-MISSHELLA : 19
'Kau tau bahwa aku sayang kamu,
Tapi seakan-akan kau pura-pura
Tidak tahu itu dan lebih memilih
Untuk melempar jauh tentang rasa ini'
---------------
Brakk!
Pintu kelas terbuka dengan sangat keras, menampilkan Dewa yang sedang berdiri disana memandang seluruh isi kelas yang sudah hampir penuh diisi para muridnya.
"Masuk goblok jangan diem aja!" Bentak Linka, ia menatap Dewa seakan-akan Dewa manusia paling bodoh di dunia.
Shella hanya terkekeh melihat itu. Dewa masuk dan langsung berdiri didepan Shella, menatap gadis itu lalu menyentuh dagunya.
"Kantin yuk?" Suara Alasya mengajak Fatih yang duduk disampingnya, Fatih mengabaikan ajakan Alasya ia lebih memilih menatap kedua temannya yang sedang tatap-tatapan didepannya. Rasa risih mulai menjalar ditubuhnya, dirinya seakan-akan tidak nyaman dengan perilaku Dewa terhadap Shella.
"IYE UDAH DUNIA PUNYA LO DOANG BERDUA YANG LAINNYA NGEKOS!" Teriak Linka heboh, setelah menatap Dewa dan Shella ia kembali melanjutkan aktifitas menulisnya.
"Berisik lo jomblo!" jawab Dewa ketus
Tanpa disadari seluruh kelas sedang memperhatikan Dewa dan Shella, menonton mereka seakan-akan mereka film yang memang sangat layak untuk ditonton remaja sekarang.
"Kamu kenapa semalem cuma read chat aku doang?" Dewa membuka suara, tangannya menjauh dari Shella. Shella tersenyum manis, membuat Fatih kagum akan senyumnya yang sudah lama ia tak lihat kembali.
"Semalem hp gue mati, aku kebangun cuma buat ngecas doang. Sampe sekarang belum dinyalain." Shella cengengesan, menampilkan senyumnya kembali memperlihatkan deretan gigi putih nan rapih miliknya. Tanpa disadari Fatih memandangnya terlalu dalam, tak dapat di bohongi bahwa Fatih rindu akan senyum Shella yang seperti ini.
Dewa mengelus lembut puncak kepala Shella, lalu ia menarik kunciran yang di kenakan Shella membuat gadis itu menganga sebab rambut sebahunya sudah tergerai.
"Kamu cantikan digerai, mulai sekarang digerai aja ya "
Shella menggeleng, "Aku engga pernah di gerai kalo sekolah bahkan dirumah gue sendiri aja engga pernah digerai."
Dewa tertawa, lalu mengacak-ngacak rambut Shella pelan. "Aku ya aku, gue ya gue jangan dicampur-campur gitu ngomongnya. Jadi tambah aneh kamu."
Shella memanyunkan bibirnya, "Ya bodo amat lah siapa yang ngomong?"
Dewa memasukan tangan kirinya disaku celana, "Ya kamu si yang ngomong, tapi kalo dicampur-campur gitu rasanya aneh."
"Ya yaudah kita sepakat pake aku kamu ya?!" Pinta Shella, membuat Fatih menatapnya lebih intens.
"Oke, jangan ada kata gue elo lagi. Kamu udah aneh soalnya." Dewa berjalan menuju mejanya yang terletak di paling belakang, sebab saat bertengkar dengan Fatih dia lebih memilih pindah dari kursinya yang sekarang ditempati oleh Alasya.
"Aneh-aneh gini tapi kamu sayang kan?!" Ledek Shella, mengambil seluruh pandangannya kepada buku didepannya.
"Nggak!" Sahut Dewa lagi, membuat Shella menatapanya heran. "Aku engga sayang sama kamu tapi aku cinta."
Brak!
Fatih menggebrak mejanya, tangannya terkepal kuat ia langsung pergi meninggalkan kelasnya membuat para penghuni kelas menatap dia heran.
"Kenapa si Fatih kayak orang gila." Tutur Ucok yang dari tadi memperhatikan gerak-gerik Fatih.
"PANAS CEUU, PANAS HAHA!" Linka teriak heboh, lalu tertawa nyaring sekali. Hingga satu buku melayang ke arahnya.
"Berisik bodoh, ketawa lo kayak nene sihir." Shella menatap Linka yang langsung terdiam dan melanjutkan aksi menulisnya.
-----
"Bangsat!" Umpat Fatih, sekarang ia berada di kantin ujung tempatnya biasa nongkrong dengan teman-temannya.
Suasana kantin masih sedikit ramai, sebab bell masuk belum dibunyikan. Mungkin beberapa menit kedepan.
Dia duduk di salah satu kursi paling ujung, kakinya ia naikan ke meja. Pikirannya berkecamuk sekarang, hatinya panas terasa seperti dimasak.
Fatih mengusap kasar wajahnya, memejamkan matanya lalu menghembuskan nafasnya kasar. Hanya memikirkan satu pertanyaan saja membuat dia seperti orang gila, terlebih lagi pertanyaan ini akan di tujukan kepada sabahat kecilnya dan temannya.
Nafasnya tak beraturan, emosinya sudah meluap namun tidak ada yang bisa meredamnya kecuali senyum Shella. Matanya terpejam hanya menampilkan kegelapan, namun saat hatinya mengintrupsi untuk membayangkan Shella pandangan gelap itu penuh dengan senyumnya.
Rasa kesal yang ia rasakan saat kekasihnya ditampar oleh sahabatnya sendiri tak sebanding rasa kesal saat sahabatnya di sentuh oleh orang lain. Dirinya kehilangan sahabat bahkan salah satu temannya sekarang.
"Kenapa lo?" Fatih membuka matanya, menatap Bagas yang sudah berdiri didepannya.
Fatih menggeleng kaku, "Nggak papa, lagi ada pikiran aja."
"Tolol! Kalo lo lagi ada pikiran berarti lo lagi kenapa-kenapa bukan nggak papa!" Bagas duduk di kursi tepat di hadapan Fatih, Fatih langsung menurunkan kakinya.
"Baru kali ini gue liat lo kayak orang depresi." Bagas menatap Fatih.
Benar, hanya satu perilaku dan satu kalimat yang Dewa lakukan untuk Shella mampu membuat Fatih berfikir keras. Bagaimana jika banyak?
"Eh setan lo pada tau gak?!" Candra datang dengan senyum sumringahnya, lalu duduk di meja seenak jidat. Fatih dan Bagas menggeleng.
"Lo jomblo sendiri sekarang Gas." Candra tertawa terbahak-bahak, Fatih dan Bagas hanya menatapnya heran.
"Lo dari mana?" Tanya Bagas tiba-tiba
"Kelas lah," jawab Candra enteng, sambil meredam gelak tawanya.
"Gue kira lo abis dari kuburan, sampe kesambet setan tawa gitu." Bagas buang pandangannya ke arah Fatih.
"Eh ntar dulu nyet, maksud lo apa gue jomblo sendiri? Lo udah di terima sama Bella?" Candra ngangguk banyak sekali.
Masih ingat Bella? Gadis yang menjadi bahan tindasan Bianca waktu di kantin? Dan diselamatkan oleh Fatih dan Shella. Candra kenal Bella akibat Shella yang memperkenalkannya setelah beberapa hari itu. Mereka saling tukar nomer hp dan saling menaruh rasa nyaman satu dan lainnya hingga Candra memberanikan diri untuk menembaknya secara langsung.
"Gue di terima semalem, tapi lewat telpon dia nerimanya." Candra cengar-cengir, "Lo jajan apa aja gue traktir."
Bagas tersenyum puas namun Fatih hanya menunjukan ekspresi datarnya.
"Biasanya makanan yang di bayarin terasa lebih enak." Bagas berdiri, jalan ke salah satu kantin lalu memesan makannya sendiri.
"Setan lo, bilang aja enak uang lo engga abis buat jajan." Umpat Candra, Bagas langsung menatapanya tajam.
"Lo pikir cuma jajan beginian bikin uang gue abis? Ya kagak lah,"jawab Bagas penuh senyuman, "Ya tapi intinya gue pengen dibayarin terus kalo lo mau mah nggak papa hahaha."
"Najis dah, bukan temen gue lo Gas."
"Fat, lo enggak ada bahagia-bahagianya temen lo udah jadian?" tanya Candra pada Fatih, "Lo nggak mau jajan-jajan gitu?"
Fatih geleng, "Makan aja sendiri sanah, biar badan lo gendut kek pak Bemo."
-----
Istirahat tiba, kelas Shella terasa lebih ricuh dari sebelumnya. Lebih berisik, lebih ramai, lebih sumpek, lebih berantakan.
"Bella!" Panggil Shella pada Bella yang sedang berdiri di ambang pintu.
"Shella!" Bella masuk ke kelasnya, lalu memeluk Shella yang sedang duduk di kursinya.
"Apa kabar?" Bella melonggarkan pelukannya
"Kabar baik, lo gimana?"
"Alhamdulillah baik juga." Bella tersenyum, "Candra kemana ya?" Bella mengerjapkan matanya
Shella melirik kebelakang mencari Candra, namun sialnya matanya malah bertemu dengan tatapan mata Fatih. Hatinya berdetak lebih kencang, namun masih bisa di kontrolnya. Shella membuang pandangannya lalu kembali menatap Bella.
Berbeda dengan Fatih, laki-laki itu masih terpaku dengan tatapan Shella. Tatapan yang selalu membuat dirinya menjadi nyaman menjadi hangat, namun dirinya sendiri yang membuat tatapan itu menjadi tatapan tajam dan sendu.
"Ohh, baru inget gue. Candra pergi sama Dewa barusan." Bella mengangguk, ia menarik kursi di sebrang Shella lalu duduk di sampingnya. "Gue bolehkan nunggu Candra disini?"
Shella mengangguk, "Boleh, kayak sama siapa aja lo. Eh btw lo ada hubungan apa sama dia?"
"Gue udah pacaran sama dia." Shella mengerjap tidak percaya akan jawaban Bella, tapi Shella juga ikut senang sebab temannya itu tidak digantungkan.
"Bagus deh kalo gitu, siang ini gue dapet makan gratis dari Candra."
"Min--
"Hey ada my queen disini." Candra datang dengan sebotol air mineral di tangannya, ada Dewa juga di sampingnya.
"Udah nunggu lama?" Bella menggeleng.
"Lo kalo mau pacaran pindah gih jangan disini kasian yang jomblo." Dewa melirik Bagas yang sedang memainkan ponselnya.
Semenjak kejadian bertengkar itu, Dewa memang menjadi agak dingin dan ketus terhadap Fatih. Namun sikap Dewa terhadap teman yang lain masih sama seperti dulu tidak ada yang berubah.
"Setan lo!" Bagas melirik Dewa yang sedang menahan tawa, "Kayak ko kaga jomblo aja babi. Jadi gue yang di bully mulu."
"Gue si emang nggak jomblo." Dewa melirik Shella.
Fatih yang awalnya kurang perduli dengan percakapan teman-temannya kini mulai tertarik mendengarkan, namun masih memasang gerak-gerik sibuk seakan-akan ia tak perduli dengan sekitar.
"Shella kan udah resmi jadi pacar gue!" Dewa berbicara dengan nada penekanan di setiap katanya.
Fatih linglung, hatinya berdetak lebih cepat, nafasnya memburu, darahnya seperti mendidih bahkan emosinya sedikit lagi akan naik. Tangan lembut yang mengusap lengannya terasa hangat, begitu menenangkan, siapa lagi jika bukan si licik Alasya?
"Kamu engga apa-apa?" Tanya Alasya lembut, "Kamu kayak orang emosi."
"Gue nggak papa," jawab Fatih ketus.
"WEHH NIH YA UDAH JANGAN ADA YANG GODAIN SHELLA LAGI, ATAU TULANG RAHANG KALIAN JADI KORBANNYA!" Teriak Candra heboh.
Bella dan Shella melempar pandangan satu sama lain, hanya bersabar dan mengelus dada yang dapat mereka lakukan jika Candra sudah bersikap seperti ini.
"Bacot lo!" Dewa menyenderkan tubuhnya di meja.
"Neng Bella kok tambah cantik si?" Pertanyaan Dewa membuat Bella melotot, Shella hanya menatapnya kaget.
Maksudnya apa dia memuji pacar orang lain sedangkan ada pacarnya di depannya?.
"Neng Shella kok tambah imut si?" Coppy Candra menirukan suara awal Dewa menggoda Bella.
Shella menurunkam bibirnya, dirinya cemberut untuk kali ini. Baru kali ini! Seorang Shella cemberut!.
"Jangan cemberut gitu, tambah jelek kamu." ledek Dewa.
"Iya jangan cemberut gitu, jadi cantikan cewek gue kemana-mana kan Dew?" Candra mengelus rambut Bella lembut, sang empunya hanya tersenyum mendapat perlakuan seperti itu.
"Iya," jawaban Dewa membuat Shella semakin cemberut, dirinya tidak marah ataupun cemburu Shella hanya bermain-main saja dengan ekspresinya.
"Udah jangan cemberut gitu. Kode minta di cium?" Dewa terkekeh setelah menggoda Shella yang pipinya sudah hampir memerah.
Berani lo sentuh dia jangan harap lo ada didunia ini!-ungkap Fatih penuh penekanan didalam hatinya
"Yuk Bell kita pergi, kita ke taman aja dari pada di sini liatin calon keluarga sakinah mawadah warohmah lagi berantem aku takut ada perang aja abis itu." Candra menggandeng lembut tangan Bella lalu menariknya untuk keluar kelas, Bella hanya menuruti kemauan pacarnya itu.
"Beneran minta di cium ini mah." Dewa kembali menggoda Shella.
Lo boleh benci gue setelah gue nampar dia, tapi engga bisa di pungkiri kalo gue juga mau ngelindungin dia-Ucap kembali batin Fatih, dia dari setadi yang mandangi percakapan antara dua sepasang kekasih yang sama-sama temannya itu.
"Ga!" jawab Shella singkat, Dewa mengeryitkan dahi binggung.
"Ciee marah ciee ciee." Dewa menoel-noel hidung mancung Shella.
"Mana bisa aku marah sama kamu hah?!" Jawab Shella.
Dewa tersenyum senang, "Kalo aku salah diingetin ya, dan jangan lupa maafin juga."
Shella mengganguk, Dewa sudah menggenggam tangannya sekarang. "Semua kesalahan dan kecerobohan kamu akan aku maafin, kecuali satu. Perselingkuhan."
Dewa menatap kembali Shella, lalu mendekap tubuh Shella seakan-akan tak ada hari esok lagi untuk memeluknya.
Cup
Satu kecupan berhasil mendarat di kening Shella, membuat pipi wanita itu memerah.
"CIEE CIEE "
"BANG KALO MAU CIUMAN JANGAN DISINI DONG, UCOK KAN MASIH PAUD."
"AAAA BAPER."
"CIUM TEROS ANAK ORANG!"
"BERISIK BANGSAT!" kelas yang semulanya ramai kini hening seketika, semua mata tertuju pada Fatih.
Dari semua murid yang hanya menyoraki dan memberi perkataan memuji hanya dia yang mengumpat kasar seakan-akan tidak terima.
"Kamu ngeselin!" Ucap Shella pelan lalu berlari keluar meninggalkan Dewa yang menatapnya heran. Dewa segera berbalik badan mengejar belahan hatinya yang sudah menurini anak tangga.
-●-●-●-●-●-●-●-
Happy Reading!!
√ jangan lupa klik lambang bintang di bawah
√ jangan lupa komen (Kritik & saran)
√ Kibarkan perasaan kalian disini!!
-Coretan_badai,♡-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top