Maldives

Sejak awal Naruto sudah merencanakannnya, sehari setelah resepsi pernikahannya ia dan Hinata akan langsung terbang ke Maldives.

Tentu saja tidak membawa Rei, karena ini demi kelanjutan The Next Uzumaki yang harus diberdayakan. Memikirkan bagaimana bulan madu mereka membuat Naruto tersenyum sendiri.

Ketika pesawat yang ia tumpangi akan segera lepas landas di
Ibrahim Nasir International Airport, Naruto segera mengusap pipi Hinata.

"Hinata," Ibu jari Naruto menekan-nekan pipi tembam Hinata, berharap Hinata akan terbangun. Tapi Hinata masih tertidur nyenyak di sampingnya, wajar saja mungkin Hinata kelelahan. "Sayang, bangunlah."

Suara Naruto sedikit memberat saat Hinata tak terusik sama sekali, akhirnya sebersit ide muncul di kepala Naruto. Ia mencondongkan kepalanya lalu mengecup bibir Hinata berulang kali, sampai pada akhir dimana Naruto tak bisa menahan diri untuk melumat bibir semerah peach itu.

Satu gigitan di bawah bibir Hinata berhasil mengusik ketenangannya, geraman lemah mengudara alhasil mulut Hinata sedikit terbuka.

Sialnya kesempatan itu tak disia-siakan oleh Naruto, lidahnya begitu saja menerobos mulut Hinata mengecap lebih rasa manis di setiap rongga mulut Hinata.

Amethyst Hinata membulat ketika menyadari jika bibir Naruto sedang menari di atas bibirnya, lidah pria itu begitu antusias menjelajahi mulut Hinata.

"Naruto-kun." cicit Hinata, ia hampir saja kehabisan napas ketika Naruto masih tak mau beranjak dari posisinya. "Shessshak."

Naruto langsung mengangkat kepalanya, tapi sebelum itu iya menyusupkan kepalanya di perpotongan leher Hinata. Mengigit pelan kulit leher Hinata hingga desahan lembut keluar dari mulut Hinata.

"Agar pria di luar sana tahu kalau kau adalah milikku."

Naruto tersenyum melihat kissmark yang baru saja ia bubuhkan di leher jenjang Hinata.

"Mereka pasti tahu, Naruto-kun pasti tidak akan membiarkanku sendiri di sini." Hinata mencubit lengan Naruto yang merayap di belakang kausnya, mengusap pelan perut rata Hinata.

"Aku bahkan tak yakin kita akan menikmati wisata di sini, ketika yang ada di pikiran Naruto-kun hanya ada cara bagaimana membuat perutku terisi dengan copycat mu."

.
.
.
.

Benar saja bukan apa yang Hinata khawatirkan sejak turun dari pesawat itu benar-benar terjadi.

Ia bahkan belum melihat ke seluruh penjuru resort yang mereka datangi, tapi Naruto sudah menguncinya di kamar, tak membiarkannya keluar kamar satu langkahpun.

Tidak ada lingerie atau pakaian dalam dalam Victoria's secret memang, tapi ini lebih parah.

Sejak dua jam yang lalu tubuhnya sudah tak terbalut satu benang pun di bawah selimut berwarna coklat muda.

Naruto masih bisa bernapas teratur di atas dadanya, rambut pirang yang mencuat itu sedikit membuat geli dagu Hinata. Hembuasan napas hangat suaminya sungguh mengganggu, karena berhembus tepat di atas asset kembar miliknya.

Ketika Hinata akan bangkit mengambil pakaiannya yang tergeletak di bawah ranjang, lengan Naruto sudah menahannya tak membiarkan ia bergerak satu langkahpun.

Tanpa apa-aba mulut hangat Naruto mengecup kuncup merah muda yang sejak tadi sudah menegang. Membuat Hinata mendesah, tangan pria itu pun tak bisa diam meraba bokong sintal Hinata.

"Naruto-kun." Hinata meremas surai Naruto, pria itu masih sibuk menggulum dengan ketat kuncup merah muda milik Hinata.

Hinata sedikit kelelahan, pasalnya ia sudah lupa berapa kali ia orgasme sejak dua jam lalu Naruto mengajaknya bergulat, awalnya hanya ajakan mandi bersama.

Karena lelah jika harus berdebat dengan Naruto akhirnya Hinata menurut begitu saja, dan benar saja bukan hanya mandi yang ia lakukan dengan Naruto.

Bahkan Naruto langsung menyemburkan spermanya tanpa foreplay atau semacamnya.

"Sekali lagi boleh?" Naruto mendongak menatap Amethys Hinata yang sepertinya juga sudah tersulut gairah.

Meski lelah karena sudah beberapa kali melakukan aktifitas yang menyita tenaga, tapi pada akhirnta Hinata mengangguk patuh.

Membiarkan Naruto mengeksplorasi setiap inchi tubuhnya.
.
.
.
.
.

"Kau suka?" Naruto memeluk Hinata dari belakang, mengecup pelan bahu Hinata yang hanya mengenakan baju bertali spagheti.

Naruto sengaja menyewa satu resort eksklusif untuk mereka berdua, agar tidak yang mengganggu. lebih tepatnya agar ia bisa melancarkan aksi mesumnya dimana saja, Naruto jelas takkan suka jika Hinatanya menjadi pusat perhatian para lelaki yang haus belaian.

"Suka sekali." Hinata menyandarkan kepalany Di dada bidang Naruto, menikmati hembusan angin yang membuat helaian indigonya menari-nari kecil.

Naruto membalikan tubuh Hinata, menangkup wajah Hinata dengan kedua tangannya. "Aku sangat mencintaimu."

Satu kecupan pelan mendarat di bibir Hinata sebelum akhirnya kecupan lain menyusul di wajah Hinata.

"Terimakasih, karena mau menyapa kehidupanku." Bibir Naruto mengurva, sampai saat ini rasa syukur tak pernah lepas ia ucapkan.

"Pertemuan awal kita memang tak menyenangkan, masa pengenalan kitapun begitu singkat. Pernikahan kita terkesan terlalu mendadak, hingga aku harus berdebat dengan kakakmu." Hinata masih terdiam menikmati setiap kata yang keluar dari mulut Naruto.

"Tapi di balik itu semua, aku belajar sesuatu. Bahwa cinta sejati takan butuh waktu lama untuk saling mengenal, karena berjodoh atau tidaknya kita bukan tentang waktu. Pertemuan pertama tak menyenangkan bukan berarti kita tak bisa membuat memory bahagia kedepannya." Jemari Naruto bergerak merapihkan helaian indigo Hinata  ke belakang telinganya.

Hinata berjinjit mengecup bibir Naruto, "Karena pernikahan itu bukan tentang seberapa lama kita mengenal, tapi kesanggupan hati untul mengenal lebih jauh pasangan kita setelah janji itu terucap. Berjanjilah kita akan selalu terbuka satu sama lain, membuat kenangan bahagia setiap menitnya agar bisa kita tertawakan bersama di hari tua nanti."

"Promise." Naruto mengecup pelan kening Hinata, merengkuh tubuh Hinata dalam dekap hangat penuh kasih.

Mulai saat ini tak ada lagi hampa yang akan menyapa hatinya, karena hidup bersama Hinata hingga tua adalah mimpinya sekarang.

Membesarkan anak-anak mereka kelak, untuk saat ini hanya akan ada bahagia yang menemani.

END

A/N :

Hahahha Pendek, jajajajjajaja
Next part epilog, kita lihat yaaa berapa anaknya Naruto wkwkwkkw

Terimakasih sudah mau baca Epep retjeh ini.

Ehh Wattpad lagi Error yah, notif pada gak munculi ini 😴


Happy  Sunday

Salam Hangat

Selingkuhannya Seunghoon.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top