Prolog

"Hosh..hosh..hosh.."

Nafasku memburu. Suara teriakan dan juga tangisan meminta tolong masih terdengar samar - samar di telingaku. Aku kabur. Aku melarikan diri dari tanggung jawabku.

Aku sangat mencintai sang raja. Untuk itulah aku terpaksa melakukan ini.

Langkah ketakutanku telah berhasil membawaku dan juga sang raja ke tengah hutan. Hanya hening yang menyelimuti.

"Uhuk..uhuk..." tiba - tiba sang raja terbatuk. Darah segar keluar dari mulutnya.

"Yang mulia, bertahanlah!" ujarku takut.

"Sudah cukup." katanya.

"Apa?" tanyaku bingung.

"Jangan lari lagi." jawabnya pelan.

Aku terdiam menatapnya. Manik langit malam milik sang raja nampak berkaca - kaca dan putus asa.

"Kenapa kita lari?" tanya sang raja.

Tes...

Satu tetes bulir bening jatuh dari sudut mata kiriku. Aku menggigit bibir. Ingin menjawab namun jawabannya tidak mungkin kuucapkan.

"Mengapa keputusanmu seperti ini?" tanya sang raja lagi.

Aku masih diam.

"Kenapa? Jawab aku!!" pinta sang raja mulai kehabisan kesabaran.

"Karena aku mencintaimu!!" jawabku tak punya pilihan.

Kali ini sang raja yang terdiam. Ia tak mau menatapku.

Tiba - tiba suara gaduh dari Pasukan Kerajaan musuh mulai terdengar. Langkah kaki mereka yang dilapisi oleh sepatu besi platina itu semakin mendekat. Aku menatap sang raja kemudian tersenyum miris.

"Yang mulia.." ucapku pelan.

"Biarkan aku mati..." ucapnya parau.

Aku menggeleng pelan sembari menahan isak tangisku.

"Tak akan kubiarkan kau mati." gumamku.

"Apa maksudmu?" tanya sang raja.

"Yang mulia, izinkan aku menjagamu sampai ada seseorang yang membangunkanmu." ujarku tak menjawab pertanyaan sang raja.

👑

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top