-MISSHELLA : 13


'Mungkin rasaku dan rasamu hanya
sekedar rarasaan'

---

"Shell! Balik sekolah jam berapa lo?" suara serak-serak basah nan lembut terdengar di telinga Shella siapa lagi kalo bukan suara Rio, abang bobrok tapi kesayangan-nya.

"Sama adek kok ngomongnya gue-elo? Ga sopan bang! papa ga pernah ya ngajarin kamu buat ga sopan sama orang walaupun lebih muda," sahut papa, sekarang kita sedang berkumpul di meja makan, sarapan pagi bareng ceritanya papah bilang dia bakal ke singapur sekarang dan akan pulang 10-11 hari kedepan.

"Huu, iya pah omelin aja abang mah emang kaya gitu." Shella ngeledek Rio, mengulurkam lidahnya ke arah Rio yang sedang makan rotinya.

"Kamu juga, jadi adek harus sopan. Dengerin omongan abang kamu." Shella ngangguk banyak banget, untuk hari ini ia ngerasa kebahagiaan dan kehangatan dikeluarganya kembali terukir setelah sekian lama engga kumpul kayak gini, dan untuk hari ini juga ia tidak akan terlambat sekolah karna udah dibangunin pagi-pagi buta sama papah tersayang.

"Pah pulangnya jangan lupa oleh-oleh ya, kalo bisa bawa bule-bule di Singapur buat adek," ucap Shella antusias. "Abang engga usah di bawain pah, kan bulan depan dia mau ke Belanda." Shella terkekeh pelan sambil ngelirik Rio.

"Jahat bet jadi adek, ayok ah berangkat kesiangan nanti." Rio berdiri, lalu nyalamin tangan papah begitupun Shella yang ikut nyalamin tangan papah seraya minta izin buat berangkat sekolah.

Shella natap papah sebentar, "Hati-hati pah disana, jangan lupa sholat dan makannya. Jaga kesehatan jangan terlalu sibuk sampe lupa sama kesehatan papah sendiri."

"Iya, kamu juga disini jangan nakal." senyum Shella mengembang.

"Aku berangkat ya."

"Assalamualaikum," Ucap Shella dan Rio barengan.

-----

"Pulang gue jemput ya." Shella nyalimin tangan Rio yang berdiri diluar mobil didepan gerbang sekolah

"Engga usah." Shella menolak, bukan tanpa alasan menolak pasti Rio akan sibuk banyak kerjannya terlebih lagi papah ke singapur pasti kerjaan dia dua kali lipat Shella tidak ingin menyusahkan abangnya lebih banyak lagi.

"Kenapa? mau pulang bareng cowok lo ya?" goda Rio.

"Pala lo mletak, gue ga punya cowok!" Shella mendengus kesal.

Satu sentilan mendarat tepat di jidat Shella, "Lupa gue, adek gue kan jombs abadi ya."

"Au ah, gue masuk. Udah sono pergi lo kerja yang bener!" tanpa nunggu jawaban dari Rio, Shella langsung pergi gitu aja.

"Lu yang ener sekolahnya bocah cebol," ucap Rio walaupun suaranya udah samar-samar karna udah lumayan jauh jaraknya terlebih lagi dia kalo ngomong pelan banget suaranya.

'Dasar abang somplak!'-batin Shella bergeming.

Shella berjalan menyusuri lorong sekolah yang lumayan sepi karna masih sangat pagi, hanya anak-anak rajin yang sudah ada di kelasnya jika masih jam segini.

"Shella!" Shella berhenti saat ada yang menyebut namanya dari belakang, ia pun nengok dan ngeliat Fatih dan Alasya disana. Gue mutar bola mata malas.

"Tumben lo udah dateng sepagi ini, biasanya kesiangan." Fatih terkekeh.

"Biasa dianterin sama sultan tadi," jawab Shella yang masih dia ditempat berniat buat nungguin mereka.

"Oh, papah lo mau ke singapur ya?" Shella ngangguk sebagai jawaban.

Alasya berpegangan tangan Fatih, eh dia pegangan tangan di depan Shella, Terus Shella pegangan sama siapa ini? Sama tembok? Engga mungkin dong tembok engga punya tangan.

Setelah jarak Shella sama Fatih lumayan deket Shella balikin badan dan nerusin jalan, ia jalan didepan Fatih dan Alasya. Nyamuk-nyamuk.

Sesekali Shella mendenger suara ketawa Alasya yang buat sakit kuping dan hatinya, kenapa tidak Shella saja yang ada di posisi Alasya? Haduh pikiran apaan lagi nih Shella. Setelah sampe di kelas Shela segera masuk dan langsung di hujain perkataan laknat dari Dewa.

"Yah nyamukin Fatih sama Alasya." Dewa ketawa kenceng, Shella menatap Fatih sebentar lalu langsung natap Dewa tajam.

"Gue robek mulut lo ya!" Shella meletakan tasnya di bangku.

"Jangan dirobek atuh Shell, kalo dicium gue mau dah," jawab Dewa ngawur.

"Berani nyentuh Shella apa lagi bibirnya abis lo sama gue Dew."

"Yaelah canda gue, serius amat kayaknya." Dewa garuk lehernya lalu duduk dibangku depan Shella kayak biasa, duduk di depan tapi kepalanya ke arah belakang. Diakan rajanya gibah.

"Fatih temenin aku ke kantin yuk," Ajak Alasya

"Ayo, jangankan ke kantin ke penghulu aku anterin."

Najis.

Muak rasanya Shella mendengar gobalan Fatih.

"Eh bocah ingusan anterin Shella ke warung dong" Pinta Rio

Fatih yang lagi main pasir sama Shella cuma ngangguk kaku.

Rio nyerahin uang ke Fatih, "Beliin susu kotak dua ya, kalo Fatih sama Shella mau beli juga"

"Iya bang" Fatih ngantongin uang yang di kasih Rio, "Jangankan ke warung ke om-om penghulu Fatih anterin Shell kalo perginya sama Shella,"

"Emang om-om penghulu apaan?" Tanya Shella polos.

"Eh bocah masih kecil ngomongin penghulu, abang aja yang udah gede engga ngomongin itu."

Shella dan Fatih langsung kabur menuju warung, Fatih menggandeng tangan Shella. Mereka berlari kecil supaya cepat sampe ke warung.

"Kalo engga salah om-om penghulu itu yang buat nikahin Shell"

Shella ngangguk ngerti, "Ohh, emang Shella mau nikah sama siapa? Kok Fatih mau anterin Shella ke om-om penghulu?"

"Kalo Fatih yang anterin berarti Shella nikahnya sama Fatih lah."

Shella ketawa garing, walau engga ngerti sama apa yang di omongin sama Fatih. Sampai di warung mereka beli apa yang dirusuh Rio dengan nafas yang udah tersengal-sengal.

Kenangan itu kembali lagi tanpa permisi, hal yang Fatih lakukan ke Shella dulu sekarang dia lakukan lagi tapi ke Alasya bukan dirinya.

Harusnya Shella tidak boleh seperti ini, tapi mau gimana lagi? Perasaan ini juga udah dateng gitu aja tanpa diundang. Shella tersenyum miris banget, suka sama dia yang udah jelas-jelas milik orang lain, BODOH.

Mungkin mencintai dia yang sudah milik orang lain tidak salah, memiliki rasa cinta memang manusiawi tetapi jika kau berniat untuk merebutnya itu lah yang salah, jujur tapi Shella tidak berniat untuk merebut Fatih dari Alasya. Biarin Shella saja yang merasakan bagaimana rasanya sebagian hati yang kita miliki tiba-tiba di ambil oleh orang lain, Shella tidak ingin hal yang menyakitkan ini terjadi sama Alasya ini lebih baik terjadi pada dirinya sendiri, sejauh ini walaupun dari caranya natap terkadang membuat Shella risih.

"Gue suka sama lo,"

What?!

Shella tidak salah dengar kan?

Ah mungkin Setan yang ngomong bukan Dewa.

"Apaan?" Shella bertanya untuk memastikan ucapan Dewa.

Dewa menatap Shella, wajahnya sedikit maju. "Gue suka sama lo!"

"Hoax!" Jawab Shella tidak percaya, Shella menggeleng-geleng banyak sekali, seraya menepis jauh-jauh semua pikiran jeleknya tentang kalimat yang baru diucapkan Dewa.

"Gue suka sama lo," Dewa mejamin matanya lalu narik nafas, "Seharusnya itu yang lo bilang ke Fatih, bukan nerima hal yang bikin lo sakit gini." Sambungnya.

Shella menghembuskan nafas kasar.

Capek, lelah, segala-galanya jadi satu. Shella mengerti apa yang di maksud Dewa. Tapi tidak mungkin jika tiba-tiba Shella bilang seperti itu pada Fatih sedangkan dia udah milik orang lain, biarkan Shella yang menahan sakitnya sendiri saat melihat mereka berdua. Shella tidak mau saat ia bicara seperti itu Fatih malah salah sangka dan milih menjauh dari Shella, itu yang membuat Shella lebih sakit dari ini.

"Gue kira lo ngomong gitu beneran. Dewa pe'a!" Shella ketawa renyah, sembari netralin pikiran-pikiran gila tentang Fatih yang ada diotaknya.

"Jadi lo berharap gue ngomong gitu ke lo?" Sumpah, Dewa ngeselin parah.

"Ya enggak lah!"

"Ya siapa tau aja, tapi kalo gue ngomong gitu beneran gimana?"

⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊
Kelarrrrrrr!!!!!......

Akhirnya...

Huftt....
otak authornya udah buntu nih
mikirin pelajaran dll, ditambah mikirin nulis wkwkw

dah ya nikmatin aja walaupun lama kelamaan ceritanya makin ga danta!!!

️✔ Jgn lupa Klik tombol bintang dibawah kiri yaa!
✔ Jgn lupa komen juga dong!

✔ Kibarkan perasaan kalian disini, setelah baca cerita ini!

️✔ Happy Reading♡

-Coretan_badai

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top