-MISSHELLA : 10

Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam akhirnya mereka sampai di toko bunga.

"Mau beli bunga apa si?" Tanya Shella yang lagi megang bunga mawar merah.

Sumpah demi apapun mata Shella sudah tidak bisa di ajak kompromi, rasanya ia ingin sekali memindahkan toko bunga ini di depan rumahnya.

Rio mau bunga.

Memang dari dulu Shella kalo mau minta apa-apa pasti selalu minta sama Rio.

"Ga tau gue juga bingung." Dewa ngetuk-ngetuk dagu pake telunjuknya, memperagakan orang berfikir.

Matanya tak luput dari bunga mawar pink indah yang ada ujung toko, bagus, menawan, menggoda suka banget Shella.

Sangking sukanya sama bunga pasti ada aja bunga orang yang di tanam di pinggiran komplek hilang akibat ia potek setiap lewat bersama Rio.

"Emang buat siapa si?" Shella naikin sebelah alis, tapi matanya masih melirik bunga-bunga indah itu.

"Buat orang spesial pokoknya."

"Oh, yaudah pilih bunga mawar merah aja." Usulnya, Dewa cuma angguk. Dewa kerjannya ngangguk terus kaya robot kucing yang sering majang di depan kaca toko.

Shella milih beberapa tangkai bunga mawar merah dan mawar Pink, bukan tanpa alasan Dewa bilang bunga ini buat orang spesial, entah pacar atau calon pacar Shella tidak tahu tapi intinya ini spesial.

Bunga mawar merah melambangkan suatu perasaan mawar merah melambangkan cinta, keindahan, rasa hormat, romantisme dan bahkan sebagai pujian. Yang pada dasarnya warna merah itu berani.

Warna merah juga sering diartikan sebagai warna Cinta dan Sayang.

Bunga mawar pink melambangkan kebahagiaan, penghormatan, kelembutan dan tentunya pujian.

Warna ini paling tepat untuk mengungkapkan perasaan suka pada seseorang. Warna pink adalah warna yang paling cocok. Warna pink juga bisa diartikan terima kasih dan rasa syukur yang mendalam.

Disela-sela milih bunga yang masih kelihatan fress jari telunjuknya tidak sengaja mendarat tepat diatas salah satu duri bunga mawar yang ada ditangkai.

Lagian ini toko bunga kenapa bunga belum dibersihin udah dipajang aja? untung Shella yang kena coba kalo cewek yang lagi PMS udah di maki-maki kali penjaga tokonya.

"Ribet amat." Shella meniup-niup tangannya yang berdarah sambil berusaha netralin rasa perihnya, walaupun lukanya kecil tapi berasa banget perihnya.

Shella tidak meringis kesakitan kaya cewek-cewek biasa di cerita wattpad lain, soalnya Shella pikir terlalu alay kalo lukanya engga sakit-sakit amat.

Dirasa-rasa si durinya nusuk lumayan dalam bisa rasain darahnya netes-netes walaupun tidak banyak, haduh kurang makan vitamin K nih Shella jadi pembekuan sel darah yang keluar engga berfungsi banyak.

"Tangan lo berdarah." Dewa ngambil tangan kanan Shella, manik mata Dewa nelusur masuk kedalam manik mata Shella, kedua manik mata kita ketemu manik mata hitam legam dengan bulu mata yang bisa digolongkan lentik untuk cowok.

"Dikit," jawab Shella gugup, matanya masih tidak bisa digerakin wey! kaku, gugup.

Ada desiran halus dijantungnya, deg-degan aja di tatap Dewa sedekat dan seserius ini.

"Dikit gimana? ini sampe netes."
Hei! Shella bukan wanita yang lemah hanya karna duri yang menancap di jarinya

Shella terkekeh pelan, Sambil goyang-goyangin bunga mawar yang ada ditangan kirinya. "Bantuin ke orang mah gue bawa bunganya!"

Dewa ngambil seluruh bunga yang ada ditangan Shella "Obatin tangan lo." Entah, Dewa ingin sekali memperhatikan sejak tadi.

"Iya nanti dirumah." Shella menatap ke jari telunjuk yang udah dialirin darah merah segar, mungkin kalo ia berada di dunia vampire mungkin vampire-vampire ganteng itu udah merebutkan dirinya kali ya karna menghirup bau anyir darah haha.

Dewa natap Shella sejenak, ngehempasin nafasnya pelan lalu dia gandeng Shella menuju ke meja kasir.

"Di susun jadi buket bunga yang bagus ya mba, mau ditambah bunga lain juga gpp tapi bunga mawarnya harus lebih dominan ya," ucap Shella ke mba-mba cantik berkrudung hitam dengan bros bunga dikepalanya.

"Iya mba, ditunggu sebentar ya mba."

"Hm, jangan terlalu rame ya mba sederhana aja tapi bisa di lihat elegan." Mba-mbanya ngangguk mengerti, tangannya mulai merangkai satu-persatu bunga mawar yang Shella pilih.

Jenuh. Dari pada Shella diam memperhatikan mba-mba toko bunga bikin buket mending ia jalan ke arah bunga mawar lain ninggalin Dewa yang masih terpaku ngeliatin mba-mbanya bikin bunga.

"Terlalu bagus, terlalu indah, terlalu elegan, terlalu berwibawa, ter--" matanya melihat satu tangkai bunga di tengah-tengah bunga berwarna terang, hitam. Mawar hitam, jarang banget lihat bunga mawar hitam kaya gini.

Ia ambil satu-satunya bunga mawar hitam yang ada disini, di bawanya ke tempat kasir.

"Mba bungkus yang ini, satu aja jangan ditambah bunga apa-apa."

"Kenapa ga ambil yang merah atau yang warna terang?" Dewa naikin sebelah alisnya.

"Hm ga tau, kan gue suka sama warna gelap mungkin karna itu."

Dewa natap Shella lekat, lagi dan lagi manik mata hitam itu berhasil bikin Shella mengangga heran.

"Lo tau ga? kalo bunga mawar hitam itu nandain kalo sedang berduka beda sama mawar merah atau pink yang ditujuin buat ngutarain perasaan sayang keseseorang." Dewa ngangguk, tangannya udah ngeraih tangan kanan Shella.

Di elus tangan Shella, lalu ngambil jari telunjuknya yang kena duri. "Obatin! nanti takut infeksi atau ada racunnya lagi!" Tegurnya, nada bicaranya menegas. Shella terkekeh sejenak.

"Santuy racun ga bakal bikin gue mati, tapi kalo racun sianida gue mati juga hehe."

"Nih mas, mbanya udah selesai." Shella ambil buket bunga tersebut, indah, sederhana, elegan pasti yang nerenima ini bakal sangat-sangat seneng apa lagi yang ngasih orangnya kaya Dewa.

"Bagus!" Senyumnya berkembang, sejenak ia hirup wangi bunga mawar merah dan pink yang sekarang sudah menjelma menjadi satu buket bunga yang sangat-sangat indah.

Tak lupa juga sama satu tangkai bunga mawar hitam yang tadi di ambil, engga bagus mungkin dimata orang lain namun dimata Shella ini indah.

Selesai bayar bunga, merekA mau segera pulang. Awalnya Shella nolak untuk dibayarin bunganya karna ia tidak mau ngerepotin Dewa tapi kata Dewa nggak apa-apa itung-itung tanda terimakasih udah mau nemenin dia.

Diatas motor engga ada percakapan diantaran kita berdua, Shella juga engga niat buat ngomong duluan sampe-sampe Dewa duluan yang mecahin keheningan

"Pegangin bunga gue yang bener, awas lo kalo sampe lecet dikit."

Shella mendengus kasar, "Ya bacot! keknya ini bunga spesial banget buat siapa si?"

"Kepo amat lo," jawab Dewa yang memperlambat laju motornya.

"Gue ga kepo! gue cma mau tau!" jawab Shella lebih sinis

"Itu sama aja blo'on."

"Beda lah gila!" Shella menepuk belakang Dewa lumayan keras, sang empunya cuma ketawa garing. "Oh ini buat Sinta ya? adek kelas yang lagi lo incar?" Tanyanya asal, sebab beberapa kali Shella mergokin Dewa sedang bercengkrama dikantin dan beberapa kali ngeliat dia bales pesan singkat dari Sinta.

"Engga lah, gile aja gue suka sama bocil!" Dewa gelengin kepala, lalu ketawa lagi, iya lagi. Ketawa mulu Dewa mah kaya orang gila hehe, maaf ya Dew.

Dewa ngeberhentiin Motornya didepan pemakanam umum, Shella ngeryitin dahi. "Why kesini?"

"Ga usah sok ingris lo!" Ketusnya, Galak banget lo Dew udah kaya cewek lagi PMS!

Shella hanya bisa menghembuskan nafas kasar, setelah turun dari motor ia ngekorin Dewa masuk kedalam pemakaman umum.

"Hari ini Bunda gue ulang tahun, dan bunga itu buat dia," ucap Dewa sendu, natap batu nisan yang mungkin tempat persemayaman terakhir bundanya.

Hati Shella sedikit tersentuh sama ucapan Dewa, sebab ia juga udah engga punya bunda.

Dewa jongkok disela-sela pinggir makam, Shella. Dewa ngambil alih buket bunganya, lalu meletakan diatas batu nisan.

Udah mau 3 tahun ia berteman sama Dewa tapi gue nggak tahu kalo dewa udah engga punya bunda juga? ini parah si, apa ia sesibuk itu ya sampe ga tau? dahlah lupain.

Dewa membaca do'a, begitupun Shella mengirim surah Al-Fatihah yang menyebutkan nama sang ibunda Dewa.

"Bunda, Dewa dateng hari ini bukan untuk ngerayain hari ulang tahun bunda." Dewa nundukin kepalanya. "Dewa cuma kangen sama bunda, bunda yang tenang ya disana jangana lupa do'ain Dewa yang lagi berjuang disini buat gapai semua cita-cita yang bunda mau." tatapan mata Dewa berubah jadi sendu.

Shella tidak tahu apa yang ia harus lakukan sekarang, ia cuma bisa diam diantara dialog Dewa sama bundanya yang sudah tenang disana bareng sama bundanya.

Sakit, itu jelas apa yang Dewa rasain saat ingat semua kenangan dulu. Yang terihat dari batu nisanya bunda Dewa meninggal tahun 2014 berarti baru 5 tahun lalu.

Tangan Dewa gapai batu nisan yang tertulis nama bundanya, "Oh ya bunda, Dewa masih ingat kalo bunda suka bunga mawar merah sebab itu Dewa kesini bawa itu walaupun yang milihin Shella." Dewa natap Shella sejenak dengan air mata yang udah ngegenang dimatanya.

Asli baru kali ini Shella lihat seorang Dewa dengan seluruh ketawa dan sifat humorisnya nangis didepan makam Bundanya.

"Oh ya bunya, kenalin ini Shella temen Dewa dia baik, juga cantik. Bunda mirip sama dia tapi bunda lebih cantik." Pengen ketawa kecil rasanya saat Dewa ngomong gitu, akhirnya Shella tersenyum.

"Halo bunda, Aku Shella. Oh ya bunda jangan lupa buat dukung Dewa terus ya bunda Dewa anaknya baik bunda tapi kadang-kadang suka nggak jelas hehe." Shella terkekeh.

"Bunda, Dewa kangen bunda selalu. Setiap malam Dewa selalu ingat bunda, Setiap mau tidur Dewa kebayang wajah cantik bak bidadari milik bunda. Dewa sendiri bunda, cuma ada teman-teman Dewa yang selalu bikin Dewa ketawa. Dewa butuh banget sosok malaikat yang menjelma jadi manusia kaya bunda." Dewa semakin menundukan kepalanya, matanya basah, memerah. Dewa nangis.

Shella benar-benar merasakan apa yang Dewa rasakan sebab mereka senasib, mata Shella mulai panas saat mencerna semua kata-kata yang dilontain Dewa, ia juga ikutan nangis.

"Engga bunda, Dewa bohong. Dia engga sendiri kok bunda disini ada Shella cuma Dewanya aja yang masih anggap dirinya Sendiri. Bunda kenal sama bunda aku ngga? Bunda aku juga udah diSurga, semoga bunda kenal ya atau bahkan sekarang tetanggaan disana." Shella menghapus air matanya.

Perkataannya tertuju buat nyemangatin Dewa, sama-sama berjuang melawan kerasnya dunia luar tanpa sosok hangat seorang ibu. Tapi bedanya Shella punya keluarga yang masih bisa dibilang hangat, sedangkan Dewa dia benar-benar sendiri ayahnya sibuk dengan kerjaan yang harus ngedorong buat sering-sering keluar kota bahkan keluar negeri yang mengharuskan ninggalin Dewa.

"Udah ya bunda, nanti lain waktu Dewa kesini lagi. Dewa mau balikin Shella ke abangnya nanti dimarahin dia kalo pulang lama-lama."

Dewa berdiri, ngelap air matanya. Matanya masih setia natap makam ibundanya Dewa melihatan sayang banget sama bunda.

Dewa jalan lebih dulu lalu Shella ingikutin.

-----

Setelah keluar dari pemakaman kita berniat mau langsung pulang kerumah masing-masing.

Membelah jalanan kota yang mulai ramai dipenuhi oleh banyakanya pasang mata, lumayab macet mungkin karna udah jam pulang kantor.

"Lemah banget ya gue, nangis didepan cewek," ucap Dewa disela-sela nyetirnya.

"Engga, Emang cowok engga berhak buat nangis? Dew kalo cowok engga pernah nangis berarti itu cowok engga punya perasaan. Beruntung lo bisa jalanin masa kanak-kanak lo bareng bunda lo sedangka gue? gue ditinggal dari umur 5 tahun." Shella tersenyum, mengingat wajah cantik bunda Rika.

Dewa ngangguk, "Yaudah sabarin aja, semua orang kuat kan? kalo engga kuat tuhan engga mungkin nguji melebihi batas kemampuan hambanya." Dewa menghirup nafas sejenak lalu menghembuskannya halus. "Btw makasih udah mau nemenin ke makam bunda, shell lo orang pertama yang gue ajak ke makam bunda."

Shella mengerutkan dahi, "Emang? lo engga pernah ajak ayah lo gitu?"

Pertanyaan macam apa ini! Shella mulut lo nggak bisa di kontrol!

"Engga, terakhir gue kemakam bareng ayah pas bunda lagi dimakamin udah itu aja. Ayah gue juga engga pernah ngajak gue." Kesian Dewa.

Mana mungkin Dewa yang setiap harinya selalu dihiasin sama candaan dan tawaan memikul beban yang besar dan seberat ini? pernah nyangka kalo hidup jadi sosok yang humoris kaya Dewa akan seberat ini.

"Dah sampe, makasih sekali lagi ya." Seru Dewa yang masih setia diatas ninja Hitamnya.

"Iya sama-sama, tiati ya." setelah dadah sama Dewa ia segera masuk kedalam rumah.

⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊

Kelarrrrr!!!.....

Alhamdulillah bisa di up hari ini, setelah beberapa hari terabaikan!

Happy Reading!💙

Maaf ya udah bikin kalian nunggu! authornya sibuk akhir-akhir ini ngursin banjir:v

️✔ Jgn lupa Klik tombol bintang dibawah kiri yaa!

✔ Jgn lupa komen juga dong!

️✔ Kibarkan perasaan kalian disini, setelah baca cerita ini!
️✔ Happy Reading♡

-Coretan_badai

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top