20
Hal pertama yang dilakukan pangeran Barrack saat melihat kedatangan raja dan penyihir Flynn yang terlalu pintas itu adalah berdiri di depan Flora, seperti tengah membelanya. Raja hanya menatap aksi itu dengan tatapan datar, seolah meminta penjelasan dari pangeran Barrack.
"Flora tidak bersalah!" sahut pangeran Barrack dengan tegas, "dan dia bukanlah penyusup yang memiliki niat jahat."
Raja yang mendengarkan itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak setuju. "Salah atau tidak pun, adalah salah membawanya sampai kemari, Barrack."
"Tidak. Flora tidak pantas digantung mati. Dia tidak tahu apapun."
"Barrack, kesalahanmu adalah meninggalkan istana. Kau tahu itu," ujar raja.
"Pangeran," lirih Flora di belakang pangeran.
Rasanya dia ingin menegur pangeran Barrack yang menyanggah ucapan raja, tetapi ini menyangkut hidup dan matinya dan pangeran Barrack sedang membelanya mati-matian.
"Tetap di belakangku!" pinta pangeran yang membuat langkah kaki yang hendak maju, terhenti seketika.
"Barrack, aku melakukan ini untukmu dan untuk kerajaan ini," ucap raja.
Lagi-lagi pangeran Barrack membantah, "Dengan membunuh Flora sebelum dia mati di tangan Archellia? Itu egois, Ayah."
Saat ini, Flora merenungi semua ucapan raja padanya semula. Raja berniat mengurungnya dan menggantung Flora agar Flora menjadi korban kutukan pangeran Barrack yang mati bukan karena penyihir Archellia menyerap energi kehidupannya.
"Bukankah dia pasangan jiwamu? Dia tidak akan mati semudah itu!"
"Tangan Flora sudah terluka cukup parah setelah energi kehidupannya terambil sedikit. Tidak mungkin dia tidak akan mati semudah itu!"
Penyihir Flynn berdeham, membuat perselisihan itu terpecah sejenak, "Maafkan kelancangan saya, tapi ada hal lebih penting yang harus diprioritaskan lebih dulu."
Penyihir Flynn menatap ke arah Flora yang sedang kebingungan dengan topik pasangan jiwa. Flora tersentak, sebelum akhirnya pangeran Barrack kembali menutupi Flora dari penyihir Flynn dengan punggungnya.
"Flynn, aku tahu apa yang kau perbuat di belakangku," ucap pangeran Barrack dengan geram.
Penyihir Flynn menatap pangeran Barrack agak lama, sebelum akhirnya dia menolehkan kepalanya ke arah pintu di belakangnya yang tiba-tiba saja terbuka lebar.
Sosok ratu berada di sana dengan latar langit jingga dan matahari yang nyaris tenggelam, namun tidak terlihat jelas karena tertutup oleh bangunan-bangunan kastel yang besar.
"Yang Paduka Raja ..." panggilnya cemas.
"Ratu, tutup pintunya sebelum—"
Terlambat. Serat-serat tanaman Euforose telah menyadari keberadaan Flora. Serat-serat itu berkumpul menjadi satu dan berkumpul menjadi gumpalan tanaman yang tampak sangat kehausan.
Melihat gumpalan tanaman itu bergerak dengan sangat liar dari belakang ratu, raja tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menghampiri ratu. Namun penyihir Flynn sudah memberikan sihir khusus pada raja agar beliau tidak mampu bergerak.
"Flynn! Apa yang kau lakukan?! Ratu dalam bahaya!"
Manik emerald hijau milik penyihir Flynn menatap raja dengan tatapan datar, lalu penyihir Flynn berbalik untuk memeriksa keadaan pangeran Barrack dan Flora. Pangeran telah mengeluarkan pedang yang selalu bertengger di pinggangnya, bersiap-siap melawan apapun yang akan menyerang dirinya dan Flora.
"Flynn! Lepaskan aku!" pinta raja dengan sangat geram.
"Maafkan saya, raja," gumam penyihir Flynn sambil menatap lurus ke arah ratu yang masih berada di depan pintu. "Maafkan saya karena merahasiakan hal ini dari Yang Mulia Raja."
Raja yang sebenarnya sedang murka itu langsung memucat hebat.
"Ratu, masuklah dan segera tutup pintunya!" Raja memberikan instruksi
Ratu yang berada di pintu jalur rahasia langsung melangkah masuk ke dalam jalur rahasia dengan pelan.
Manik matanya berubah menjadi hijau. Pelan-pelan, semuanya berubah. Mulai dari bentuk wajah, pakaian ratu sampai dengan suaranya. Rambut hitamnya juga berubah menjadi warna pirang, mirip dengan sosok yang dilihat oleh Flora saat moment seseorang menyerang mereka hingga menyebabkan tewasnya Frank.
"Ah, kau menyadarinya, Flynn?" tanya sosok itu sambil tertawa sinis. "Kukira kau masih bodoh dan payah."
"Tentu saja tidak, Archellia." Penyihir Flynn tersenyum mengejek. "Aku tidak terpilih menjadi penyihir kerajaan secara kebetulan."
Raja yang menyaksikan semua perubahan ratu menjadi sosok Archellia sukses terbungkam. Sementara pangeran Barrack menurunkan pedangnya dan menatap sosok Ibu-nya dengan sorot tak percaya.
"Ibu ... mengapa?" tanya pangeran Barrack tak percaya.
"Kau bertanya, Barrack-ku? Kau bertanya mengapa Ibu-mu melakukan ini, sayang?" Penyihir Archellia tertawa kecil. "Karena aku adalah Archellia, penyihir terbaik di dunia ini."
"Di mana Ibuku?"
"Ibumu?" tanya penyihir Archellia, yang sebenarnya lebih ke pertanyaan balik untuk memancing emosi pangeran Barrack. Hasilnya, dia berhasil membuat pangeran Barrack menggertakkan giginya geram.
"Di mana Ibuku?!" ulang pangeran Barrack sambil mengangkat pedangnya kembali.
"Kau lupa apa yang kau lakukan pada Ibumu, Barrack?" tanya penyihir Archellia dengan nada yang sangat mengintimidasi. "Kau menjadikan ratu sebagai makanan pembukaku, ingat? Kau memperlihatkan wajahmu pada ratu setelah kita melakukan persepakatan, ingat? Dia makanan pertamaku."
"Archellia, cukup sampai di sana," sahut penyihir Flynn.
Flora bisa menyaksikan dari belakang, bahwa punggung pangeran Barrack yang melindunginya saat ini tengah rapuh. Meski tidak bisa melihat bagaimana ekspresi pangeran saat ini, dia tahu bahwa pangeran sangat terpukul.
"Barrack, oh, Barrack ... Kau masih sangat lugu dan polos seperti dulu." Penyihir Archellia tertawa lagi, sangat terdengar mengejek dan sebenarnya Flora benar-benar tidak menyukainya.
"Archellia, kau ..."
Ucapan raja tertahan. Dia mulai mengingat semua kenangannya bersama ratu selama ini. Rasanya sulit dipercaya mengingat bahwa kutukan pangeran Barrack sudah hampir terjadi selama tujuh tahun sejak dia berumur sebelas tahun. Jika pangeran Barrack tidak sengaja mengutuk ratu yang asli, bukankah itu artinya selama tujuh tahun raja menghabiskan waktunya bersama dengan penyihir Archellia di sampingnya?
"Archellia ... mengapa kau melakukan ini?"
Penyihir Archellia menatap raja dengan tatapan dingin, tidak peduli. Sejujurnya, dia juga tidak peduli dengan semua momen palsu yang dibuatnya untuk tetap menjaga identitasnya sebagai seorang ratu, Ratu di kerajaan Kabut.
"Aku menginginkan segalanya. Kekuatan dan seisi kerajaan ini ..."
Penyihir Archellia menatap ke arah Flora dengan tatapan kelaparan. Kali ini, tanpa dihalangi pangeran, Flora memilih menyembunyikan diri. Manik hijau milik kedua penyihir itu sama-sama mengerikan, tetapi penyihir yang bernama Archellia itu jauh lebih mengerikan. Flora takut padanya.
"Karena aku berbaik hati, akan kubuka segel ingatan kalian, sebelum kalian mati di tanganku."
Penyihir Archellia menjentikkan jari, membuat raja meluncur turun menjadi posisi duduk, seperti baru saja melihat sesuatu dan masih tidak dapat menerima ingatan yang baru saja didapatkannya kembali.
Sedangkan pangeran Barrack tiba-tiba saja menurunkan pedangnya. Segera saja pangeran Barrack berbalik ke belakang, menatap ke arah Flora yang menatap pangeran Barrack dengan cemas.
"Flora ... kau kembali?"
Penyihir Flynn menginterupsi mereka, di saat Flora kebingungan dan pangeran Barrack yang perasaannya campur aduk setelah melihat Flora. Ingatannya telah kembali.
"Flora, sebentar."
Penyihir Flynn juga ikut menjentikkan jarinya, membuat pikiran Flora tiba-tiba saja dipenuhi oleh ratusan gambar terpisah yang tiba-tiba menyatu menjadi sepotong cerita pendek yang membawanya pada masa lalu.
Kejadian yang menimpa mereka, tujuh tahun yang lalu, di kerajaan Kabut.
Tbc
29 Mei 2018
a/n
Lol. BOOM DUAR.
Bukankah ini sangat lucu, manteman? Jawab "Iya" wkwkwk.
Setelah satu chapter flashback, lalu chapter anu, dan anu akhirnya Cindyana memberikan pengumuman, bahwa ending cerita ini benar-benar sudah dekat.
Kalau kalian mau tahu, aku nulis chapter ini sambil ketawa-ketawa gajelas, karena pada akhirnya aku tidak mengubah cerita ini sama sekali. Which mean, 3 alternatif ending yang aku siapkan buat Mizaph tidak akan terpakai sama sekali. Hahaha.
Lolol. Kalau kalian tidak menyadari clue yang kuberikan sama sekali, silakan baca pov 3 sisi ratu sekali lagi, oke? Aku tidak tiba-tiba saat memikirkan kalau ratu akan menjadi dia. Wkwkw.
Apakah ada yang menemukan plothole untuk membantuku revisi gede nanti? Kalau kalian menemukannya, jangan malu-malu buat komen, karena akan kuterima dengan senang dan bahagia.
Dan akhir kata dari paus, apa kalian menyukai kejutanku yang satu ini? Hihihi.
Yash, aku siapin hadiah ini buat kalian. Semoga suka <3
Next update besok ya, kawan <3
Cindyana akan segera pergi tidur agar tidak tahu soal complain di komen. Bubay <3
Lol lope-nya udah 3, bung. Kalian pasti nyadar dong ya kalo aku seneng. Wkwkwkw.
Cindyana
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top