk bisa dilihat oleh lelaki itu. Telapaknya tiba-tiba saja mengeluarkan kilatan kecil yang mana memunculkan cermin kaca yang menelan peluru timah Bais.
Cuma butuh 1 detik saja untuk peluru itu keluar kembali namun berbalik ke Bais.
"Urgh---!" Bais kena tembakan tepat disamping lehernya. Ia seketika memegangi bagian yang terluka sambil melawan kesadarannya sendiri.
"B-bagai..mana---"
Bruk!
Mina diam sementara waktu untuk beristirahat sejenak sebelum bangun kembali. Di depannya baru saja datang Alvin serta Shema.
Bersuara Mina. "Rambut coklat, badan penuh tato dan buku ungu. Nama kakak pasti Alvin.."
"Dan kau....adalah bocah yang mengalahkan Jones. Jangan harap aku akan mengampuni mu walau kau bersujud!"
"Ahaha. Kak Jones juga bilang hal yang sama sebelum masuk penjara.."
"Bocah sialan!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top