11 | Mimpi

Seperti mimpi.

Ya, aku kemarin bermain bersama anakku, dia bercetoleh tentang sang ayah yang akan mengandung jika mereka saling mengasihi.

Hari ini, tiba-tiba suamiku sudah berada di hadapanku, dengan tubuh yang telah terlilit kain putih.

Air mata ini bahkan telah mengering. Aku hanya bisa menatap wajah damaimu, dengan pandangan kosong.
Orang-orang terus mengucapkan duka cita kepadaku. Satu per satu mereka menyolatimu. Namun, air mataku tak kunjung pula menetes.

"Bunda, kenapa ayah tidur aja dari tadi? Ayah marah sama aku?"

Celotehan polos itulah yang membuat air mataku kembali menetes. Aku memeluk anak semata wayangku dengan erat, mencurahkan segala kesedihanku.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top