1. Prolog

HATI-HATI RANJAU TYPO BERTEBARAN DI MANA-MANA!

HAPPY READING GUYS! JANGAN LUPA DI MASUKKAN DALAM READING LIST, DAN PERPUS KALIAN, YA❤

Bantu PM juga dong! Makasih😃🙏

°°°

Lima belas anak SMA berkumpul di taman sekolah. Sehabis penerimaan raport akhir semester, seperti biasa mereka berkumul kemari. Taman sekolah memang merupakan basecamp bagi 15 anak SMA tersebut. Anggap saja tempat perkumpulan geng mereka.

Banyak hal yang mereka obrolkan. Dari mulai membahas nilai raport masing-masing, sampai berujung liburan. Tempat liburan terbaik mereka bicarakan. Banyak dari mereka yang bingung untuk berlibur ke mana. Ingin dari mereka ya, tempat liburan yang tidak terlalu mainstream.

Guru matematika mereka, bernama Anggi melintas di dekat taman sekolah. Melihat anak didiknya berkumpul, Pak Anggi menghampiri.

"Gak pulang, nak? Udah liburan, loh." begitu ucapnya.

Sejenak 15 siswa itu saling tatap. Bingung ingin menjawab bagaimana. Selang berikutnya, salah satu dari mereka yaitu Yudha menjawab, "Kami semua masih mau nongkrong di sini, Pak. Malas di rumah, gak ada kerjaan."

Lantas, semua teman Yudha mengangguk setuju. Pak Anggi tertawa kecil sembari geleng-geleng kepala. Punggungnya menyender ke tembok. Kedua tangannya bersedekap dada. Beliau berucap, "Kalian ini. Giliran sekolah, mau libur. Giliran libur, maunya di sekolah. Aneh memang."

"Entah, Pak! Tuman!" celetuk Laura, lantas tertawa di susul seluruh temannya.

"Gimana nilai raport kalian? Bagus semua?" tanya Pak Anggi. Posisinya telah berubah. Sekarang ia duduk di salah satu bangku taman yang kosong.

"Oh, so pasti bagus lah, Pak!" jawab Dina, suaranya meninggi drastis. Terdengar sedikit sewot, saat ia menjawab.

"Nilai MTK-nya gimana? Pasti bagus juga dong?" pertanyaan Pak Anggi yang ini, di balas tertawaan para anak didiknya.

"Lumayan lah, Pak." Nafla bersuara pelan. Teringat nilai MTK-nya yang pas-pasan. Setidaknya tuntas.

"Yang bagus nilainya di sini cuma Salsa sama Fadila, doang." sahut Yuni sarkas, sedikit melirik wajah Salsa dan Fadila yang melotot memperingatinya.

"Wah... Enak banget yang dapat nilai 90! Gua iri!" tambah Hafisya, ikut meledek dua temannya yang terkenal pintar di kelas.

Tentu mereka pintar. Salsa juara 3 di kelas XI IPA 2, dan Fadila juara 2. Sedangkan yang juara 1 tidak ada di sini.  Orang yang dimaksud, bukan bagian dari kelompok mereka.

Dwi yang sedari tadi diam, tiba-tiba ikut mengobrol. Bertanya suatu hal yang mampu membuat wajah berseri Pak Anggi menjadi kaku dalam hitungan detik.

"Pak, Ibu Dina ke mana, ya? Kok, udah 3 bulan ini, saya gak lihat beliau di sekolah?"

Tidak ada jawaban dari Pak Anggi atas pertanyaan Dwi mengenai Ibu Dina—kekasihnya itu. Sorot mata beliau saja, berubah haluan. Semula menatap semua muridnya, mendadak menyorot dinding kosong.

"Pak?" Arsy yang aneh dengan ekspresi menegang Pak Anggi, coba memanggil nama beliau berulang kali. "Pak! Pak Anggi!"

"Ah, iya, Nak?"

"Pak Anggi kenapa?" Arsy menatap Pak Anggi penuh selidik. "Bapak kok, melamun? Ada masalah, ya, Pak?"

"Oh, nggak. Gak ada apa-apa." Pak Anggi menggeleng kecil, lalu ia menormalkan ekspresinya ke semula. Dia mengalihkan topik. Bertanya hal lain. "Rencana liburan akhir semester, kalian semua mau ke mana, nih?"

Dengan cepat, Arief menjawab. "Nah, itu dia yang jadi masalahnya! Kami ngumpul di sini, ngebahas pasal liburan nanti, Pak."

Naufal mengangguk. "Iya, Pak. Kami bingung, mau liburan ke mana. Pengennya cari destinasi tempat liburan yang anti mainstream."

"Eum, Bapak tau, Nak, tempat destinasi yang anti mainstream ada di mana."

"Di mana, Pak?!" tanya mereka bersamaan.

"Di Villa bapak."

Jawaban Pak Anggi, membuat para anak muridnya melongo. Mata mereka semua berkedip-kedip dengan wajah cengo terpasang.

"Emang Bapak punya Villa?" tanya Salsa memastikan.

"Punya, di Kerinci." jawab Pak Anggi tenang. Tidak ada kebohongan yang anak muridnya tangkap, dari raut wajah Pak Anggi. "Kalo kalian mau, kalian bisa berlibur di Villa Bapak. Suasananya juga tenang dan sejuk. Maklum, Villa Bapak ada di tengah-tengah hutan."

Rayki yang duduk di belakang pundak Arief, menepuk bahu sahabatnya itu. "Eh, boleh, tuh! Lumayan dapat tempat nginep, gratis pula."

Di samping Rayki, ada Yoga. Lelaki itu mengangguk setuju saran sahabatnya. "Iya. Suasana Villa Pak Anggi kayaknya tenang. Cocok buat kita yang mau refreshing otak."

Rafi yang sedari tadi hanya menyimak para sahabatnya berdiskusi, bersuara pada Pak Anggi. Ia bertanya, "Kita ke sana pakek apa, Pak? Kalo pakek mobil pribadi, orang tua kami gak boleh. Pasti kami gak di izinkan pergi."

Sorot mata Pak Anggi menoleh kembali pada semua anak didiknya, setelah mendengar keluhan Rafi. "Kalian tenang aja. Gak perlu khawatir. Bapak akan memesankan Bus pribadi untuk kita pergi liburan. Semua biaya, Bapak yang tanggung!"

Terdengar sorak-sorakan sedetik dari ucapan Pak Anggi. Mereka sangat bahagia mendengar tawaran Pak Anggi. Sangat menggiurkan. Apa lagi untuk ukuran Siswa 2 SMA yang rata-rata uang mereka berasal dari orang tua.

Tetapi, entah mengapa perasaan Fadila tak enak. Pasalnya, selama Fadila mengenal Pak Anggi, ia jarang berbaik hati. Sampai rela menanggung semua biaya pula. Pasti akan menghabiskan banyak uang.

"Eh, Sal! Lu ngerasa ada yang aneh, gak?" Fadila berbisik tepat di telinga Salsa.

"Aneh gimana maksudnya?"

"Itu loh, Pak Anggi. Baik banget dia, mau nanggung biaya liburan kita."

"Yaelah, kan, cuma nanggung biaya Bus." bola mata Salsa berputar malas.

"Tapi, kan, tetap aja ngeluarin uang. Mesan Bus Pribadi, dananya juga lumayan besar, Sal."

Napas Salsa berhembus panjang. Salsa menatap sahabatnya itu, dengan wajah malas. "Fadila, listen to me. Lu jangan suka seudzhon sama orang. Syukur-syukur Pak Anggi mau nanggung biaya liburan kita. Lu itu harusnya terima kasih, bukannya berpikiran buruk.

Celotehan panjang lebar dari Salsa barusan, tak lagi Fadila tanggapi. Ia lebih memilih diam menyimak diskusi para sahabatnya mengenai rencana liburan besok. Fadila berusaha sekeras mungkin untuk menghilangi pikiran buruknya. Tetap, hatinya tak bisa berbohong. Sekeras apa pun usahanya, Fadila masih merasakan perasaan tidak enak mengenai rencana liburan ini.

°°°

Bersambung...

Gimana? Menurut kalian, bagus gak? Komennya dong, sangat berarti banget😊❤. Votenya juga jangan lupa... Dan bantu PM yak!

Btw, KERINCI itu daerah di PROVINSI JAMBI. Emang banyak kebun teh, namanya "kebun teh kayu aro". Gunungnya namanya Gunung Kerinci. Ada juga gunuh tujuh. Dan danaunya, ada Danau Kaco, Danau Kerinci, dan Danau Gunung Tujuh. Destinasi liburan paling indah di Provinsi Jambi. Kalo mau cari tempat liburan yang indah, saya saranin ke sana aja😊

❤Follow IG Author
Nafla_Cahya08

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top