08. beliung
"Namanya ...," si kakak menggantung katanya, membuat [Name] merasa kesal dan reflek menendang kaki sang kakak dari kolong meja.
"Gausah gitu, deh!"
"Ck, ah, iya-iya. Namanya Beliung."
[Your Older Brother] memegang kakinya yang masih terasa sakit akibat tendangan dari adik perempuannya tadi. Sedangkan si bungsu hanya memakan camilan sambil memerhatikan mereka.
"Maksudnya ... kak Beliung yang itu?" tanya [Name]. Si kakak mengangguk sebagai jawaban, dia membenarkan posisi duduknya terlebih dahulu sebelum memberi penjelasan lebih lanjut pada adiknya.
"Kamu inget, kan? Dia yang nyelamatin kamu pas kamu kebawa arus sungai. Kalo gak ada Beliung yang nolong waktu itu, pasti sekarang kita udah kehilangan kamu, [Name]."
Lalu? Apa hubungannya dengan ayah dan Solar? [Name] tak paham. Lagipula, kenapa Beliung ingin menghancurkan rumah tangga [Name]? Setahu [Name], Beliung itu salah satu laki-laki baik yang pernah ia kenal.
Apalagi, saat di hari pernikahan Solar dan dia, Beliung yang paling berisik dan terlihat sangat bahagia atas pernikahan mereka. Apa itu hanya topeng? Apa sebenarnya Beliung tak suka dengan pernikahan mereka?
Astaga, kak Beliung.
Si sulung menghela napas panjang, ia menyandarkan tubuhnya ke kursi sambil melirik [Name] yang masih kebingungan.
"Kamu tau sendiri, kan? Beliung itu sahabat kakak dari jaman SMA, dia selalu merhatiin kamu juga dari SMA. Dia pernah bilang ke kakak kalo dia suka sama kamu, padahal waktu itu kamu masih kelas 2 SMP dan kakak sama Beliung kelas 1 SMA ...,"
Sang kakak sedikit memberi jeda pada ucapannya,
"Tapi kakak gak tau kalo ternyata sampe kamu kuliah pun dia masih naro perasaan. Kakak kira waktu itu cuma cinta monyet. Dulu kakak sering liat dia cemburu kalo kamu deket sama sepupu-sepupu jauhnya, alias Solar sama enam kakaknya."
[Name] menaikkan sebelah alisnya tak mengerti, ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada sambil menatap tajam ke depan.
"Terus hubungannya sama ini apa? Kok bisa ayah sampe nurut gitu kalo kak Beliung memang biang keroknya."
"Itu ... permintaannya setelah nyelamatin kamu. Ayah ngerasa gak enak sama Beliung kalo gak ngebalas kebaikannya. Padahal Beliung udah bilang kalo ga perlu dibalas. Tapi ayah tetap maksa ngotot mau balas, jadi akhirnya ...."
"... Akhirnya kak Beliung bilang pengen sama aku, gitu, ya?"
"Kurang lebih gitu. Dia minta restu ayah kalo misal kalian berdua jadian atau sampe ke jenjang pernikahan. Tapi nyatanya dia udah di duluin sama Solar. Ayah jadi enggak enak sama Beliung, padahal Beliung itu gak maksa dan gak masalah kamu mau sama siapapun."
"Terus kenapa ayah ngasih restu buat hubunganku sama Solar?"
"Soalnya kamu keliatan bahagia banget bisa hidup bareng Solar, [Name]. Ayah jadi gak bisa buat gak ngasih restu ke kalian. Bagi ayah kan, kebahagiaan kita itu kebahagiaan dia juga."
Aduh, [Name] benar-benar tak paham. Kenapa jadi seperti ini, sih? Ayahnya memaksa Solar menceraikannya agar dia bisa menikah dengan Beliung, gitu? Jadi ayahnya tak memiliki utang lagi pada Beliung.
Astaga.
"Mau gimanapun juga, sebenarnya ini bukan salah Beliung juga. Beliung waktu itu bilang kalo, 'semisal aku sama [name] bisa bareng, tolong kasih restu, ya!' bukan berarti Beliung maksa ayah buat nyatuin mereka. Kan Beliung bilang cuma semisal."
"Tapi ayah malah jadi maksa buat nyatuin aku sama kak Beliung karena rasa gak enak hati, kan? Karena rasa ada utang dengan kak Beliung, kan?"
Si sulung mengangguk. "Makanya, ayah waktu itu bingung banget. Mau ngasih kamu ke Solar atau Beliung."
"... Ayah pikir aku barang???"
Kakaknya itu tertawa mendengar ucapan adik perempuannya, namun tak lama wajahnya kembali datar dan serius lagi.
"Ya kalo disuruh bandingin Solar sama Beliung juga, sih, Beliung yang lebih banyak effort dibanding Solar. Karena mau gimana juga, Beliung yang liat kamu duluan, Beliung yang kenal kamu duluan, Beliung yang pdkt duluan, Beliung yang selalu jadi ojol dadakan buat kamu, Beliung yang nyelamatin kamu."
"Eh tapi kamu nikahnya sama Solar, HAHAHA, Beliung nangis kejer tau pas dapet undangan nikahanmu dari aku."
Aduh, [Name] kan jadi tak enak dengan Beliung. Apalagi selama ini dia tak sadar jika Beliung menaruh perasaan pada dirinya.
"... Aku mau ketemu kak Beliung, deh."
"JANGAN WOY, MAKIN PANJANG NANTI MASALAHNYA. BELIUNG ENGGA TAU APA-APA SOAL AYAH MAKSA SOLAR BUAT CERAIIN KAMU BIAR KAMU BISA SAMA DIA."
Nah, loh, ngegasnya keluar.
❛❛Hitam putih berlalu, janji kita menunggu, tapi kita tak mampu. Seribu satu cara kita lewati tuk dapatkan semua jawaban ini.❜❜
Solar melihat rumah yang cukup besar di depannya, setelah tadi ia berbicara dengan ayah dari istrinya, akhirnya ia mendapat sedikit pencerahan untuk keluar dari masalah ini.
Matanya tertuju pada barisan alas kaki di teras rumah. Tak ada alas kaki milik saudara iparnya disitu, menandakan jikalau mereka berdua sudah kembali ke rumah mereka.
Dengan ragu, Solar menggenggam gagang pintu dan membukanya. Hal pertama yang ia lihat begitu masuk adalah istrinya tengah duduk di salah satu anak tangga sambil menatap ke arahnya.
"[Name] ...?"
"Aku udah tau semuanya, Solar. Sekarang ayo kita omongin masalah ini baik-baik."
Solar membelalakan matanya kaget, dari mana istrinya ini tahu? Apa dari kedua iparnya tadi yang berkunjung kesini? Iya, pasti itu.
"Aku juga udah mutusin, mau gimana nanti, aku mau cerai sama kamu atau kita mohon-mohon ke ayah."
Terlambat, tak usah meminta mohon pada pria tua itu. Karena Solar sudah lebih dahulu melakukannya sampai berlutut di depan pria tua yang menjadi bapak mertuanya itu.
"[Name], kita omongin ini setelah aku ganti baju, ya? Kasih aku waktu dulu buat ganti baju." Astaga, saking begitu semangatnya, [Name] sampai lupa jikalau sang suami baru saja sampai rumah.
"Iya. Setelah itu kita lurusin semuanya."
Sekarang, detak jantung Solar berdetak lebih cepat dari biasanya. Bukan kena serangan jantung atau baper karena [Name]. Tapi dirinya takut karena setelah setahun dia diam saja, istrinya ini akhirnya tahu sendiri, dan hari ini mereka akan membahasnya.
"... Kita bahas dari kak Beliung, dulu, ya?"
❛❛Tak habis pikir, kau tega seperti ini. Meninggalkan aku tanpa suatu kepastian.❜❜
______
JIAAAKHHH BELIUNG MASUK TIBA-TIBA
iya, orang itu tuh Beliung. Jadi singkatnya ayahnya nem maksa solar ceraiin nem biar nem bisa sama beliung, jadi bapaknya gak perlu ada rasa punya utang lagi, deh.
okeee see u minggu depan
Harusnya minggu ini chap 09. solar udah ke publish tp krn jumat kemarin aku ada kegiatan dan blum slesai juga bab 09 ini, jdi yh see u mingdep!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top