Epilog
Pesawat yang ditumpangi oleh Falia serta Mizu akhirnya mendarat di Aceh. Kedatangan keduanya seketika disambut ramah oleh organisasi rahasia yang mengurus perihal kekuatan supernatural disana.
Pemuda-pemudi berbaris rapi sesaat dua gadis ini turun. Pasalnya mereka memakai jet pribadi milik Nona Provinsi---Mina.
""Selamat datang di Aceh.."" mereka menhebsks kemeja putih rapi dengan jas hijau muda-tua dilapisan luar.
Seorang kakek tua berjalan dari belakang dan memotong barisan. Umurnya mungkin sekitaran 70 ke atas, dengan ekspresi tenang penuh kewibawaan. Dialah Tetua Provinsi Aceh.
"Aku ucapkan selamat datang juga di Aceh.."
"Terimakasih atas sambutannya, pak.." menunduk hormat Mizu, diikuti Falia.
Mereka mengikuti Tetua Provinsi ke ruangan VIP atau pribadi yang ada di bandara. Berbagai macam snack dan kue telah tersedia di atas meja, seperti molen dan bakwan. Untuk minuman ada susu dan teh.
Tetua memulia topik terlebih dulu.
"Aku sudah mendengarnya dari Mina beberapa saat lalu dia menelepon ku.."
"Benarkah? Syukurlah dia tak apa.." lega Mizu. Gadis ini sempat tak enak hati karena harus meninggalkan masalah yang di urus oleh orang yang baru saja dia kenal.
"Ya. Mina baik-baik saja. Walaupun terlihat seperti masih anak-anak Mina menurutku bisa dikatakan cukup kuat. Jadi kau tidak perlu khawatir. Yang lebih penting mari kita bahas inti percakapan.."
"...."
"..."
Tetua Provinsi menatap Falia.
"Untuk masalah mu mungkin akan sangat merepotkan, Falia. Aku bisa saja membantumu menghilangkan kekuatan itu dan kau kembali menjalani kehidupan normal mu. Tapi di masa depan nanti pasti akan terjadi hal yang sama yaitu kau diculik lagi dan mendapatkan kekuatan supernatural.."
"A-apa pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa?"
"Untuk saat ini opsi pemerintah sangatlah terbatas. Kekuatan---Kode Nama bisa terbilang sangat baru di Indonesia jadi pemerintahan membutuhkan waktu lama untuk 'terbiasa'. Terlebih lebih ada kehidupan lainnya di 'sebelah'.." di akhir perkataan Tetua melirik Mizu.
"Yang bapak mau bilang semuanya akan terulang kembali? Apa saya tidak bisa lepas dari semua ini??"
"....."
"Tidak..adil." Falia menahan tangisnya.
"Tetua Provinsi.." panggil Mizu tiba-tiba. "Bagaimana dengan PTC?"
"Kau mengetahui itu juga? Hmp~. Pemberontak memang beda.."
"Mizu, itu apa?"
"Prosedur Titik Cegah atau PTC adalah tindakan yang baru-baru ini dibuat oleh pemerintahan, yang mana memungkinkan bagi orang sepertimu dapat hidup seperti normal kembali. Tetapi.." berhenti Mizu sejenak.
"Tetapi ada persyaratannya.." Tetua Provinsi melanjutkan. "Pemerintah akan menghapus ingatan serta kekuatanmu. Kau juga akan dilindungi dari balik-balik bayangan seperti ROAR. Tetapi sebagai gantinya nanti kau harus ikut ambil bagian apabila suatu hari nanti di Indonesia terjadi masalah besar yang berhubungan dengan supernatural."
"Mudahnya seperti ini. Kau akan amnesia sesuai tenggat waktu yang diinginkan oleh pemerintah Indonesia.."
"Bisa tahun depan dan bulan selanjutnya... Atau bisa saja besok. Hanya ini yang bisa aku tawarkan kepadamu buat saat ini."
"A-aku.." Falia mulai berpikir.
Brrrt..!
HP Nokia yang ada di kantong Tetua Provinsi tiba-tiba saja bergetar dan berbunyi nada panggilan.
"Ya. Ini saya.."
"Baiklah. Akan aku sampaikan.."
"Mizu, kakakmu datang.." cetus Tetua Provinsi.
"Eh? Hika-nii!??"
Seorang lelaki berambut hitam pekat seragam sekolah putih dengan blazer hitam kantor ada menunggu di lorong bandara. Ia membalas SMS seseorang sebelum beralih ke adik perempuannya yang memanggil.
"Hikari-nii..!" panggil Mizu. Gadis itu akhirnya bisa tersenyum dengan tenang setelah bertemu dengan orang yang ia sayangi.
"Bagaimana keadaanmu? Tidak cacat'kan?"
"Ugh. Hikari-nii nggak bisa di ajak reunian...-_-"
"....." Hikari hanya memasang muka datarnya.
"Aku tak apa kok.." jawab Mizu dengan malas.
"Baguslah. Karena setelah ini kau ikut aku menjalankan misi.."
"Misi lagi? Padahal aku baru selesai menyelesaikan tugas Ibrahim-senpai.
Oh ya. Hika-nii, bagaimana keadaan senpai?"
"Ibrahim? Dia lagi disembuhkan. Seminggu lagi mungkin dia bekerja lagi.."
"U-uh. Pembimbing Cry tak ada ampun.."
"..Mizu!"
"?"
Falia memanggil namanya membuat Mizu menoleh.
"Aku akan menerima syarat PTC. Untuk sekarang ini aku belum siap dengan kehidupan seperti yang kau miliki. Tapi suatu hari nanti pasti bisa.."
"Aku percaya kau pasti bisa. Jaga dirimu ya.."
"Itu harusnya kalimatku. Kau yang harus jaga diri.."
Smile, smile..
Keduanya berpamitan dengan Mizu ikut dengan kakaknya sementara Falia ke pemerintahan.
"Hikari-nii, misi kita apa? Tidak biasanya pembimbing menyatukan aku dan Hikari-nii.."
"Misi nya adalah melindungi Riza.."
"!?" mendengar itu Mizu terkejut bukan main.
"Aku dengar dari pembimbing kalau ada pergerakan dari orang yang menciptakan ROAR, yang ingin menculik Riza dan membangkitkan Kode Nama nya. Riza tanpa ingatan adalah hal sangat menguntungkan bagi mereka.."
"...."
"Hm? Kenapa kau mendadak diam? Apa kau takut sama Riza??"
"Eh? Kagak kok.."
Mizu tersenyum. "Aku senang bisa bertemu dengan kak Riza.."
"Kali ini giliran kita yang bertindak.."
"Hai.."
"Sebelum itu kau harus masuk kuliah dulu.."
"Eh?"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top