The Day
As I stand here before my woman
I can't fight back the tears in my eyes
Oh, how could I be so lucky
I must've done something right
And I promise to love her for the rest of my life
.
.
.
"Okinawa?" tanya Neji tak percaya, seorang Uzumaki Naruto yang katanya seorang pebisnis handal lebih memilih resepsi di Okinawa. dan takkan banyak yang di undang di pernikahan mereka.
"Ayah setuju." ucap Hiashi, pasalnya ia juga tidak ingin jika pernikahan puterinya terlalu dihebohkan oleh publik mengingat siapa seorang Uzumaki Naruto. "Hanya kerabat dan teman dekat saja. Karena terlalu banyak kamera akan mengurangi berkat dari acara pernikahan kalian."
Naruto tersenyum senang saat Hiashi sudah menyetujui semuanya, dua hari lagi mereka akan terbang ke Okinawa. Chapel at Eines Villa di Nozze akan menjadi saksi Naruto mengikrakan janjinya di depan Tuhan.
"Ku rasa kau orang yang pelit, bukan tidak mungkin dengan uangmu kau bisa membuat pesta yang cukup mengegerkan negeri ini, tapi kau sungguh pelit. Hanya sebuah resort?" Neji mendecih tak percaya, ia masih saja kesal tentang respsi sederhana pernikahan adiknya.
"Aku tidak keberatan, Nii-san." Tangan Lembut Hinata mengusap pelan punggung tangan Naruto yang sejak tadi menggenggamnya.
"Lagi pula aku tidak mau menghabiskan uang hanya dengan hal-hal tidak perlu. Pernikahan bukan tentang seberapa megah resepsinya, tapi tentang sebuah ikatan, yang terpenting adalah janji yang akan kami ikrarkan nanti dihadapn Tuhan tak kami langgar. Bahwa Aku dan Naruto takkan berpisah kecuali maut yang memisahkan."
Hati Naruto menghangat mendengar ucapan Hinata, jika saja tidak ada Hiashi di sini Naruto sudah pasti takkan segan mengecup bibir Hinata yang sudah melontarkan kata manis itu.
Naruto bukannya tak mampu mengadakan resepsi megah dengan trend abad ke 21 ini, tapi ia tahu Hinata tak akan menyukai ini hal seperti itu. Maka dari itu Naruto lebih memilih Okinawa dibanding Tokyo
.
.
.
.
.
.
"Mommy!" Rei langsung berlari melepaskan genggamanya di tangan Sakura,
Hinata memberi sebuah pelukan pada Rei, mengecup pelan pipi Rei. "Rei tampan sekali."
Tuxedo berwarna coklat muda dengan lengkap dengan dasi kupu-kupu membalut tubuh kecil Rei.
"Mommy juga cantik."
"Rei benar." Sakura menatap kagum pada Hinata, dalam baulutan gaun pengantin putih gading Hinata terlihat begitu cantik, Gaun pengantin yang Hinata kenakan bukan gaun yang bisa menyapu lantai seperti kebanyakan orang lan kenakan . "Naruto pasti akan langsung menerkammu, jika melihatmu sekarang ini."
Kekehan ringan mengudara dari mulut Hinata, hari ini di Chapel at Eines Villa Janji suci akan terikrakan.
Hiashi berdehem di ujung pintu, bersiap mengantarkan Hinata ke altar. Naruto sudah menunggunya di sana dengan berjuta perasaan bahagia.
"Ayo." Hiashi mengulurkan tangannya, dengan senyum penuh kebahagian Hinata menerima uluran tangan Hiashi.
Kali ini ia tidak lagi menjadi tanggung jawab Hiashi, kehidupan barunya agar segera dimulai. Saaat janji suci terucap kebahagiaan menunggunya, kehidupan sesungguhnya sebagai seorang wanita.
Karena kita telah jatuh cinta dengan ribuan cara. Kita saling mencintai, terbuai hingga apapun yang kita lihat dan kita dengar terdengar indah.
"Aku bersedia." Hinata menjawab dengan tegas saat Pastur bertanya.
Ketika Pastur meresmikan hubungan mereka, sorak kebahagian tak dapat dihindari. Lonceng gereja berdenting seolah sedang menebarkan kebahagiaan ke setiap penjuru.
Naruto menarik Hinata kedalam dekapannya, mengecup pelan kening Hinata. "Terimakasih."
Hinata mendongak menatap safir Naruto, jemarinya membingkai dagu Naruto. Mengusap pelan sekitar wajah suaminya, yah Kini Naruto sudah resmi menjadi suami Hinata.
Diantara para tamu, Shion duduk dibarisan paling depan. Melemparkan senyum bahagia saat Hinata bersitatap dengannya, masih ada sedikit gurat luka di matanya.
Hinata bisa melihat itu, karena melupakan butuh proses. Ketika para tamu mulai berteriak agar Hinata segera melempar bunga digenggamannya, ia justru mempunyai ide lain.
"Aku takkan melemparkannya." Hinata melepaskan lengan Naruto yang masih melingkar erat di pinggangnya. Berjalan meninggalkan Altar dengan bibir yang terus mengurva. "Aku akan memberikannya untuk seseorang."
Langkah Hinata terhenti di depan Shion, wajah Shion merona.
"Untukmu, kau akan bahagia." Masih dengan senyum tulus yang tak pernah lepas dari wajahnya, Hinata menyerahkan rangkaian bunga itu pada Shion. "Kebahagiaanmu bukan tergantung pada orang lain, kau yang menentukan kebahagiannmu sendiri. Percayalah, kebahagiaan tengah menunggumu."
Shion menerima rangkain bunga dari Hinata, lalu memeluknya erat. "Terimakasih."
Satu tetes air mata lolos begitu saja, rasa haru melingkupi keduanya.
"Kau juga, semoga kau dan Naruto selalu dikelilingi kebahagiaan."
"Aku bukan pria sempurna, apalagi pria romantis yang mampu merangkai banyak kata puitis." suara Naruto tiba-tiba saja menyita atensi para tamu. Denting piano mulai memenuhi sudut gereja, menjadi pengantar saat Naruto memulai ucapannya.
Hinata menatap Naruto, Shion mendengus geli melihat bagaimana sikap Naruto yang tak seperti biasanya. Pria itu tengah mencoba melakukan yang terbaik di hari penuh sejarah ini.
"Aku takkan pernah menjanjikan banyak hal, karena pria sejati takkan pernah banyak mengucapkan janji mani. Tapi percayalah, Uzumaki Hinata."
Jantung Hinata berdegup kencang saat Naruto mengucapkan namanya, Uzumaki Hinata bukan lagi Hyuuga Hinata. Perasaan hangat menyusup menyelimuti hatinya.
"Bahwa aku, Uzumaki Naruto. Hanya akan membuatmu bahagia dengan caraku, takkan meninggalkanmu apapun yang terjadi. Untuk Ibu dari anak-anakku nantinya, aku hanya ingin mengingatkanmu satu hal. Jangan pernah ragu menegurku, jika aku melakukan kesalahan. Karena mulai sekarang kita hidup di atap yang sama menjalin rumah tangga penuh kebahagiaan." Lagu rest of my life, Bruno Mars terlantun. Saat Hinata mulai kembali berjalan ke altar.
Seems like yesterday when she first said "hello"
Funny how time flies when you're in love
It took us a lifetime to find each other
It was worth the wait 'cause I finally found the one
Never in my dreams did I think that this would happen to me
"Terimakasih, telah hadir di kehidupanku." Naruto mengecup bibir Hinata, menariknya semakin dalam pelukannya.
TBC
A/N : Alohaaa holaaaaa, siapa yang nunggu adegan Honeymoon?
#Deshiiiiiggggg
Pendek yah? iya T_T
Gue yg nanya, gue yang jawab yaaa XD
Bingung gue kalo mau bikin ending FF pasti tiba-tiba hilang inspirasi 😐
Tunggu next partnya besok yehh.
Maaf yeh kalo ada kata-kata aneh di sini, apalah daya diriku yang tak mampu merangkai kata.
Ehmm, numpang promo boleh? Yang lain udah pada promo, masa aku yg kyuuuut gak ikutan promo. 😂😂
Ini aku punya project bareng nanaanayi terus UzumakiAni_ aka Bieber's wife, Rameen sama Kimono'z. FF kolab bareng mereka yang akan dipublish di situs biru FFn.
Yang berekenan nanti tolong mampir memberi kesan dan pesan di karya pertama kami (kolaborasi bareng)
Gak bisa memberi sebuah tulisan yang sempurna memang, tapi semoga bisa menghibur.
//Nama akunnya woyyy..//
Oh iya keasyikan pidato 😂
Sunflower37
👆Silahkan dicari, FF nya nanti publish awal bulan.
Makasih yah Readers emuachh emuaaach 😘😘
Salam Hangat
Selingkuhannya Seunghoon
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top