Arc 4 : Pertarungan Manggar

Alat Kode Nama Alvin disebut dengan Batallion Worse Work. Itu adalah buku sihir yang dapat menyegel kerusakan dari suatu akibat yang pernah terjadi di dunia nyata. Seperti kebakaran dan lainnya.

Worsed Firework

Buku Alvin mengeluarkan lebih banyak kembang api lagi yang memiliki efek ledakan yang sangat mematikan. Bahkan ada pernah kasus dimana warga meninggal akibat hal ini.

Shoot..!

Salah satu tembakan mengarah ke Mina yang baru saja keluar dari dalam mobil.

Palmthrow

Gadis muda ini mendorong kembang api kembali ke tempat Alvin. "!" orangnya terkejut melihat tembakannya kembali dengan sangat cepat.

Huussss...

Bais menghembuskan asap dari rokok yang dihisap nya, menciptakan objek tajam yang menusuk kembang api ke atas dan meledak.

"Sepertinya ada yang menunggu kita disana.." datar Ruf.

"Semoga saja dia adalah orang yang mengalahkan Jones.." Alvin tambah bersemangat.

Kapal mereka akhirnya berlabuh di pelabuhan, bagian depan menabrak pembatas laut dan Alvin seolah tak peduli. Dia benar-benar keluar habis-habisan malam ini.

"Bais. Ruf. Kalian kalahkan siapapun yang ada disini.." perintah Shema langsung.

"Kalau begitu aku percayakan bos pada ketua.." Ruf turun yang pertama.
"Aku tak yakin bos butuh perlindungan dari ketua.." ikut turun Bais.

Bais adalah seorang lelaki berambut ungu muda gaya landak yang suka merokok, ia memakai sweater ungu tua yang berlapis blazer hitam pakaian formal, celana panjang hitam dan sepasang sarung tangan.

Kelompok Polisi Khusus yang berhasil berlindung dari kembang api Alvin mulai keluar merasa serangan yang sama tidak akan datang lagi. Mereka bergerak cepat menghalangi jalan Bais.

"Berhenti ditempat mu! Bergerak maka kami akan menembak tanpa kompromi.."

"Haaa. Kenapa polisi baik seperti kalian harus mati ya.." gumamnya.

"?"

Asap rokok yang dikeluarkan oleh lelaki ini diluar nalar karena begitu banyak hingga menutupi langit.

"Berhenti atau aku tembak!" ancam pemimpin kelompok, tetapi Bais meneruskannya.
"Anj!ng! Door!?"

Polisi itu tiba-tiba saja menembak karena terbawa emosi. Tembakan nya melubangi bahu Bais. Namun perlahan luka Bais menutup karena seluruh badannya telah menjadi asap.

"K-kapten, asapnya..!"
"Apa!?

Asap yang berada di atas langit perlahan jatuh dalam slow motion sebelum seperti hujan.

Aaaaarrrg!

"Apa ini? Kenapa sakitnya seperti dilempar batu!?"

Huuuzuzuzuzuzuzu!

Kelompok polisi terkapar dengan luka-luka memar di sekujur tubuh mereka.

Sementara itu nasib kelompok polisi lainnya juga sama. Mereka dikalahkan oleh Ruf seorang diri. Wajar saja karena manusia biasa melawan Pengguna Kekuatan.

"U-h.." seorang polisi terlihat masih sadar.

Ruf mengeluarkan pistol dari saku belakang kirinya untuk ia gunakan.

Ptss!

Namun tiba-tiba saja ada peluru tertembak tepat disebelah kakinya, disaat bersamaan radio komunikasi milik polisi yang masih sadar ini menyala.

"Itu peringatan dariku..." ucap penembak jitu yang bersembunyi.

Ruf menyimpan pistolnya kembali lalu menghadap ke tempat dimana penembak jitu berada. Posisinya terlihat jelas---orangnya bahkan tak ada niatan bersembunyi... Dan itu adalah sebuah kesalahan besar.

"Staples??"

Ruf mengeluarkan staples dan menekan benda itu.

"...... AKH!?" keduanya bisa mendengar penembak jitu berteriak tiba-tiba.

"Apa yang orang ini perbua---"

Tap!

Aaaaaakkjhh!?!

Staples yang digunakan oleh Ruf bukan benda sembarangan karena cara kerjanya mirip seperti lampu ajaib. Setiap kali benda itu ditekan akan memberikan 2 efek kepada target dan Ruf bisa gunakan kepada dirinya sendiri.

Dor!
Tap?!
Tang!?

Terdengar ada seseorang baru saja menarik pelatuk. Ruf yang merupakan target hanya diam membiarkan perisai tak terlihat melindunginya.

"Kak Rio meleset?" tanya Nola bersembunyi dibelakang agen laki-laki yang bersamanya.

"Tidak. Ada sesuatu yang melindungi Pengguna Kekuatan ini.."

"Begitu.." Nola berjalan ke depan Rio.
"Baiklah kalau begitu... Dash!

"!" Ruf sempat terkejut melihat kecepatan gadis berambut pink itu, ia tidak jadi menggunakan staples beralih untuk menembaki lawan.

Dor, dor!
... Roseee!

Peluru yang mendarat di tubuh Nola mendadak menjadi kelopak bunga mawar.

?

Nola sudah sampai di hadapan musuhnya. Gadis ini adalah ahli beladiri amatiran walaupun begitu ia tetap memaksa Ruf untuk bertahan.

"Aku yakin kau tidak bisa menggunakan staples ajaib itu selama aku menghalangi.."

"......"

Ruf masih menghindari setiap pukulan dan tendangan Nola. Walaupun ada momen dimana ia bisa menggunakannya Nola mengalihkan perhatiannya dengan terus berbicara. Ini mungkin terlihat biasa-biasa saja tapi seseorang yang bisa berkelahi sambil bicara itu bukanlah seorang amatiran. Apalagi dengan kecepatan Nola.

Fist!

Ruf berhasil menghindari tinju Nola satu itu dan membuat jarak di antara mereka berdua.

"Ini dia---!" pada saat Ruf ingin mengaktifkan staples nya, Rio menembaknya.

Tang!

Peluru itu kembali terpantul oleh perisai tak terlihat.

"Makasih, kak.." ucap Nola.

"Staples itu.." Rio.

"?"

"Kau membutuhkan momen untuk membuatnya aktif'kan? Dan juga kurasa itu tidak bisa digunakan kepada subjek yang bergerak.." tebak Rio.

"Eh, benarkah itu?"

"Hanya itu alasan kenapa kau dan aku tidak terluka sampai sekarang ini. Dan juga Nola teruslah bergerak jangan berhenti sampai 3 detik atau orang ini akan mensteples mu.."

"Ahaha. Itu lucu, kak.."
" ...."
"I-itu tidak lucu, ya..?"

Tap!

"!?"

CRAK!?

Sebilah pisau mendadak mencuat keluar dari tenggorokan Rio.

"KAK!!?"

"Padahal kau sudah menjelaskan nya tapi kau sendiri yang diam.."

"S-sial---" Rio terjatuh seraya memegangi tenggorokannya yang mengeluarkan banyak darah.

"Aaaaaa!" teriak Nola ke hadapan Ruf. Gadis itu berhasil mendaratkan pukulannya ke perut sang lawan.

Akan tetapi itu sesuai niatan Ruf yang memaksa Nola berdiam ditempatnya selama beberapa detik.

Tap!

Kesadaran Nola seketika menghilang ditambah Ruf menendang perut gadis itu dan menjatuhkannya.

"Lawanku disini hanya seorang agen biasa dan bocah.."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top