Chapter 18
"Penuh sekali ya ?," ujar Sarada saat mereka sampai distasiun. Mitsuki cuma mengangguk dan masuk kedalam kereta yang penuh sesak itu. Warga Konoha memang suka berpergian saat weekend, terutama pada hari minggu. Membuat kendaraan umum terutama kereta penuh sesak.
Itulah yang sekarang dialami oleh Sarada dan Mitsuki. Hampir saja mereka berpisah di dalam kereta. Untungnya mereka saling bergandengan tangan, sehingga tak terpisah.
"Hah~ hampir saja," gumam Sarada lega, setelah mereka sampai di stasiun. Ia melihat papan nama stasiun di hadapannya.
"Oto," ucapnya.
"Hn. Kita di Kota Oto," timpal Mitsuki saat menangkap kebingungan di wajah Sarada.
"Oh benar juga ! Ketua dulu berasal dari Oto ya ? Aku baru ingat !," Sarada tertawa kecil. Sementara Mitsuki tak terlalu menanggapinya. Merasa sedang di cuekkan, Sarada memutar otaknya untuk mencairkan suasana. Senyumnya mengembang saat menemukan ide yang menurutnya bagus.
"Nee, ketua ! Bagaimana jika makan crepe dulu ? Aku sedang ingin makan itu," ajak Sarada bersemangat. Mitsuki sejenak berpikir. Ia mengangguk.
"Baiklah," jawabnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sarada dan Mitsuki memasuki kedai penjual crepe dan ice cream. Setelah membeli crepe mereka lalu duduk di tempat yang telah disedikan disana.
"Kau kelihatan senang sekali ya ?," Sarada tersedak crepe yang ia makan saat mendengar perkataan Mitsuki.
"Ke-ketua juga kelihatannya senang. Ketua punya ayah yang sangat menyayangi ketua kan !? Itu kata kakak ketua tadi,"ujar Sarada. "Dia sangat menyayangimu kan !?," lanjut Sarada.
"...,"
Hening tak ada jawaban dari Mitsuki. Dia hanya memandang crepe yang berada di tangannya. Tanpa berniat menyentuhnya sedikitpun. Hal itu membuat Sarada agak bersalah.
'Gawat !,'
Puk.
"Sudah-sudah. Jangan terlalu memikirkannya. Gomen ne. Ayo kita makan crepe-nya !," hibur Sarada. Tanpa menjawab. Mitsuki mulai memakan crepe di tangannya. Wajah Sarada tanpa sadar memerah saat memperhatikannya makan.
'Eh, ini kesempatanku untuk ciuman tidak langsung, kan ? '
"Ehmm...nee, ketua. Crepemu kelihatannya enak. Boleh aku minta ?,"
'Crepenya sudah habis !?'
Kaget Sarada. Ia terkejut, saat menyadari crepe milik Mitsuki sudah habis dalam waktu singkat // kayaknya dia doyan nih 😅 //
Seperti tak kehabisan ide. Ia kini kembali menawari Mitsuki crepe miliknya.
"Ka-kalau begitu, mau coba crepe milikku ?,"tawar Sarada. Mitsuki memutar posisinya menghadap Sarada. Membuat Sarada gugup. Ia mendekat dan mengambil sedikit cream di pipi Sarada.
"Kalau begitu, aku ambil ini darimu," ucapnya sambil menjilat cream di jarinya.
Blush!!
Spontan, wajah Sarada memerah drastis melihatnya.
'Kyyyaaa!!!!,' jeritnya dalam hati.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kita sudah sampai," ucap Mitsuki. Mata Sarada membulat, saat melihat sesuatu di depannya. Bukan sebuah rumah, mansion ataupun apartement. Melainkan, sebuah komplek pemakaman besar. Yap, kalian tak salah baca, dan tak ada masalah pada mata kalian. Yah, pemakaman.
"Apa otou-san mu sudah meninggal ?," tanya Sarada hati-hati. Takut melukai perasaan Mitsuki.
"Seperti yang kau lihat," jawabnya saat sampai di depan sebuah makam, lengkap dengan batu nisan diatasnya.
"Tadaima, Otou-san," ujarnya di depan makam itu. Ia lalu menyatukan kedua tangannya. Berdoa untuk sang ayah. Setelah selesai, ia berdiri.
"Uchiha-san. Ayo pu--," kalimatnya terhenti saat melihat Sarada ikut berdoa di depan makam itu.
"Uchiha-san...," gumam Mitsuki lirih. Sarada berdiri dan menghadap Mitsuki.
"Ketua--,"
"Uchiha-san...sebenarnya ayahku meninggal 3 bulan sebelum aku pindah ke Konoha. Aku sempat menolak untuk pindah karena teringat masa laluku. Tapi...terimah kasi karena telah membuatku merasa nyaman selama di Konoha," ujar Mitsuki. Sarada memegang kedua pundak Mitsuki dan menatapnya lekat.
"Daijoube. Aku akan selalu mendampingimu," ujar Sarada.
"Arigattou,"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Skipp>>
Back to Konoha
Kini Mereka berdua sudah kembali berada di Konoha. Dan kini mereka berdua berada tepat di gerbang Mansion Uchiha, dengan lampang kipas merah putih khas Uchiha.
"Yokatta~ kita sudah pulang," ujar Sarada lega.
"Hn,"
"Arigattou, untuk hari ini. Oh, ada sesuatu untuk ketua," ujarnya sambil memberikan gantungan beruang teddy pada Mitsuki. " maaf jika kau tak suka," ujar Sarada.
"Hn. Tak apa," ujarnya. "Arigattou," lanjutnya.
"Kalau begitu, Aku pergi dulu ya," ujar Sarada.
"Cotto matte, Uchiha-san !," teriak Mitsuki. Secara spontan, Sarada berbalik. Ia menghadap Mitsuki.
"Iya. Ada apa ?," tanyanya.
"Etto...Uch--Sarada !," Mitsuki menggenggam tangan Sarada da meletakkan kedua tangan mungil itu di dada bidangnya.
Deg.
Deg.
Deg.
'Jantung ketua, berdetak kencang,' batin Sarada. Tak sengaja mata mereka bertemu. Manik gold dan manik onyx itu saling memandang, seakan tersirat perasaan yang terpendam diantara mereka.
"Kau tahu. Kau itu selalu mengangguku. Mengikutiku. Dan menceramahiku. Membuatku nyaman berada di dekatmu. Aku tahu kau menyukaiku. Karena itulah...maukah kau menerima perasaanku ?,"
"Huh ?," gumam Sarada tak percaya. Matanya seakan-akan berkaca-kaca. Jantungnya berdetak kencang. Rasanya ia ingin berteriak sekencang-kencangnya saat mendengar ucapan Mitsuki. Namun, saat ia akan menjawab. Ada sesuatu yang mengganjal. Entah apa itu. Membuatnya tak yakin dengan pilihannya.
"Kau...yakin ?," ucapnya.
"Ya. Aku yakin,"
"Maaf. Tapi...aku tak bisa,"
"Nande ? Bukannya kau menginginkannya ?," tanya Mitsuki.
"Iya. Tapi, ada sesuatu yang salah. Dan...aku...aku...tak tahu apa itu," terang Sarada. Jujur ia merasa bersalah saat menolak Mitsuki. Namun, apa daya. Ada sesuatu yang mengganjal dengan perasaannya, membuatnya terpaksa menjawab tidak. Mitsuki menghela nafas kasar.
"Baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu," ujar Mitsuki dingin dan melenggang pergi.
"Ketua...hiks...gomen,"
Tbc...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top