08
Beberapa saat setelah pengawal membawa Flora kembali ke penjara ...
"Bolehkah aku membuat permintaan?" tanya Pangeran Barrack tanpa menoleh ke raja.
Raja dan ratu menoleh secara bersamaan ke arah putra mereka yang tiba-tiba membuka suara setelah menyaksikan kepergian Flora yang menyedihkan itu. Menyedihkan karena Flora nyaris diseret karena tidak kunjung berdiri dan melangkah mengikuti mereka.
"Lagi?" tanya raja dari singgasana.
"Sudah berapa kali kau membuat permintaan dari semalam?" tanya ratu, terlihat sama keberatannya dengan sang raja.
Pangeran Barrack diam di tempatnya.
"Kau terlalu memanjakan penyusup yang satu itu," ucap sang raja sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Barrack, dengar. Kadang orang bisa berlaku tidak tahu diri saat kita sudah memberinya satu hal. Jangan biarkan anak itu begitu."
"Itu benar, Barrack," jawab ratu, tetap tenang.
"Kita akan bicarakan ini saat makan malam nanti." Raja berdiri lebih dulu, yang membuat ratu dan pangeran Barrack juga langsung ikut berdiri. "Barrack, pikirkan kondisimu."
"Baiklah, Yang Mulia." Pangeran membungkuk penuh hormat.
Raja dan ratu berjalan keluar dari ruangan yang luas dan tinggi itu. Pengawal mengikuti dari belakang, mereka akan mengikuti mereka berjalan sampai batas pribadi yang mereka tahu tidak boleh dilewati.
Beberapa pengawal masih menunggu Pangeran Barrack untuk keluar agar mereka bisa mengikuti. Saat pangeran mulai melangkah, mereka bersiap-siap bergerak. Ada beberapa pengawal yang menutup pintu raksasa itu, lalu menyusul pangeran yang berjalan. Namun tampaknya pangeran bukan sedang ingin berjalan ke kamarnya.
"Cukup sampai di sini. Aku akan ke halaman belakang kerajaan."
Pengawal membungkuk hormat, lalu berhenti melangkah dan mengikuti. Sampai Pangeran Barrack menghilang di perbelokan, barulah mereka berjalan lagi.
"Ada apa dengan pangeran?" tanya pengawal bertubuh pendek.
Pengawal yang agak kurus itu mengangkat bahu--walaupun baju besi yang dipakainya sangat berat. "Pangeran jarang meminta permintaan sebanyak itu."
"Permintaan?"
"Oh. Kau tidak ikut mengawas ya, semalam?" Pengawal kurus itu mengangguk bangga. "Jadi ternyata, penyusup itu tidak sengaja melihat wajah pangeran. Dia keluar dari jalur rahasia tepat saat pangeran sedang sendirian."
"Wah, dia penyusup yang sial," gumam pengawal pendek. "Eh, tunggu. Bukankah jalur rahasia--"
"Ya, bagian itu masih menjadi misteri. Tidak ada yang tahu bagaimana caranya dia keluar dari sana. Kemarin kami sudah memeriksa, jalur itu sudah tertutup, tidak jauh dari jalan masuk."
"Lalu, tentang permintaan?"
Pengawal kurus itu tampak tersadar bahwa topik intinya telah terlompat jauh.
"Kemarin saat kami menempatkan penyusup itu di ruang tahanan bawah tanah, pangeran membuat permintaan pada raja agar memindahkan penyusup itu ke ruang tahanan lain." Pengawal kurus itu mencoba berpikir lagi. "Lalu pangeran meminta pelayan membersihkan luka karena serat Euforose tanpa boleh diketahui si penyusup."
"Huh? Pangeran meminta hal seperti itu?"
"Iya!"
"Lalu, lalu?"
"Lalu pangeran ..."
Ucapan pengawal kurus itu terhenti saat melihat pangeran bertopeng perak bersandar di tembok dari kejauhan, menatap lurus kepada mereka.
Pangeran Barrack sedaritadi ikut mendengar perbincangan tentang dirinya sendiri!
"A-astaga pangeran."
Suara mereka memelan, nyali mereka juga tertelan oleh tatapan dingin dari pangeran. Apalagi saat pangeran sendiri yang memutuskan untuk melangkah mendekati mereka.
Mereka masih membungkuk, kali ini lebih kepada tunduk takut dan siap menerima apapun hukuman yang mungkin mereka dapatkan.
"Bilang pada Penyihir Flynn, aku ingin bertemu dengannya nanti malam. Jangan biarkan raja tahu."
Mereka berdua terdiam.
"Kalau raja tahu, aku yang akan memenggal kedua kepala kalian," ucapnya dingin.
Setelah itu Pangeran Barrack pergi dari hadapan mereka berdua. Kali ini, benar-benar pergi.
Mereka berdua pun harus menguras pikiran mereka untuk menyampaikan pesan pada Penyihir Flynn, penyihir kepercayaan kerajaan yang ruangannya sulit untuk dijangkau oleh mereka yang bukan bagian dari kerajaan.
Sedangkan Pangeran Barrack berjalan lurus, mengikuti memori yang ada di pikirannya untuk menjangkau halaman kerajaan yang letaknya tidak jauh lagi.
Saat sampai di halaman belakang kerajaan, Pangeran Barrack melepas topeng peraknya.
Hanya di sanalah dia bisa melepas topeng itu sesuka hatinya. Tidak ada yang mengunjungi tempat itu, terkecuali dirinya. Tapi itu biasanya, karena kemarin Flora keluar dari pintu jalur rahasia itu di saat dia berpikir untuk menghadapi Penyihir Archellia langsung.
Flora muncul seolah hendak menghentikannya. Dari sekian banyak hari yang berlalu di halaman belakang itu, dari sekian pintu yang ada di sana, di hari yang sama, Flora keluar dari pintu yang paling mustahil.
Semuanya terjadi, sekebetulan itu.
Mungkin ini yang dinamakan ....
Pikiran Pangeran Barrack terhenti saat dilihatnya ada sosok yang bersembunyi di balik pohon, di balik semak-semak dan di manapun tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat persembunyian.
Pangeran Barrack tidak mengeluarkan pedangnya ataupun mencoba mencari tahu siapa yang bersembunyi. Karena ia tahu bahwa itu adalah ...
"Flora ... Kenapa kau bisa ada di mana-mana?"
Sosok itu akhirnya menampakan diri. Jumlahnya lebih dari satu, dan semuanya adalah Flora, dengan pakaian yang manis.
Senyumannya juga ....
Pangeran Barrack sudah melihat ilusi ini sejak pertama kalinya ia bertemu dengan Flora kemarin. Dia tidak tahu apakah ini sebuah pengalaman yang menyenangkan atau malah menyedihkan.
Karena Pangeran Barrack tahu, Flora tidak akan menatapnya sehangat itu. Di ingatannya tentang Flora, gadis itu hampir selalu memperlihatkan sorot ketakutan dan kebencian yang dalam.
Terkecuali saat pertama kali mereka bertemu, Flora menyapanya dengan hangat.
Hanya sebentar, karena saat Pangeran Barrack melihat serat tanaman Euforose bergerak liar, dia mengeluarkan pedangnya dan mengacungkannya di depan batang hidung Flora, membuatnya ketakutan.
Niat sebenarnya hanya agar Flora tidak banyak bergerak, karena seingatnya, semua serat tanaman Euforose di kerajaan ini telah dijinakkan oleh Penyihir Flynn. Dan Euforose mempunyai karakteristik yang akan semakin liar jika mangsa mencoba kabur.
Flora-Flora di depannya masih tertawa kecil dan menatapnya riang. Lalu, mereka berhenti tersenyum dan mendongak ke arah langit.
Pertama, Pangeran Barrack akan bertanya tentang apa maksud ilusi ini. Kedua ...
Pangeran Barrack mendongak menatap ke arah yang sama dengan mereka.
Lalu menemukan ada banyak serat tanaman Euforose yang menjalar dari bawah, pelan-pelan menuju jendela paling tinggi di kastel itu.
Dan tentu saja Pangeran Barrack tidak melupakan permintaannya pada raja untuk memindahkan Flora di ruang tahanan paling tinggi.
Dia mengincar Flora, itu yang Pangeran Barrack tahu.
tbc
10 Mei 2018
a/n
Guys, ingat yak, besok aku nggak update. Ujian UAS lab. Maklumin yak.
Dan untuk sabtu juga, aku masih ujian. Aku gatau bisa update Aqua di hari minggu atau engga, aku ragu banget dan aku nggak janji, lho, ya. Jadi jangan ditunggu.
Last but not least, let me tell you again.
Cerita ini belum final alias belum fix. Ini masih draft kotor dan belum dikembangin.
World buildingnya masih kacau dan mungkin kalian bakal heran dengan beberapa penjelasan (misalnya penjelasan tentang bentuk kastelnya, atau bentuk bangunan, atau mungkin deskripsi ruang tahanan) deskripsi tempat lainnya.
Aku akan revisi saat ... Hm ... Mungkin saat aku nggak sibuk, karena bakal berabe kalo aku langsung revisi pas tamat dan malah anggurin dua ceritaku yang masih belum selesai.
Bisa jadi saat aqua, revive, LFS 2-5 selesai atau mungkin sejalan dengan LFS 2. Gatau, masih abu-abu pokoknya ini.
But I really want u all to enjoy this story even I haven't done my revise. Jadi tolong kasih tau aku, apa yang harus aku tambahin di sini agar kalian bisa lebih menikmati cerita ini?
Jangan jawab tambah keromantisannya, kusemprot kalian satu-satu.
Mungkin aku harus tambah narasinya? Atau apa? Kasih sarannya yaa!
Plus buat yang ngatain ini partnya sedikit, iya ini emang sedikit. Kisaran 800-1000 kata aja. Mohon maklum ini ketiknya begitu kelar langsung publish.
Ok, this one is real last before we meet again at monday. Aku sayang kalian!
-Cindyana
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top