1- Fanny
Wanita bertopeng silver menarik perhatian Arga yang tengah duduk disalah satu meja diujung tidak jauh dari wanita itu. Ia menatap wanita itu berjalan kesana kemari menemui rekan bisnisnya. Lekuk tubuhnya yang sexy, rambutnya yang panjang diurai hingga menyetuh langsung dengan kulit punggungnya dan bibirnya yang penuh menggoda di oles oleh lipstik merah membuat semua pasang mata pria menatapnya penuh minat.
Seakan di perhatikan, wanita yang bernama Fanny tersebut melihat keseluruh penjuru gedung hotel ini dan seketika matanya menatap seorang lelaki dengan topeng hitam menutupi sebagian wajahnya. Walaupun mukanya ditutupi topeng, ia mengetahui jika itu adalah Arga. Orang yang dulu sangat ia cintai bahkan hingga saat ini masih berada di hatinya. Ia belum siap untuk bertemu dengan Arga lebih baik ia pergi dari hadapannya.
Arga yang mengetahui wanita itu pergi secara terburu-buru seperti melihat hantu membuatnya tersenyum dan mengatakan.
"Aku akan mendapatkanmu Princess, kau milikku."
.
.
Pusing itu yang Fanny rasakan saat ini, setelah pertemuan tidak sengajanya tadi dengan Arga membuat kepalanya serasa dijatuhi batu yang sangat besar hingga membuat kepalanya seakan mau pecah. Fanny duduk disalah satu mejanya yang kosong untuk beberapa saat hingga asistennya menghampiri dirinya.
"Are you ok?"
"I'm ok, April."
"Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu Fanny."
"Baiklah."
Fanny dengan April berjalan menghampiri lelaki yang memunggunginya, pakaiannya yang rapi dengan setelan jas warna hitamnya membuat badan berotot pria itu nampah indah dengan balutan jas.
"Hem.. Pa apakah bu Fanny yang anda maksud?" Ucapan April, membuat Arga membalikan tubuhnya menghadap kedua wanita yang telah ditunggunya.
"Ar..Arga." Ucapan fanny membuat alis Arga mengkerut.
"Kau mengenalku?" Tanya Arga dengan menunjuk dirinya sendiri. Fanny berfikir apa Arga tidak mengenali dirinya? Apa perubahannya begitu berbeda hingga Arga sama sekali tidak mengenalinya? Fanny dengan cepat menggelengkan kepala tidak ingin membuat Arga curiga padanya, apalagi mengetahui identintasnya.
"Tidak.. saya tidak mengenal anda." Kata-kata Fanny hanya ditanggapi oleh Arga dengan Anggukan, "jadi ada keperluan apa Anda memanggil saya?" Tanya Fanny.
"Hampir saja saya lupa, Saya disini ingin berkenalan dengan anda."
"Maaf saya tidak butuh berkenalan dengan anda, saya permisi."Fanny meninggalkan mereka berdua, ia tidak ingin mengenal Arga saat ini. Ia melangkahkan kakinya menuju toilet wanita.
"Semuanya berubah." Kata-kata Fanny tepatnya pada diri sendiri. Sedikit terlintas kejadian dimana awal pertemuannya dengan Arga.
Flashback On
"Aw.."
"Kalau melintas jalan itu hati-hati.''
"Maaf."
"Jangan mengatakan maaf, hanya karena lukamu."
Arga membantu Fanny berdiri dengan satu tanggannya yang di kaitkan pada pundak, sampai di sekolah Nusantara. Mereka berdua diperhatikan semua orang bahkan berita bahwa Arga menyelamatkan Fanny tersebar seluruh sekolah. Siapa yang tidak mengenal Arga? Prince disekolah. Tampan, kaya dan baik hati.
Arga mengantar Fanny hingga di depan kelasnya,banyak orang yang menyidir Fanny yang menggoda Arga untuk menolongnya. Kebaikan Arga membuat Fanny terkagum-kagum bahkan diam-diam Fanny selalu mengikuti Arga kemanapun dan memotret setiap kali Arga melakukan sesuatu, hingga saat siang itu ia membawakan makanan untuk Arga di kantin.
"Ini untukmu." Kata Fanny malu-malu.
"Arga tidak butuh makanan darimu, Jelek." Itu bukan Arga yang mengucapkan, melainkan wanita yang sedang duduk manja di sebelah Arga yaitu Crystabel.
"Maaf, aku tidak butuh makananmu." Ucap Arga datar tanpa melihat Fanny, Walaupun Arga selalu menatapnya sebelah mata. Tapi ia tidak akan menyerah untuk memperjuangkan cintanya.
Flashback off
Brak...
Pintu toilet terbuka sangat lebar hingga menimbulkan suara detuman yang keras.
"Apa yang kau lakukan?" Ucap Fanny kaget melihat lelaki yang di hindarinya ada di depannya sekarang.
"Aku?" Tunjuknya pada diri sendiri, Arga berjalan lebih dekat dengan Fanny hingga tidak ada jarak lagi diantara mereka.
"Jangan berpura-pura lagi."
"Ma..maksudmu?"
"Katakan siapa sebenarnya dirimu."
"Saya tidak mengerti dengan apa yang anda bicarakan, permisi." Fanny pergi dari hadapan Arga. Namun, belum keluar dari toilet tangan Fanny sudah ditarik oleh Arga. Dengan gerakan cepat ia mengunci pergerakan Fanny dan mencium bibirnya yang sedari tadi menggodanya untuk dicium.
Plak..
Satu tamparan berhasil mendarat di pipi Arga yang mulus, Fanny sebenarnya tidak ingin menampar pipi Arga, tapi kelancangan Arga yang tiba-tiba menciumnya membuat ia berfikir untuk memberikan sebuah pelajaran agar tidak pernah berbuat seenaknya.
"Apa yang kau lakukan hah!" Marah Arga.
"Jangan pernah menyentuhku."
"Ck, tidak pernah ada yang menolakku. Jangan besar kepala hanya aku mengikutimu. Aku tau kamu menyembunyikan sesuatu yang besar dan aku akan mencari tahu apa yang kau sembunyikan." Itulah kata-kata terakhir yang Arga ucapkan untuknya sebelum pergi dari hadapannya.
Arga mulai mecurigai Fanny, setiap kali Arga menatap mata Fanny seperti ia melihat seseorang dari masa lalunya. Tapi siapa? Dia harus mencari tau siapa sebenarnya wanita cantik yang menarik perhatiannya itu.
Fanny kembali ke pesta dengan riasanya yang telah diperbaiki, akibat ciumannya pertamanya dengan Arga membuat lipstik Fanny berantakan dan akhirnya ia harus merias kembali bibirnya. Fanny tidak menemukan Arga di pestanya kali ini, apa mungkin dia sudah pulang akibat tamparannya tadi? Pertanyaan dan rasa penyesalannya akibat menapar Arga hilang begitu saja saat melihat Arga tengah bercumbu dengan wanita lain di meja yang paling pojok, tanpa malu Arga mencium wanita itu di depan umum. Disaat Fanny tengah menatap Arga yang sedang bercumbu tidak sengaja matanya saling beradu, dengan cepat Fanny memalingkan wajahnya.
"April, kita pulang sekarang." April menatap Fanny degan heran.
"Kenapa terburu-buru?"
"Saya sedang tidak enak badan."
"Baiklah kita pulang sekarang." Fanny dan April berjalan beriringan keluar dari gedung yang megah ini, Arga menatap kepergian Fanny dengan intens. Ia akan mendapatkan Fanny dengan berbagai cara dan ia yakin jika Fanny adalah takdirnya. Arga pergi meninggalkan wanita yang tadi dia ajak bercumbu.
"Sayang... kita belum selesai."
"Saya tidak punya urusan lagi dengamu, terima kasih atas ciuman tadi." Ucap Arga pergi meninggalkan gedung mewah ini. Diam-diam Arga mengikuti mobil Fanny pergi kemanapun tanpa diketahui oleh sang pemilik mobil yang ia ikuti.
Mobil itu berhenti di depan rumah yang dibilang sangat besar, di depan rumah itu tertera nama Grece yang ia ketahui itu adalah nama keluarga pengusaha terkenal di Asia. Apa mungkin Fanny salah satu anggota keluarga Grece? Dari penampilannya sudah memperlihatkan bagaimana elegannya seorang anggota Grece. Arga tersenyum licik. Kesempatan ini tidak akan di sia-siakan olehnya, selain ia akan mendapatkan Fanny. Dia juga akan menjalin bisnis dengan perusahaannya yang akan sangat menguntungkan baginya.
Sepanjang perjalanan hingga sampai di kediamannya Fanny hanya terdiam memikirkan Arga yang berubah, kenapa lelaki itu tidak seperti dulu? Memang wajahnya dan karakter dinginnya masih sama. Tetapi, sekarang Fanny merasakan ada yang berbeda dari Arga, dia berubah menjadi brengsek.
Fanny juga heran kenapa hatinya tidak pernah berubah untuk Arga bahkan ini sudah hampir 5 tahun ia tidak pernah bertemu dengannya lebih tepatnya ia pergi ke luar negri untuk merubah wajah dan badannya menjadi cantik seperti sekarang, ia dulu bertekat berubah dengan mencuci wajahnya 5 kali sehari, olahraga 2 kali sehari dan hanya makan buah-buahan setiap kali dia lapar. Hasilnya sekarang dia cantik, semua orang tidak mengenalnya dan tidak mengejeknya seperti dulu. Kepulangannya ke Indonesia tidak ada yang mengetahuinya bahkan saat tiba di Indonesia ia langsung pergi ke pesta tanpa mengunjungi kedua orang tuanya.
Tok.. Tok..
Ceklek..
"Cari siapa?" Tanya ibu Fanny yang bernama Lely Grece, bahkan ibunya sendiri tidak mengenal Fanny.
"Aku Fanny mom." Sontak Lely melebarkan matanya tidak percaya, anaknya yang dulu gendut, jelek dan banyak jerawat sekarang berubah menjadi putri yang sangat cantik.
"Fanny... anakku, kamu berubah." Lely memeluk Fanny dengan erat , dia kangen dengan anaknya ini. Tapi dia juga sedih perubahannya karena seseorang yang dia cintai agar dia tidak dipandang oleh sebelah mata. Hanya demi berubah Fanny pergi keluar negri meninggalkan kedua orangtuanya yang khawatir terjadi sesuatu pada anak bungsunya itu.
"Sudah mom, malu diliatin April." Bisik Fanny tepat pada telinga Lely,
"Anak momy sudah besar yahh."Goda Lely.
"Mom perkenalkan ini April asistenku dan sekaligus teman baikku di Amerika."
"Senang bisa bertemu dengan nyonya Grece." Salam April.
"Makasih kamu telah menjaga anak manja saya April."
"Mommm..." Rengek Fanny, Lely hanya tersenyum melihat anaknya. Memang Fanny berubah dalam bentuk fisik tapi hati dan sifatnya masih sama dengan Fanny nya dulu, Manja pada siapapun yang dia sayangi.
"Mari masuk." Fanny, Lely dan April masuk kedalam rumah, Fanny melihat ayah dan kakanya sedang duduk menonton acara di televisi dan menghiraukan orang yang datang. Fanny dengan lancangnya duduk disebelah sang ayah yang tengah fokus menonton. Fanny memeluk ayahnya.
"Apa-apaan kamu? Siapa kamu beraninya memeluk saya." Ayah Fanny marah karena diperluk olehnya dengan tiba-tiba.
"Ayah tidak mengenalku?" Ayahnya yang bernama Johan hanya bisa menggelengkan kepalanya, " Aku Fanny ayah." Ayah menatap tidak percaya padanya dan sang kaka yang dari tadi fokus melihat acara televisi, sekarang menoleh melihat Fanny yang tersenyum geli melihat expresi ayah dan kakanya.
"Fany!" Teriak kakanya yang bernama Rendy, dia langsung berlari dan memeluk fanny dengan erat seperti Lely tadi. Sedangkan Johan mengacak rambut anaknya itu yang sudah lama baru kembali.
"Kamu berubah nak, Dady hampir saja menamparmu yang lancang memeluk dady."
"Mana mungkin Dady menapar anak kesayanganmu ini." Ucap Fanny.
"Itik buruk rupa berubah menjadi Angsa putih yang cantik." Ucap Rendy.
"Kaka, apaan sih." Semua orang tersenyum melihat Rendy yang terus menggoda Fanny. Semua orang percaya dengan tekat yang kuat akan menghasil hasil yang memuaskan seperti Fanny, dia bertekat untuk berubah dan hasilnya pun dia dapatkan. Segala sesuatu harus niat dan kemauan yang tinggi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top