-MISSHELLA : 04


"Kenapa lo kasih gue? lo ga dingin emangnya?" Tanya Shella keFatih.

"Gue akan lebih kedinginan saat ngeliat Sahabat kecil gue kedinginan, saat lo hangat gue juga akan tetap hangat."

Ohh my good.

"Oh," jawab Shella singkat sesingkat singkatnya lebih singkat dari teks proklamasi yang dibacain bapak Soekarno.

Shella menatap Fatih sejenak lalu membuang pandangan pada hujan. "Kenapa engga main hujan-hujanan aja? padahal lo sering bilang kalo lo kangen sama hujan."
Fatih masih menatap hujan. Apa sih yang spesial dari hujan sampe seorang Fatih enggan malingin pandangannya?

"Dulu sama sekarang beda," jawab Fatih.

"Apa bedannya si Fatih sama-sama hujan turun dari langit dari siklus air."

"Dulu gue suka hujan karna gue suka main basah-basahan, tapi sekarang udah engga lagi."

Shella yang ngedengar itu langsung ngegas. "Wah berarti lo jarang mandi ya? jorok banget!" Shella menutup hidung memperagakan orang kebauan.

JEDUARR...

Suara petir bergemuruh memenuhi seluruh penjuru langit, ditambah dengan awan gelap dan didukung oleh semilir angin yang berhembus lumayan kencang.

Shella, gadis yang mendengar gemuruh itu pun sontak menutup kedua telinganya menundukan kepalanya dan memejamkan matanya sehingga sebagian wajahnya tertutup oleh rambut.

Tubuh Shella bergetar hebat akibat suara gemuruh itu matanya terpejam ingatan itu kembali lagi selalu kembali disaat Shella mendengar suara petir yang keras.

Satu persatu memori Shella kembali memulih kepingan-kepingan masa lalunya kembali terakit bagaikan pemutaran film yang sangat sempurna.

Seorang gadis kecil berumur sekitar 5 tahun sedang bermain dengan boneka kecilnya tangan kecil nan lentiknya sangat lincah menggoyangkan kekanan dan kekiri boneka miliknya.

Sambil bersenandu ria menanyikan lagu 'tik tik bunyi hujan diatas genting' sebab diluar sana sedang hujan deras, Wangi semerbak tanah yang tersiram air hujan sangat dominan ditambah lagi dengan campuran aroma nikmat dari dalam dapur.

JEDUARR...
Suara gemuruh petir membuat gadis itu tersentak sehingga melempar bonekanya kesembarang arah, tubuh kecilnya berlari kearah dapur mencari sosok sang ibundanya.

Menubruk kaki sang ibunda yang sedang memotong cabai, Ibunya pun membalikan badan berjongkok lalu memeluk tubuh anaknya yang sudah bergetar hebat akibat ketakutan, sesekali sang ibu menepuk-nepuk bahu putri kecilnya.

"Bun Shella takut," ucap Shella terbata-bata, air matanya sudah membasahi seluruh pipi cubby nya.

Rika, Ibunda Shella melepas pelukanya lalu mengaitkan kedua tanganya dipipi shella, mengusap air mata Shella menggunakan ibu jari milik Rika.

"Jangan takut sayang, ada bunda disini." Rika menenangkan putrinya lalu kembali memeluk Shella.

Berselang beberapa detik suara gemuruh terdengar lagi, namun kali ini lebih kencang.

JEDUARRRR...
Shella semakin mempererat pelukanya tubuh kecilnya semakin bergetar hebat. Hanya ada Shella dan ibunya dirumah ini Javar-Ayah Shella sedang berada dikantornya dan Adrio-Abang semata wayangnya sedang menjalankan tugasnya sebagai murid disekolah yaitu masih dalam proses belajar.

Tercium aroma sengit dari arah ruang depan, Rika yang sadar dengan bau itupun segera menggendong Shella dan melihat apa yang menyebabkan bau sengit ini.

Betapa terkejutnya Rika si jago merah sudah berhasil menerangi ruangan depan rumahnya, mungkin kebakaran ini terjadi akibat korsleting listrik, matanya memanas fikirannya kemana-mana jantungnya berdegup kencang ditambah lagi dengan Shella yang mengeratkan tangannya dileher Rika.

Rika segera berjalan menuju pintu namun tubuhnya yang lumayan besar tidak akan bisa melewati kobaran api yang semakin membesar dan menyebar.

Sialnya dirumah ini hanya ada satu akses untuk keluar dan masuk rumah, yaitu pintu disebrang sana. Rika menurunkan Shella dari gendongannya lalu memegang kedua bahu anaknya.

"Sayang, kamu keluar duluan ya lari yang cepat." Perintah Rika kepada shella. Shella menggeleng cepat.

"Engga mau, Shella engga mau tinggalin bunda disini sama om api jahat!" air mata Shella sudah mengalir deras begitupun Rika.

"Dengerin bunda." Rika meyakinkan Shella, "Kalo adek udah keluar terus adek teriak-teriak minta tolong bunda engga apa-apa disini," sambung Rika mantap.

Anggukan kecil diberikan Shella, Rika membuka pasmina yang ia pakai lalu segera memakaikan pasmina itu pada tubuh kecil anaknya.

Shella berjalan tertatih-tatih melewati kobaran api yang sudah sangat besar disebrang sana.

Saat berhasil meraih Knop pintu Shella segera keluar lalu teriak-teriak meminta bantuan kepada para tetangga. Tak perduli betapa besar hujan yang turun tetapi dirinya hanya perduli tentang kondisi ibunya.

Api berhasil dipadamkan setelah datang bantuan dua mobil ambulan dan beberapa warga. Shella sudah ditemani oleh ayah dan abangnya.

Rika sudah ada dirumah sakit setelah berhasil diselamatkan oleh anggota pemadam kebakaran yang menerobos kobaran api yang membesar.

Dirinya harus dirawat itensif karna ada luka bakar disebagian tubuhnya dan saat ditemukan Rika sudah tidak sadarkan diri akibat terlalu banyak menghirup karbondioksida yang ada didalam asap.

Shella tak berhenti-henti berdo'a dan menyebut nama ibunya semoga lekas sadar diri dan sembuh.

Dua hari tidak sadarkan diri, Rika akhirnya menghembuskan napas terakhirnya disamping Shella, Adrio dan suaminya.

Setelah kejadian itu Javar-ayah Shella membeli rumah yang tidak jauh dari rumah Fatih, siapa sangka Fatih menjadi sahabat terbaiknya hingga saat ini.

Entah sebuah kebetulan atau sebuah keberuntungan Fatih menemukan Shella, begitupun Shella yang hidupnya jauh lebih baik ketika Fatih datang membawa sebuah kertas kecil untuknya dimasa lalu.

Tubuh Shella begetar hebat, isak tangis terdengar diiringi rintik hujan yang deras.

Bisa di seimpulkan Shella adalah penderita Astraphobia, suatu penyakit yang merasakan ketakutan hebat saat mendengar suara petir. Penyakit ini bukan dari bawaan lahir, tapi karna Shella memiliki masa lalu yang kelam menyangkut petir.

Rapuh dan lemas itu yang dirasakan oleh Shella setiap kali memori itu kembali berputar diotaknya pikirnya hanya bertujuan pada kenangan hitam lalu.

Dirinya tak kuasa saat mengingat kenangan itu, dirinya selalu merasa bersalah Shella menganggap bahwa dia lah penyebab kematian ibundanya.

Fatih mendekat lalu memeluk tubuh Shella erat, Fatih tau apa yang Shella rasakan saat ini Fatih sudah tahu semua tentang Shella dari mulai yang Shella sukai hingga yang tidak disukai, dari mulai yang Shella senangi dan Shella takuti.

Shella sudah sangat terbuka dengan Fatih, dia menganggap Fatih adalah pangeran yang tuhan utus dari nirwana.

Sesekali Fatih mengelus tubuh kecil Shella berkeinginan menenangkan, "Pliss jangan nangis, lo tau kan dari dulu air mata lo selalu jadi kelemahan gue." Fatih kembali mempererat pelukannya begitupun Shella.

Shella menenggelamkan kepalanya didada bidang Fatih seperti yang dulu dia lakukan pada ibundanya saat hujan dan petir datang.

Isak tangis Shella mereda bersamaan dengan meredanya rintik-rintih hujan, wajahnya yang memerah akibat menangis membuat dirinya terlihat sangat imut dan cantik.

Shella melepas pelukannya namun menundukan Kepalanya, Fatih mengaitkan kedua tangannya dikedua pipi cubby Shella mengapus jejak air mata menggunakan ibu jarinya lalu tersenyum manis didepan Shella.

"Udah ya jangan nangis, ada pangeran disini," ucapan Fatih diberi anggukan kecil oleh Shella.

"Pangeran engga bakal biarin ratunya nangis." Sambung Fatih. Pangeran yang di dunia dongeng kah? Bisa aja nih bang Fatih, bikin hati orang berbunga-bunga.

"Makasih," balas Shella pada Fatih. Fatih pun tersenyum simpul lalu menaikan salah satu alisnya.

"Makasih buat apa?" Tanya Fatih.

Shella menarik napas pelan lalu menghembuskannya, "Makasih udah mau jadi sahabat terbaik gue dari dulu Alfatih Putra Khadzama." Shella tersenyum malu menatap Fatih.

Fatih terkekeh kecil mengusap hidung mancungnya sekilas, "Hm, kita mau disini aja nih ga mau pulang?"

"Pulang!" Seru Shella.

Mereka berdua pun pulang, melewati jalan yang basah akibat hujan dan wangi semerbak tanah yang dibanjiri oleh air hujan.

Membelah kembali jalanan kota dengan sangat indah, dengan hawa sejuk nan semilir angin yang menambah kenyamanan berkendaranya.

⚊✳⚊✳⚊✳⚊✳⚊✳⚊✳⚊✳⚊✳⚊

Kelarrr!!!!!

authornya jadi pengen dipeluk sama abang fatih wkwkw.

yukss jangan lupa vote dan komennya ya!!!

jangan nunggu part selanjutnya karnya nunggu itu engga enak,mendingan komen aja yang banyak nanti author publis part selanjutnya mwehehe!!

Happy reading babe💜
salam literasi indonesia♡

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top